Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > News > Nasional

Nasional Berita dalam negeri, informasi terupdate bisa kamu temukan disini

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 27th October 2010
satisfactionist's Avatar
satisfactionist satisfactionist is offline
Ceriwiser
 
Join Date: Oct 2010
Posts: 456
Rep Power: 16
satisfactionist ceriwis bangetsatisfactionist ceriwis bangetsatisfactionist ceriwis bangetsatisfactionist ceriwis bangetsatisfactionist ceriwis bangetsatisfactionist ceriwis banget
Default Negeri Ini Langganan Bencana Alam, Tapi Sayang Peralatan BKMG Amat Miskin dan Minim



Ahli Prihatin BMKG 'Miskin' Alat


Rabu, 27 Oktober 2010 | 05:07 WIB

INILAH.COM, Jakarta- Bencana tsunami diakui ahli geofisika sulit untuk dideteksi. Meskipun begitu, ketidakmampuan BMKG menyadari kejadian tsunami dinilai keterlaluan.

Pernyataan ini diungkapkan oleh Geolog Senior Indonesia Awang Harun Satyana saat dihubungi pihak INILAH.COM. Parameter awal pengukuran tsunami diantaranya gempa terjadi di laut, kekuatan gempa diatas 7 SR dan terjadi pada kedalaman yang dangkal.


Namun, ada komponen penting yang tidak dimiliki oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), padahal Indonesia berada di kawasan yang sangat rawan gempa, tsunami dan letusan vulkanik.


"Tiga parameter tadi bisa jadi parameter awal. Namun, untuk mengetahui secara pasti apakah tsunami bisa terjadi atau tidak, kita harus tahu pergeseran batu disana. Menggunakan alat itu, kita bisa tahu lebih jelas. Pergeseran vertikal batuan kemungkinan besar menyebabkan tsunami," ujar Awang.


Selain itu, Awang prihatin atas ketiadaan alat pengukur gelombang di sekitar lokasi tsunami Mentawai, Sumatera Barat, yang menewaskan 23 warga ini. Peringatan dini serta informasi tsunami seharusnya bisa kita ketahui lebih cepat. "Tapi, pengukur gelombang pun kita tidak ada," jelasnya.


Sebenarnya, BMKG bisa menyatakan apakah tsunami sudah benar terjadi berdasarkan laporan masyarakat di daerah itu atapun kenaikan gelombang. Namun, peristiwa terjadi di daerah terpencil dan tidak ada laporan di daerah itu. Maka mereka mencabut peringatan. "Padahal, di tempat itu sudah terjadi," kata Awang menyayangkan.


Selain itu, integrasi antar bidang BMKG dipertanyakan. "Biasanya di sekitar pantai ada pengukur gelombang. Jika pada saat pengukuran itu semua lembaga terkait telah terintegrasi, kita bisa tahu hal itu. Masalahnya peralatan oceonografi dan badan lain yang memeriksa kegempaan jarang terintegrasi," tegas Awang

http://teknologi.inilah.com/read/det...kg-miskin-alat



Inilah Wilayah RI yang Rentan Perubahan Iklim

Selasa, 26 Oktober 2010 | 07:06 WIB

INILAH.COM, Jakarta - Asia Selatan karena populasi yang cepat tumbuh paling rentan terkena banjir, kekeringan, badai dan kenaikan permukaan laut, menurut survei terhadap 170 negara.

Dari 16 negara yang tercantum sebagai berisiko "ekstrim" perubahan iklim selama 30 tahun ke depan, lima berasal dari Asia Selatan, dengan Bangladesh dan India di tempat pertama dan kedua, Nepal di keempat, Afghanistan kedelapan dan Pakistan di 16.


Climate Change Vulnerability Index yang disusun oleh perusahaan penasihat risiko global yang berbasis di Inggris, Maplecroft dimaksudkan sebagai panduan untuk investasi strategis dan kebijakan.


Barometer ini didasarkan pada 42 faktor sosial, ekonomi dan lingkungan, termasuk respon pemerintah untuk menilai risiko populasi, ekosistem dan bisnis dari perubahan iklim.


Asia Selatan sangat rentan karena perubahan pola cuaca yang mengakibatkan bencana alam, termasuk banjir di Pakistan dan Bangladesh tahun ini dan mempengaruhi lebih dari 20 juta orang, kata Maplecroft.


"Ada bukti yang terus bertambah perubahan iklim meningkatkan intensitas dan frekuensi kejadian iklim," kata analis lingkungan perusahaan itu, Anna Moss.


"Perubahan suhu sangat kecil saja dapat memiliki dampak besar pada lingkungan manusia, termasuk perubahan terhadap produktivitas tanaman dan ketersediaan air, hilangnya daratan karena kenaikan permukaan laut dan penyebaran penyakit."


Bangladesh dinilai no 1 karena masalah ganda. Negara ini memiliki risiko tertinggi menyangkut kekeringan dan risiko tertinggi kelaparan.


Negara ini juga berjuang melawan kemiskinan yang ekstrim dan sangat tergantung pada pertanian, padahal sektor ekonomi ini yang paling terpengaruh oleh perubahan iklim.


Adapun India, hampir seluruh wilayahnya memiliki tingkat yang tinggi atau ekstrim terhadap perubahan iklim, karena tekanan penduduk akut dan masalah sumber daya alam, kata Maplecroft.


Sementara wilayah Indonesia masuk berisiko tinggi di Jawa dan Sumatera, namun rendah di bagian pulau Kalimantan

http://teknologi.inilah.com/read/det...erubahan-iklim




kalo berkenan jangan lupa thanks nya dan melon nya ya..trims


Reply With Quote
  #2  
Old 27th October 2010
theghel's Avatar
theghel theghel is offline
Ceriwis Pro
 
Join Date: Jul 2010
Location: TM#45|PIC#043|
Posts: 2,510
Rep Power: 39
theghel is Ceriwis Gurutheghel is Ceriwis Gurutheghel is Ceriwis Gurutheghel is Ceriwis Gurutheghel is Ceriwis Gurutheghel is Ceriwis Gurutheghel is Ceriwis Gurutheghel is Ceriwis Gurutheghel is Ceriwis Gurutheghel is Ceriwis Gurutheghel is Ceriwis Guru
Default

di beberapa daerah, pernah ada alat pendeteksi tsunami..tapi hilang karna di curi..
Reply With Quote
  #3  
Old 27th October 2010
satisfactionist's Avatar
satisfactionist satisfactionist is offline
Ceriwiser
 
Join Date: Oct 2010
Posts: 456
Rep Power: 16
satisfactionist ceriwis bangetsatisfactionist ceriwis bangetsatisfactionist ceriwis bangetsatisfactionist ceriwis bangetsatisfactionist ceriwis bangetsatisfactionist ceriwis banget
Default

Quote:
Originally Posted by theghel View Post
di beberapa daerah, pernah ada alat pendeteksi tsunami..tapi hilang karna di curi..
waduhhh..orang kita tuh bener2 ya ndan..masih aja ada curi2an
Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 04:57 PM.


no new posts