Berawal dari Kebaikan & Keburukan yg merupakan satu kesatuan yg tidak bisa dipisahkan,karena kedua-nya saling membutuhkan,tdk ada "Kebaikan" bila tak ada "Kerusakan",begitu pun sebaliknya.
Ketika Kebaikan dijunjung tinggi , selintas terpikir dikarenakan "Kerusakan" lah kita bisa belajar tentang "Kebaikan".
setiap manusia memiliki potensi untuk kebaikan dan keburukan.lewat manusialah kebaikan dan keburukan exist.hingga manusia yg satu menjadikan manusia yg lainnya sebagai instrument untuk melanjutkan proses rasionalitas-nya(walaupun bukan hanya manusia saja tapi setiap makhluk yg ada di alam semesta raya ini)
disaat pelaku kebaikan dan keburukan saling membutuhkan satu sama lainnya
dan proses rasionalitas hanya berlaku dikehidupan ini saja,
lalu bagaimana nasib pelaku keburukan yang susah untuk mengidentifikasi "KEBURUKAN" itu sendiri, dikarenakan lemahnya Rasionalitas (Semua itu disebabkan potensi diri,latar belakang,interaksi sosial (History Sosiology) yg kurang mendukung)
apakah proses rasionalitas ini berlanjut dikehidupan selanjutnya ....ataukah ada perulangan ?
Mohon Pencerahannya

:rose

salah kamar ...thread pindah ke
http://ceriwis.us/showthread.php?...#post377571413