Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Religion > Kristen

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 18th November 2010
Pendeta Pendeta is offline
Ceriwiser
 
Join Date: Nov 2010
Posts: 976
Rep Power: 16
Pendeta mempunyai hidup yang Normal
Default Theresia Neumann stigmatis, visionaris (1898 - 1962)



Theresia Neumann, (1898 - 1962) dilahirkan dalam sebuah keluarga petani yang sangat miskin di desa Konnersreuth, Bavaria, Jerman. Semasa mudanya, Theresia seorang gadis yang sangat lincah, dikenal karena kekuatan fisiknya yang melebihi rata-rata.

Ketika usianya duapuluh tahun, kesehatan Theresia memburuk drastis setelah punggungnya cedera. Ia harus terbaring di tempat tidur karena kebutaan sementara, sawan, lumpuh kedua kakinya, dan borok-borok bernanah di punggung dan kakinya. Sebagai seorang yang beriman dan saleh, Theresia berdoa tak kunjung henti dan akhirnya, pada tahun 1925, ia mendapatkan kembali penglihatannya, dapat mempergunakan kedus kakinya, dan menikmati kesehatan yang tampaknya baik.

Pada tanggal 4 Maret 1926, Theresia untuk pertama kalinya memperoleh anugerah penglihatan, di mana Yesus menampakkan diri dalam Taman Getsemani. Sejak saat itu, penampakan-penampakan terus berlangsung hingga akhir hayatnya pada tanggal 18 September 1962. Penampakan-penampakan muncul secara tak terduga. Sementara Theresia bercakap-cakap, berjalan-jalan, duduk di mobil ataupun saat ia tengah melakukan pekerjaannya, ia tenggelam dalam ekstasi dan tak dapat diusik sama sekali. Bahkan tusukan peniti ke kulitnya ataupun sinar menyilaukan yang disorotkan ke matanya, tak terasa olehnya sama sekali.

Dalam penglihatannya yang pertama, Theresia menderita sakit di lambungnya dan menyadari bahwa darah menetes daripadanya. Luka-luka paku di kedua tangan dan kakinya muncul kemudian. Pada bulan November 1926, ia mulai menderita akibat mahkota duri, dan dua minggu sesudahnya delapan luka yang jelas nyata di kepalanya mulai mengalirkan darah. Pada hari Jumat Agung 1927, kedua matanya mencucurkan darah hingga kedua matanya itu tertutup karena bengkak dan berkerak. Kelima luka-luka tetap menganga hingga empatbelas hari berikutnya.

Orangtua Theresia beranggapan bahwa luka-luka itu perlu disembuhkan, dan karenanya mereka berusaha menyembuhkannya dengan ramuan obat-obatan. Karena usaha mereka tidak membuahkan hasil, mereka memanggil seorang dokter yang memberikan resep berupa obat gosok. Tetapi, pengobatan ini malahan mengakibatkan bengkak-bengkak yang parah pada luka-luka Theresia, baik di kedua tangan, kaki maupun lambung. Dan Theresia tersiksa dengan kesakitan yang hampir-hampir tak tertahankan. Akhirnya, orangtuanya melepaskan perban dengan minyak gosok itu, maka kesakitan pun segera reda dan lenyap.

Dokter sangat heran dengan kekhasan luka-luka Theresia, yang, asal dibiarkan saja, tidak terinfeksi ataupun mengeluarkan nanah. Pada tahun 1929, suatu luka muncul di bahu Theresia di tempat di mana ia biasa membayangkan bahu Kristus terluka akibat memanggul salib.

Hingga wafatnya pada tahun 1962, Theresia menderita dari waktu ke waktu akibat satu atau lebih luka-luka tersebut, yang tak pernah tersembuhkan. Luka-luka di kedua tangan dan kaki muncul secara permanen dan pada 35 hari Jumat setiap tahun (seluruhnya 780 kali). Selama penglihatan mistik Theresia, luka-luka akibat penderaan dan luka-luka di kepalanya juga mulai mengucurkan darah.

Para dokter diperkenankan memeriksa Theresia dengan seksama sementara ia mengalami ekstasi dan mereka memberi kesaksian bahwa luka-lukanya amat mirip dengan luka-luka St Fransiskus, teristimewa luka-luka di tangan dan kaki, yang memberi kesan seperti ditembusi oleh suatu paku besi yang dihantamkan.

Walaupun sikap para penguasa Gereja pada mulanya diam, segera saja desa Konnersreuth menjadi suatu tempat ziarah sementara orang-orang yang ingin tahu dan para pemburu mukjizat berduyun-duyun datang untuk menyaksikan fenomena ini. Selang beberapa waktu kemudian, Uskup Buchberger dari Regensburg meminta Theresia untuk tinggal di rumah pada hari-hari Jumat, agar para peziarah dapat menyaksikan sengsaranya dan diperkuat dalam iman.

Sejak Natal 1922, Theresia hanya minum saja dan sejak Pesta Tuhan Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya pada tanggal 6 Agustus 1926, ia minum hanya satu sendok makan air, 6-8 tetes, untuk menelan Hosti Kudus. Sejak September 1927, bahkan sesendok air itu pun tak diteguknya lagi. Jadi, Komuni Kudus setiap hari sajalah yang menjadi santapannya.

Karena sebagian orang meragukan bagaimana Theresia dapat hidup tanpa makanan, Uskup Regensburg meminta suatu sertifikat medis atas fenomena yang terjadi. Theresia dan ayahnya setuju dilakukan pemeriksaan, yang berlangsung mulai tanggal 14 hingga 28 Juli 1927. Theresia berada dalam pengawasan sepanjang waktu di bawah instruksi dan supervisi para ahli medis. Hasil pemeriksaan dipublikasikan oleh Prof. Ewald dan Penguasa Keuskupan dan ditegaskan bahwa tak suatu pun yang ditelan Theresia selain dari Hosti dan anggur Komuni Kudus.

Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 12:36 PM.


no new posts