FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Nasional Berita dalam negeri, informasi terupdate bisa kamu temukan disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Jakarta Penolakan kunjungan kerja anggota DPR ke luar negeri terus disuarakan berbagai kalangan. Mulai dari tokoh di Tanah Air hingga masyarakat Indonesia yang berada di luar negeri. Tak hanya pelajar, dubes pun pernah menolak. Sayangnya, anggota Dewan tetap bebal dan menutup telinga. Khusus di luar negeri, aksi penolakan tidak hanya dilakukan oleh para pelajar. Salah seorang dubes RI di Swiss juga sempat mengecam kunjungan DPR ke luar negeri. Menurut catatan detikcom, Jumat (27/4/2012), Dubes RI di Swiss, Djoko Susilo, pernah ikut menentang kunjungan kerja anggota Dewan ke luar negeri pada April 2011. Dia pun pernah menolak permintaan kunjungan karena menilai aktivitas itu tidak efektif. "Berdasarkan pengalaman saya setahun jadi dubes. Bukan hanya di Swiss tapi berdasarkan informasi dari teman-teman dubes di Eropa seperti Belanda, Jerman dan Prancis, 90 persen tidak ada manfaatnya," kata Djoko. Djoko menolak dengan tegas kunjungan kerja yang bersifat asal-asalan. Bagi politisi PAN ini, kunjungan ke luar negeri bisa dibenarkan asal memiliki tujuan yang jelas. Karena itu, Djoko menolak setiap kunjungan anggota Dewan ke Swiss jika tak memiliki agenda yang pasti. Bila kegiatan yang dilakukan kurang dari 70 persen waktu kunjungan, jangan harap bisa mendapat izin dari Djoko. "Kalau tidak seperti itu, batalkan saja. Saya pernah menolak kunjungan DPRD Sumatera dia datang ke sini 5 hari, tapi hanya mengalokasikan 5-6 jam untuk acara," tegasnya. Aksi penolakan kunker DPR kel luar negeri yang dilakukan pelajar pernah dilakukan dua kali. Pertama, terjadi di Australia pada tahun lalu. Saat itu, Ketua PPI Australia M Subhan Zein meminta kunjungan anggota Komisi VII DPR ke negeri Kanguru pada April-Meil 2011 dibatalkan. Alasannya, kunjungan itu dilakukan bertepatan dengan masa reses paskah parlemen Australia. Karena itu, kunjungan tidak akan efektif karena tak ada pengambil kebijakan yang bisa ditemui. Namun, akhirnya kunjungan tetap dilakukan. Para anggota DPR bersikukuh apa yang dilakukannya bukan pelesir, melainkan untuk menggodok RUU Fakir Miskin. Tapi cerita tak berhenti di situ. Saat pertemuan dengan para mahasiswa, terjadi insiden lucu ketika para anggota Dewan lupa alamat email komisi VIII dan malah mengarang alamat email tertentu, yakni Komisi VIII @yahoo.com. Sedangkan yang terbaru adalah kunjungan kerja Komisi I DPR RI ke Jerman. Kunjungan ini mendapat kejutan dari mahasiswa Indonesia yang kuliah di sana. Mereka menyentil anggota dewan yang bertandang ke Berlin. Aksi ini terekam dengan baik dalam video yang diupload di Youtube tanggal 25 April 2012. Lewat summary singkat video itu diinformasikan pertemuan terjadi tanggal 24 April 2012. Video berjudul 'Aksi Protes PPI Berlin-Jerman Terhadap Komisi I DPR-RI' dibuka dengan gambar kedatangan anggota dewan di Airport Tegel-Berlin. Tertulis di subtitle video 'Beberapa membawa keluarga'. Ada sekitar 15 mahasiswa dari PPI Jerman, PPI Berlin, dan NU yang datang dalam acara itu. Selain berorasi mereka juga merentangkan spanduk putih yang berisi tulisan kritik dalam warna merah. Di akhir pidato, orator berwajah muda usia itu berkata,"Dengan melihat rendahnya urgensi kedatangan yang telah menghabiskan dana Rp 3,1 miliar, kami Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) bersama dengan PPI Berlin dan NU Jerman menolak kedatangan ibu-bapak wakil rakyat berserta keluarga dan rombongan." Dengan semua aksi penolakan ini, apakah anggota Dewan tetap akan melakukan kunjungan kerja ke luar negeri? Terkait:
|
#2
|
||||
|
||||
![]()
Perawan ndan
![]() Setuju, dubes RI harus tegas. Masa kunjungan 5-6 jam disananya 5-6 hari? ![]() |
#3
|
|||
|
|||
![]()
itu bawa2 keluarga palingan keluarganya yg minta ikut..
:P |
#4
|
||||
|
||||
![]()
Klu Mmg Ada knjungan mah ga Ush byk2, biar ga kyk tour , insya Allah lbh bs diterima.
Last edited by putra1st; 28th April 2012 at 05:38 PM. |
#5
|
||||
|
||||
![]()
ditolak rakyat sendiri di negara lain..bener2 menyedihkan..
![]() |
![]() |
|
|