|
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]()
Quote:
Tiga dari tujuh jenis kakatua endemik Indonesia yang tersebar di kawasan Wallacea terancam punah pada berbagai tingkatan, demikian rilis yang dikeluarkan Perhimpunan Pelestari Burung Liar Indonesia di Bogor, Selasa (2/11).
Fahrul P Amama Communication and Media Relation Burung Indonesia menjelaskan, tiga jenis kakatua tersebut adalah kakatua maluku (Cacatua moluccensis), kakatua putih (Cacatua alba), dan kakatua tanimbar (Cacatua goffiniana). Sementara kakatua-kecil jambul-kuning (Cacatua sulphurea), yang juga terdapat di Timor-Leste, memiliki status keterancaman tertinggi yaitu 'kritis' (Critically Endangered/CR). "Kepunahan ini akibat eksploitasi berlebihan. Sebagai negara dengan kekayaan hayati yang tinggi Indonesia berada di peringkat pertama sebagai negara dengan jumlah jenis burung terancam punah," katanya. Perhimpunan Pelestari Burung Liar Indonesia, organisasi nirlaba yang bekerja sama dengan Bird Life Internasional (berkedudukan di Inggris) menjelaskan, berbagai jenis paruh bengkok tersebut diekspor ke luar wilayah Indonesia untuk memenuhi kesenangan manusia. Catatan paling awal pada abad ke-15 terjadi pengangkutan kakatua pertama ke Eropa lewat perairan Nusantara yang kala itu disebut East Indies. Selain penangkapan dan perdagangan internasional yang tidak memerhatikan keberlangsungan populasi untuk pulih, jenis-jenis kakatua dan paruh bengkok lainnya di Indonesia masih harus menghadapi ancaman berupa pembukaan hutan untuk fungsi lain. Setiap tahunnya pada periode 2006 hingga 2009, laju deforestasi mencapai 31 juta hektar per tahun. Lebih lanjut dia menjelaskan ketiga jenis kakatua tersebut memang dapat pula dijumpai di hutan sekunder maupun hutan yang telah mengalami proses pembalakan. Bahkan, kakatua putih dianggap cukup toleran dengan hutan modifikasi. Namun demikian, ketiganya sangat membutuhkan tutupan hutan alam dengan tutupan tajuk rapat, terutama ketersediaan pohon besar sebagai sarang. BirdLife International selaku otoritas ilmiah Badan Konservasi Dunia (IUCN) untuk semua jenis burung di dunia menilai tiga dari tujuh jenis kakatua di Indonesia menghadapi ancaman kepunahan. Ketiga jenis kakatua tersebut menghadapai berbagai tekanan yang dapat melenyapkan populasi mereka di alam bebas. "Untuk itu, sebagai organisasi konservasi dengan jaringan kemitraan terbesar, BirdLife International mengembangkan program konservasi berbasis standar dan kriteria yang diterima dan dapat diaplikasikan secara global," kata Fahrul. Program konservasi ini menurut Fahrul, tidak hanya mengenali, mendokumentasikan dan melindungi jaringan kawasan-kawasan penting bagi burung, namun juga kekayaan hayati lainnya. "Program ini dikenal sebagai Important Bird Area (IBA) atau Daerah Penting bagi Burung (DPB-red)," katanya. Dengan 227 kawasan penting bagi burung (diluar Pulau Papua), Indonesia memiliki DPB/IBA terbanyak di Asia Tenggara, disusul Philippina (117 IBA) dan Vietnam (63 IBA). Daerah Penting bagi Burung di Indonesia tersebar di Jawa dan Bali (53 DPB), Nusa Tenggara (43 DPB), Sumatera (40 DPB), Maluku (36 DPB), Sulawesi (32 DPB) dan Kalimantan (23 DPB). Secara umum, paruh bengkok di Asia dan Amerika Latin saat ini juga menghadapi ancaman serupa. Sejak pertengahan abad ke-17 hingga awal abad 19, terhitung sembilan belas jenis paruh bengkok telah menghilang. Perburuan sebagai pakan dan hewan peliharaan ditenggarai sebagai penyebab utamanya. Faktor lain penyebab kepunahan paruh bengkok adalah: introduksi mamalia dan hilangnya tutupan hutan alam. (Ant/wt/X-11) Terkait:
|
#2
|
||||
|
||||
![]() Spoiler for contribution from::
|
#3
|
||||
|
||||
![]() Bermanfaat? gunakan ![]() Thread sampah? skip aja ndan...tidak perlu mandan memberikan komen di thread sampah. Repost/Salkam? silahkan dimoderasi ![]() |
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|