FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Nasional Berita dalam negeri, informasi terupdate bisa kamu temukan disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
|||
|
|||
![]() SUMBER SLAWI, KOMPAS - Seorang pelatih pramuka pada salah satu SMP swasta di Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah diduga mencabuli enam orang siswi di sekolahnya. Saat ini, tersangka, Novi Wirahadi (23), telah ditahan di Polres Tegal. Novi merupakan pelatih pramuka di SMP Muhamadiyah Adiwerna, Kabupaten Tegal. Menurut Kepala SMP Muhamadiyah Adiwerna, Imam Rosyadi, tersangka bukan guru tetap di sekolah tersebut. Meskipun demikian, ia sudah melatih ekstrakurikuler pramuka sejak tiga tahun lalu. Dugaan pencabulan tersebut, lanjutnya, terjadi sekitar Desember 2009. Berdasarkan pengakuan para siswa, tersangka melakukan perbuatannya di sela-sela kegiatan pramuka. Para siswa dipanggil satu per satu, ke ruang OSIS. "Padahal selama kegiatan, ada pembina lain dari guru sekolah, tapi dia (tersangka) bisa mencari celah," ujarnya. Setelah para siswi menceritakan kejadian tersebut kepada guru pembina yang lain, kepala sekolah kemudian memutuskan menghentikan kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Namun, sekolah tidak melaporkan kejadian itu ke polisi. Meskipun tersangka tidak lagi melatih pramuka di sekolah itu, ternyata ia masih sering mengancam para siswi yang menjadi korbannya. Oleh karena itu, sekolah kemudian memutuskan melaporkan kasus tersebut ke polisi, Rabu (10/2/2010) lalu. Kaurbinops Satuan Reserse Kriminal Polres Tegal, Inspek tur Dua Agung Ariyanto mengatakan, pihaknya telah memeriksa enam saksi korban. Berdasarkan pengakuan mereka, para korban diancam oleh tersangka. Tersangka memanggil korban ke ruang OSIS, dengan dalih siswa itu sedang diikuti makhluk halus. Selanjutnya, p ara siswa ditutup matanya dengan kain, dan kemudian diperlakukan tidak senonoh. Atas perbuatan itu, tersangka dikenai pasal 82 Undang-undang RI Nomor 23 tahun 2002, tentang perlindungan anak, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun. Penasaran Tersangka Novi saat ditemui di tahanan Polres Tegal mmengaku melakukan perbuatan tersebut karena penasaran. Hal itu akibat pengaruh film-film porno yang sering ia tonton. Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Tegal, Dimyati mengatakan, kasus tersebut menodai citra pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan kepala sekolah-kepala sekolah dan dinas terkait di wilayah tersebut, untuk melakukan pembinaan. Menurut dia, kejadian itu menjadi pelajaran bagi sekolah yang mengadakan ekstra kurikuler. Kepala sekolah yang menyelenggarakan ekstra, harus ikut memantau dan mengawasai kegiatan tersebut secara ketat. Karena masa SMP dan SMA rawan. Bisa jadi guru sudah pulang, tetapi ternyata siswa belum pulang, ujarnya. (WIE) |
#2
|
||||
|
||||
![]()
itu pelakunya cewek ya????
|
![]() |
|
|