Rumah Sakit Umum (RSU) dr Soetomo Surabaya menerima delapan pasien yang menjadi korban ledakan petasan selama bulan puasa, khususnya dua pekan terakhir.
Korban terbaru yang menjalani perawatan intensif di Instalasi Rawat Darurat (IRD) RSU dr Soetomo adalah Gufron, warga Blegah, Bangkalan Madura. Tangan kanan remaja berusia 16 tahun tersebut terluka setelah petasan yang akan dinyalakan terlebih dahulu meledak ketika merayakan Idul Fitri 1431 Hijriah, Jumat (10/9).
Menurut Kepala Instalasi Rawat Darurat (IRD) RSU dr Soetomo, dokter Urip Murtedjo SpB-KL, korban Gufron baru Jumat malam masuk ruang perawatan. "Pasien baru datang setelah Maghrib," ucapnya ketika dihubungi melalui telepon.
Kata dia, luka yang dialami Gufron tidak terlalu parah. Hanya saja, karena khawatir terjadi infeksi, perawatan intensif tetap dilakukan. Usai menjalani perawatan, diperkirakan korban tidak akan lama menginap di rumah sakit.
Sementara, dari korban yang dirawat di RSU dr Soetomo, lanjut dia, salah satu pasien yang lukanya paling parah adalah Matuni, warga Sumenep, Madura. Bahkan, kedua tangannya harus rela diamputasi. Di samping itu, pada bagian wajah pria berusia 30 tahun ini mengalami luka bakar yang cukup memprihatinkan. "Kondisi dan luka korban cukup parah. Tangannya terpaksa harus diamputasi karena tidak memungkinkan jika tidak dilakukan," ungkap Urip.
Matuni terkena ledakan petasan pada malam takbiran atau sehari menjelang Lebaran. Setelah sempat dirawat di rumah sakit setempat, korban dirujuk di Surabaya karena lukanya yang cukup parah. Dengan demikian, jumlah total korban petasan menjadi delapan orang dengan perincian empat orang dari Bangkalan, serta masing-masing satu orang di antaranya dari Sumenep, Mojokerto, dan Gempol.
Sebelumnya, korban yang masuk ke rumah sakit milik pemerintah provinsi Jawa Timur ini adalah Nanang, 37, warga Mojokerto yang terkena petasan pada bagian matanya. Sedangkan, dua orang lainnya berasal dari Bangkalan, Madura, dilarikan ke rumah sakit awal pekan lalu.
sumber