Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Religion > Kristen

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 18th November 2010
Pendeta Pendeta is offline
Ceriwiser
 
Join Date: Nov 2010
Posts: 976
Rep Power: 16
Pendeta mempunyai hidup yang Normal
Default Rajin dan Tidak Mengenal Lelah

Jamu tradisional dikenal hampir di seluruh Indonesia. Ada jamu yang berasal dari Madura, Kalimantan, Ambon, Sumbawa, Jawa Tengah, dan daerah lainnya. Masing- masing memiliki resep dan ramuan tersendiri. Salah satu jamu yang sudah sangat terkenal adalah jamu gendong. Jamu gendong, yang berasal dari Jawa Tengah tersebut telah memasyarakat dan dapat ditemui di berbagai pelosok tanah air. Populasi penduduk dari suku jawa menyebar hampir ke seluruh daerah Indonesia, seperti Lampung, Kalimantan, Sulawesi, dan daerah lain. Di daerah- daerah tersebut dapat dijumpai para penjual jamu gendong dengan gaya khasnya: pakaian kebaya dan bahasa Jawa.
Para penjual jamu gendong menjajakan jamunya dengan cara masuk keluar kampung; dan perjalanan demikian tentunya mengalami suka dan duka. Suka duka yang mereka alami tersebut patut kita hargai. Di bawah ini digambarkan sifat- sifat secara umum yang dimiliki para penjual jamu:

Rajin dan tidak mengenal lelah
Sebelum matahari terbit, penjual jamu telah sibuk meramu dan membuat jamu yang akan dijualnya. Kemudian jamu- jamu tersebut dimasukkan ke dalam botol- botol yang telah dipersiapkan. Botol- botol itu disusun dalam sebuah bakul, kemudian di gendong di atas punggungnya. Ciri khas yang lain adalah selalu membawa ember kecil berisi air sebagai tempat mencuci gelas yang kotor. Sejak pagi hari mereka telah memulai aktivitasnyadengan berjalan kaki dari gang ke gang, dari lorong ke lorong, dari kompleks perumahan mewah ke perumahan sederhana sampai ke kampung- kampung kumuh untuk menjajakan jamunya. Mereka mengandalkan kekuatan fisik dengan terus berjalan kaki sambil menggendong bakul jamunya. Itulah kenyataan yang dapat dilihat dari penampilan seorang penjual jamu; rajin dan tidak mengenal lelah.

Harus dapat meyakinkan khasiat jamunya
Setiap penjual jamu harus mengetahui jenis dan khasiat jamunya. Dan, yang lebih penting lagi, dia harus dapat meyakinkan para pembeli akan khasiat dan kemanjuran jamunya. Selama pembeli tidak mau meminum jamunya, tentulah kemujaraban dan khasiatnya tidak pernah dapat dirasakan dan dibuktikan. Respons nyata dari pembeli sangat diharapkan. Karena,dengan bukti nyata yang telah dirasakan sendiri itu akan menambah keyakinan pembeli maupun penjual, akan khasiat jamu tersebut. Bukti merupakan sesuatu yang mutlak perlu.

