FAQ |
Calendar |
![]() |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Persetubuan Anak
Orang Tua Jangan Gaptek, Bukan Salah Facebook-nya ![]() Ari Power Jakarta - 'Alow lam kenal ya'. Begitulah kira-kira kalimat yang sering di-posting di dinding (wall) oleh mereka yang baru saling kenal via situs jejaring sosial Facebook. Tapi siapa yang menyangka perkenalan manis itu bisa berujung pahit? Hal itulah yang dialami Nova (14), Abelina (14) dan terakhir AS (14). Ketiganya dicari orang tua mereka karena kabur dari rumah. Mereka pergi bersama laki-laki yang dikenal melalui Facebook. Nova dan AS, keduanya warga Tangerang, diketahui meninggalkan rumah demi seorang laki-laki yang sudah menjadi pacarnya. Ya itu tadi, mereka pacaran karena 'dipertemukan' Facebook. Alhasil, keduanya pun akhirnya melakukan hubungan intim. Terlepas apakah ada rasa suka atau saling cinta di antara mereka, yang jelas membawa kabur dan menyetubuhi anak di bawah umur itu melanggar UU Perlindungan Anak. UU tersebut menyebut, anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. "Tersangka membawa lari anak di bawah umur," kata Kapolres Kota Tangerang, Kombes Maruli Simanjuntak, kepada detikcom, Kamis (11/2/2010). Maruli sedang berbicara tentang AGM, tersangka yang membawa kabur AS. Selain dijerat pasal 332 KUHP, AGM juga dijerat dengan pasal pasal 81 ayat 2 UU Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal yang tidak main-main. Pasal 81 UU Perlindungan Anak menyebutkan, setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 tahun dan paling singkat 3 tahun dan denda paling banyak Rp 300 juta rupiah dan paling sedikit Rp 60 juta rupiah. Kisah AS dan AGM ini harus berakhir di sebuah hotel di kawasan Cibitung, Kabupaten Bekasi. AGM diciduk oleh petugas saat sedang 'ngamar' dengan pacarnya. Diketahui mereka sudah empat hari lamanya berada di hotel. Jauhnya jarak Tangerang-Cibitung tak menghalangi AS untuk mendatangi pacarnya yang berada di Bekasi. AS pun akhirnya minggat demi seorang pria pengangguran pada 1 Februari lalu. Ia juga membawa uang Rp 5 juta milik orang tuanya. Pengamat psikologi anak yang juga Ketua Komnas Perlindungan Anak, Seto Mulyadi, mengatakan kasus yang menimpa Nova, Abelina, dan AS merupakan fenomena gunung es dan sudah berlangsung lama. Media perkenalannya pun berganti-ganti mengikuti perkembangan zaman. Mulai dari radio, SMS dan situs jejaring sosial seperti Facebook sekarang ini. "Jadi jangan salahkan Facebooknya," kata pria yang akrab disapa Kak Seto kepada detikcom, Jumat (12/2/2009). Menurut Kak Seto, setiap teknologi pasti bermata dua. Ada sisi baik dan sisi buruk. Bagaimana menghilangkan sisi buruknya, kata dia, tergantung si pemakai. Untuk kasus Nova, Abelina dan AS, Kak Seto menilai kejadian ini disebabkan karena kurangnya komunikasi antara orang tua dan anak. "Nggak bisa curhat kepada orang tuanya, anak larinya ke luar. Apakah itu lewat FB, kopi darat, dan sebagainya. Karena anak tidak mendapatkan tempat yang nyaman di rumah," jelas Kak Seto. Hal ini tampak dari apa yang dialami Nova. Keluarga Febriari alias Ari Power, pacarnya yang dikenal via facebook, menduga Nova memiliki masalah keluarga sehingga memilih kabur menemui Ari. Saat ditanya masalahnya, Nova hanya menangis. "Dia nangis-nangis ditanya kenapa mau pergi dari keluarga. Cuma bilang ada masalah keluarga tapi nggak jelasin apa," kata ayah Ari, Fakhruddin (Udin). Selain menjaga komunikasi yang baik dengan anak, orang tua juga diharapkan tidak gagap teknologi (gaptek). Orang tua juga harus mengikuti perkembangan obrolan-obrolan anak, misalnya tentang situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, dan sebagainya. "Bukan untuk mengawasi akun si anak. Tetapi setidaknya bisa menjaga komunikasi dengan anak," katanya. (lrn/fiq) untuk orang tua nih... |
#2
|
|||
|
|||
![]()
tulll! bukan salah facebook tapi orang tua, secara tu anak masih dibawah umur...beri pengertian yang bener sama anak, jangan asal di lepas...
|
#3
|
||||
|
||||
![]()
Bener-bener, gak perlu nyalahin fbnya... Takutnya fb bakal dilarang entar...
|
#4
|
||||
|
||||
![]()
ini sebenernya juga bukan salah FB ataupun orangtua...
salah diri sendiri.... |
#5
|
|||
|
|||
![]()
--- kayaknya korban� lainnya belum terungkap nehh
![]() --- kalo menurut saya, pengawasan ortu lebih ketat dan dari fb juga ada warning atau tambahan protection nya ![]() --- jadi jangan hanya user aja yg disalahkan, ![]() --- kalo fb ga ada, apakah masih terjadi yg spt ini ????? --- salam ![]() |
![]() |
|
|