SUMBER
Jakarta - Hari pers 9 Februari memang telah lewat. Namun, meriahnya hari jadi pers itu masih terasa sampai sekarang. Apa gerangan yang membuat ramai? Tidak lain foto Ketua Umum PWI Margiono yang tengah mencium tangan SBY.
Sebenarnya foto itu sudah dipublikasikan Jawa Pos 10 Februari sebagai HL koran itu. Dan ternyata pembahasan mengenai foto itu masih awet. Hingga Jumat (12/2/2010), di situs pertemanan sosial Facebook dan Twitter, sejumlah orang masih ramai mengomentari cara unik Margiono menyalami SBY itu.
Ada yang pro dan ada yang kontra. Ada pula pemberi komentar yang keheranan, bahkan mengaitkannya dengan independensi pers terhadap kekuasaan.
Komentar-komentar bernada sindiran umumnya lebih banyak mendominasi di facebook maupun twitter. Misalnya "Agak berlebihan PWI ini", atau "Bukan dari dulu PWI tunduk sama kekuasaan", dan juga "Bagaimana media mau mengontrol kekuasaan jika pimpinan organisasi jurnalis menyembah penguasa?".
Namun dari puluhan orang yang berkomentar atas foto itu. Ada pula yang pro dengan cara Margiono mencium tangan SBY. Mereka umumnya mengapresiasi gaya Margiono yang menghormati orang yang lebih tua.
Berikut komentar-komentar yang mendukung. "Bukan menjilat, tapi menghormati orang yang lebih tua. Ini baru namanya wartawan senior yang baik hati dan berbakti kepada pemimpin," tulis seorang facebooker.
Komentar-komentar atas foto itu memang bermacam-macam. Mulai dari yang halus sampai yang kasar, bahkan ada juga yang lucu-lucu.
Sayangnya Margiono yang hendak dimintai pendapatnya perihal ini tidak bisa dihubungi. Ketika detikcom menghubungi, telepon selulernya tulalit. Namun, banyak wartawan senior yang memaklumi gaya Margiono itu, karena dari dulu Margiono sering mencium tangan orang yang dituakan.
(ndr/asy)