Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Religion > Kristen

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 18th November 2010
Pendeta Pendeta is offline
Ceriwiser
 
Join Date: Nov 2010
Posts: 976
Rep Power: 16
Pendeta mempunyai hidup yang Normal
Default Harta Paling Berharga

Negara yang padat penduduknya seperti Indonesia, biasanya mempunyai program transmigrasi nasional, agar wilayah yang jarang penduduknya dapat terisi oleh penduduk dari pulau lain yang padat penduduknya. Pulau Jawa adalah pulau yang paling padat, sementara penduduk di daerah- daerah di luar pulau Jawa masih jarang. Selain untuk mengurangi kepadatan penduduk, program tersebut bertujuan untuk memperbaiki taraf kehidupan perekonomian penduduk yang masih rendah.
Pemerintah mempunyai anggaran yang tidak sedikit untuk program transmigrasi; dengan menyediakan lahan, membangun rumah sederhana bahkan menjamin kehidupan para transmigran dalam jangka waktu tertentu sebelum mereka dapat memanen hasil pertaniannya. Para transmigran sangat diharapkan memiliki kepandaian tertentu, baik dalam bertani, bertukang, maupun berdagang, sehingga di tempat yang baru tersebut, mereka dapat membangun hidup yang lebih baik dari sebelumnya dan tidak menjadi pengangguran.
Penulis pernah menonton sebuah acara di televisi yang menyiarkan pemberangkatan rombongan transmigrasi dengan kapal laut melalui Tanjung Priok. Mereka tampak begitu polos dan sederhana. Saya memperhatikan seorang ayah membawa perbekalan seadanya didalam bekas kantong terigu dan beberapa tas plastik lainnya. Istrinya menggendong anaknya yang masih kecil sambil menenteng sebuah paanci aluminium yang sudah hitam. Dan, anak mereka yang berusia kira- kira 10 tahun membawa 2 ekor ayam. Mereka tampak gembira melihat kapal laut yang belum pernah mereka lihat itu; satu per satu mereka menaiki tangga dengan barang bawaannya di tangan masing- masing.
Satu hal yang harus dihargai dari para transmigrasi adalah tekad mereka yang begitu besar, dan tekad itu didukung oleh seluruh anggota keluarganya. Dengan tekad dan semangat yang tinggi, meeka optimis akan meraih harapan di seberang lautan yang masih penuh tanda tanya. Untuk memperbaiki nasibnya, manusia memerlukan tekad dan semangat yang besar.
Teladan ini-- tekad untuk memperbaiki diri --perlu diingat dan dihargai. Kemiskinan sering melanda masyarakat karena dirinya tidak ada tekad untuk memperbaiki nasib. Sifat pasrah kepada Tuhan atas nasib dan kemiskinan tanpa dibarengi dengan upaya- upaya dan kemauan yang nyata untuk berbuat sesuatu, tidak akan menghasilkan apa- apa. Kepasrahan yang demikian justru tidak dikehendaki Tuhan, karena Dia sendiri membenci dan mengutuk orang malas. Miskin tanpa berusaha sebenarnya adalah kemiskinan yang disengaja dan dirinya sendirilah penyebab utamanya.
Kemiskinan dapat dilihat dalam dua bentuk, yaitu miskin harta duniawi dan miskin rohani. Kedua hal tersebut dapat menimpa siapa saja, namun bisa juga tidak. Sangat menyedihkan bila ada orang yang menanggung kedus- dusnys. Seolah- olah mereka sudah tidak ada harapan lagi untuk meneruskan kehidupannya. Kalau ditanyakan mana yang lebih penting di antara kedua kebutuhan itu, maka jelaslah bahwa keduanya penting dan harus ada keseimbangan di antara keduanya. Karena, dengan terpenuhinya kebutuhan jasmani disertai kesehatan yang baik, maka kita dapat belajar banyak untuk memenuhi kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmani sifatnya hanya sementara, yakni untuk menunjang kehidupan di dunia ini, tetapi kebutuhan rohani merupakan kebutuhan manusia yang melihat jauh ke depan, yaitu kepada kehidupan setelah kematian. Dalam Mazmur 49: 7- 8 dikatakan: "Mereka yang percaya akan harta bendanya, dan memegahkan diri dengan banyaknya kekayaan mereka? Tidak seorangpun dapat membebaskan dinya, atau memberikan tebusan kepada Allah ganti nyawanya".
Bekal kebutuhan rohani harus dipersiapkan selama manusia hidup di dunia ini. Dengan demikian tugas manusia selama kehidupannya di dunia ini harus dapat mengkombinasikan kedua kebutuhan tersebut. Kalau hanya satu pokok kebutuhan yang dikejar tanpa memperhatikan kebutuhan yang lain, maka kegagalan akan menimpa dan terjadilah kemiskinan, mungkin kemiskinan jasmani atau bahkan kemiskinan rohani.
Kemiskinan rohani dapat menimpa seseorang yang memang benaar- benar tidak tahu adanya kebutuhan rohaani, tetapi di sisi lain terjadi karena faktor kesengajaan. Bisa jadi seseorang mengetahui ajaran- ajaran Kristen, belajar banyak firman Tuhan, tahu mana perbuatan baik dan buruk dan menyadari adanya kehidupan setelah kematian, dan menyebut diri sebagai orang Kristen, tetapi perilakunya tidak menggambarkan perilaku sebagai orang Kristen yang benar. Tanpa adanya tekad dan kemauan untuk memperbaiki diri, maka keadaan rohani seseorang semakin lama semakin tenggelam sementara dia belum memiliki harta yang berharga bagi kehidupan kelak.
Dalam dunia olahraga seperti bola voli dan bola basket, seorang pelatih tim boleh meminta waktu " time out " ditengah- tengah permainan yang sedang berlangsung. Begitu pelatih melihat para anggotanya melakukan kesalahan- kesalahan, maka dia akan meminta waktu "time out". Waktu yang hanya beberapa menit itu dimanfaatkan untuk menasehati anggotanya agar tidak melakukan kesalahan- kesalahan lagi. Kemudian, sebelum memasuki lapangan setiap anggota biasanya menjulurkan tangannya lalu secara bersama- sama mengucapkan suatu kata yang diharapkan dapat membangkitkan semangat dan tekad setiap anggota untuk dapat berbuat lebih baik.
Tekad seorang transmigran untuk memperbaiki kehidupannya dan tekad seorang pemain bola basket atau bola voli untuk bermain lebih baik, dapat menjadi contoh yang indah bagi setiap orang Kristen untuk berani dan bertekad memperbaiki nilai kerohaniannya, yang semakin menjauh dari Tuhan. Tanpa adanya tekad untuk memperbaiki diri, maka kemiskinan rohani akan menimpanya. Tanpa memiliki harta rohani yang berharga pada saat kita harus berhadapan dengan Tuhan kelak, predikat kita sebagai anak Tuhan harus ditanggalkan. Dan, kesempatan untuk mulai mencari harta rohani telah tertutup bagi kita.
Firman Tuhan Dalam perumpamaan orang kaya yang bodoh menyatakan bahwa orang kaya itu lebih mementingkan harta duniawi daripada harta rohani. Oleh karena itu tak heran kalau Lukas 18: 25 mengatakan: "Sebab lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum, dari pada seorang kaya masuk ke dalam kerajaan Allah". Harta duniawi tidak dapat ikut berbicara pada saat- saat penghakiman yang terakhir.

Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 05:19 AM.


no new posts