Perlu keuletan dan kesiapan mental
Penjual jamu gendong pada umumnya adalah wanita yang masih muda. Sedangkan para konsumennya sebagian besar ibu- ibu rumah tangga, tetapi tidak tertutup kemungkinan bagi kaum pria. Oleh karena itu, para penjual jamu harus siap mental dalam menghadapi godaan pria- pria iseng, ejekan- ejekan dari orang usil, cemoohan, sindiran, dan lain- lain.
Selain kesiapan mental, diperlukan juga keuletan dalam menawarkan jamunya kepada setiap pelanggan. Karena, tak jarang ia ditolak oleh langganan dengan alasan sedang sibuk, sedang ada tamu, sedang bertelepon, dan alasan- alasan lainnya. Namun, pada hari- hari berikutnya dia harus menawarkan jamunya lagi, walaupun kadang- kadang telah di tolak berulang kali. Bagi para penjual jamu yang mempunyai langganan di kompleks rumah elite, ia harus berani memencet bel yang kadang- kadang akan disambut oleh gonggongan anjing herder. Itulah modal keuletan yang dimilikinya.
Para penjual jamu gendong menekuni profesinya dengan segala keuletan dan suka duka serta kesetiaan. Setiap orang Kristen telah diangkat dan ditunjuk Tuhan sebagai "penjual jamu rohani ", yang lebih dikenal dengan istilah penginjil. Panggilan untuk memberitakan Injil membutuhkan sifat- sifat yang ulet, tidak mengenal lelah, rajin, dan dapat meyakinkan orang lain. Tugas yang mulia dari Tuhan sebagai pembawa berita Injil atau pembawa berita suka cita sering terabaikan dan tidak terjamah.
Jumlah orang yang terpanggil untuk tugas itu memang belum banyak, seperti dikatakan dalam Matius 9: 37: " Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit". Banyak orang Kristen yang memandang tugas penginjilan sebagai tugas yang berat, meskipun mereka belum pernah mencobanya.
Pekerja penjual jamu gendong pun tidak ringan, penuh dengan suka dan duka, tetapi mereka tetap tekun menggeluti tugasnya itu. Sebagai insan- insan Kristen yang telah dipanggil dan diselamatkan oleh Tuhan, kepadanyalah tugas sebagai penjual jamu rohani atau penginjilan itu dimandatkan. Matius 28:19 mengatakan: " Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan roh Kudus".
Tidaklah mudah bagi kita untuk mengemban tugas tersebut. Dunia yang terdiri dari beragam kepercayaan, orang yang berbeda latar belakang, tidak dapat menerima dengan begitu saja berita kesukaan itu. Mungkin cemoohan, ejekan, caci-maki akan menyambut pemberitaan kita, bahkan ada yang memandangnya sebagai berita usang yang tidak perlu didengarkan. Kesiapan mental pun diperlukan bagi pembawa berita ini seperti halnya si penjual jamu gendong, sehingga penolakan demi penolakan yang dialami tidak akan membuatnya jera, bahkan sebaliknya akan membuatnya semakin bersemangat dan bertambah ulet.
Jika dinilai dari segi materi dan ilmu ekonomi, pekerjaan sebagai para penginjil tidak akan menguntungkan, tetapi tugas itu tetap harus dilaksanakan, karena hal itu merupakan tanggung jawabnya sebagai orang Kristen.
Suatu hasil yang sangat diharapkan oleh seorang penginjil adalah respons atau sambutan nyata dari orang- orang yang telah dikunjunginya, sehingga pribadi demi pribadi dapat merasakan secara nyata kasih Kristus dalam kehidupannya. Ada sebuah iklan di televisi yang menawarkan permen yang rasanya rame, yaitu: asin, manis, dan asam tergabung menjadi satu. Kalau kita hanya menonton iklan tersebut tanpa mencobanya, maka rasa permen yang rame itu hanya dapat kita bayangkan. Tindakan untuk merasakan sendirilah yang diutamakan. Sehingga, keyakinan akan kasih dan kuasa Allah melalui Yesus Kristus tidak hanya sekadar didengar melalui cerita- cerita yang panjang atau hanya disaksikan di layar televisi saja. Setiap orang harus merasakan sendiri dalam tindakan nyata, sehingga pribadi lepas pribadi dapat meresapi kasih dan kuasa Allah dalam dirinya.
Dibalik tugas yang dilakukan oleh para penjual jamu, orang- orang yang telah meminum jamu itu merasakan badannya menjadi segar, semangat kerjanya semakin bertambah, meskipun si penjual jamu tidak dapat melihat hasilnya secara nyata. Tetapi, ia yakin bahwa pekerjaan yang telah dilakukan dengan segala keuletan dan tanpa mengenal lelah, akan menghasilkan orang- orang yang lebih sehat secara jasmani.
Hasil pelayanan seorang penginjil tidak dapat dilihat dalam waktu singkat. Tetapi, tanpa disadari ada jiwa- jiwa yang disegarkan oleh berita keselamatan yang baru didengarnya. Sukacita yang tidak pernah didengar sekarang dapat dirasakan.
Keselamatan di dalam Tuhan kini telah menjadi bagiannya. Sebegitu banyak buah- buah yang dihasilkan, walaupun mata dan kepalanya sendiri tidaak melihat, tetapi Tuhan melihat dan menyambut sukacita pekerjaan yang telah dilakukan oleh para penginjil. Dan, Tuhan sendiri memberi kekuatan kepada anak- anak-Nya, seperti yang tertulis dalam Yesaya 40: 31, " Tetapi orang- orang yang menanti- nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru, mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah".

Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 12:42 AM.


no new posts