Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Religion > Kristen

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 18th November 2010
Pendeta Pendeta is offline
Ceriwiser
 
Join Date: Nov 2010
Posts: 976
Rep Power: 16
Pendeta mempunyai hidup yang Normal
Default Mengalami Terobosan Berkat

Belajar dari Hidup Abraham



A. Siapakah Abraham

Siapakah Abraham? Abraham lahir dengan nama Abram dari seseorang bapa bernama Terah. Abram memiliki dua saudara laki-laki ,Nahor dan Haran. Suatu ketika Terah mengajak Abram, Sarai; istri Abram dan Lot; anak Haran, dari Ur-Kasdim, tempat mereka tinggal, menuju ke tanah Kanaan, kemudian mereka sampai di Haran dan menetaplah mereka di sana.

Umur Abram 75 tahun ketika dipanggil Tuhan untuk pergi meninggalkan Haran dengan tujuan yang tidak ia ketahui. Abrampun pergi sesuai dengan firman yang datang kepadanya. Sampai di tanah Kanaan, Tuhan berjanji kepada Abram bahwa Dia akan memberikan tanah Kanaan menjadi milik keturunannya pada umurnya yang sudah sangat tua tersebut dan bahkan pada saat dia belum memiliki anak. Setelah janji itu diucapkan, Abraham mendirikan mesbah untuk menghormati Tuhan yang sudah menampakkan diri kepadanya. Abraham percaya bahwa di umurnya yang sudah tua itu Tuhan sanggup untuk memberinya keturunan. Tahun demi tahun berlalu dengan penantian akan penggenapan janji Tuhan. Tapi tahun-tahun itu berlalu tanpa ada tanda-tanda bahwa janji itu akan digenapi.

Sarai memiliki seorang hamba perempuan bernama Hagar, maka diserahkannya Hagar kepada Abraham untuk dijadikan istri, dan mengandunglah Hagar. Pada umur 86 tahun, Abraham mendapatkan seorang anak dari Hagar. Tapi Tuhan berkata bahwa anak Hagar bukanlah penggenapan janjiNya. Tuhan akan memberikan keturunan perjanjian itu dari rahim Sarao yang sudah tertutup. Dua puluh empat tahun sejak janji itu pertama kali diberikan, Allah menampakkan diri kepada Abraham dan mengadakan perjanjian dengannya. Janji yang menetapkan Abraham sebagai bapa sejumlah besar bangsa sehingga namanya bukan lagi Abram tetapi Abraham dan Sarai berubah menjadi Sara.

Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
Roma 4:18


Meskipun tidak ada dasar bagi Abraham untuk terus percaya tapi Abraham tetap menati-nantikan penggenapan janji Allah itu. Menghabiskan waktu yang sangat lama sampai akhirnya janji itu digenapi.

Saat itu mungkin dia menerima banyak celaan, keluh kesah disekelilinhnya bisa saja menjatuhkan imannya, atau bisa saja dia ikut-ikutan berpikir negatif tentang Tuhan. Tapi selama 25 tahun sejak pertama kali janji itu dinyatakan kepada Abraham, tidak sekalipun Abraham meragukan Tuhan. Bahkan dalam Ibrani 11:17 dikatakan, Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal.

Ketika janji Allah untuk memberi keturunan kepada Abraham digenapi, Abraham diminta untuk mempersembahkan anaknya itu kepada Tuhan. Tapi Abraham memiliki iman bahea Allah sanggup membangkitkan orang mati sehingga ia tidak ragu-ragu untuk menyerahkan Ishak. Iman Abraham tidak menjadi lemah, meskipun dia sadar tubuhnya sudah sangat lemah dan rahim Sara tertutup. Abraham tidak bimbang karena ketidakpercayaannya, tapi dia memiliki keyakinan bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang sudah dijanjikanNya. Dan karena itulah hal ini diperhitungkan kepada Abraham sebagai kebenaran.


B. Karena Imannya yang sangat mantap, Abraham diberkati Tuhan luar negeri.

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat
Ibrani 11:1


Berbeda dengan logika umum yang melihat dulu baru percaya, sebagai orang percaya kita beriman dahulu baru mendapatkan apa yang kita minta pada Tuhan itu. Karena orang percaya akan hidup oleh iman, maka segala sesuatu yang kita harapkan kita harus percaya dulu bahwa kita sudah menerimannya.

Karena imannya yang mantap di dalam Tuhan. Abraham mengalami terobosan berkat.

"Adapun Abraham sangat kaya, banyak ternak, perak dan emasnya."
Kejadian 13:2


Kemanapun Abraham pergi Allah memberkati perjalanannya. Bahkan Allah sendiri yang menjadi pembelanya, seperti tertulis di dalam ayat berikut:

"Kemudian datanglah firman TUHAN kepada Abram dalam suatu penglihatan: "Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar."
Kejadian 15:1


Bila kita rindu mengalami terobosan berkat seperti yang dialami oleh Abraham, maka kita juga harus memiliki iman yang mantap seperti yang dimiliki Abraham. Abraham memiliki iman yang mantap karena dia mengenal siapa yang dia percaya. Orang yang mantap imannya tidak akan mudah bimbang dan ragu-ragu karena ia tahu kepada siapa ia percaya, kepada siapa dia mengandalkan dirinya. Orang yang imannya mantap tahu bahwa Allah yang menjadikan segala sesuatu, Allah yang berkuasa atas langit dan bumi, adalah Allahnya. Sebagai ilustrasi, ada seorang pemain akrobat yang sedang mengadakan atraksi di air terjun Niagara. Akrobatik ini membentangkan seutas tali dan mengumumkan kepada penonton bahwa ia akan berjalan melintas air terjun itu dengan berjalan di atas tali itu dengan membawa gerobak. Orang ini bertanya pada orang-orang yang menonton atraksinya, "Apakah kalian percaya saya sanggup melakukannya?" Penonton bersorak sorai dan mereka percaya padanya. Akrobatik itu pun melakukan atraksinya dan ia berhasil. Kemudian akrobatik itu bertanya lagi, "Sekarang saya akan berjalan melintasi tali ini dengan memberi muatan dalam gerobak saya. Saya memerlukan sukarelawan untuk menjadi muatan saya. Siapa yang bersedia?" Orang-orang itu menolak dengan memberi banyak alasan. "Saya punya penyakit jantung jadi saya tidak bisa." "Saya masih punya istri sehingga saya tidak berani." Saya tkut ketinggian jadi saya tidak bisa." Tiba-tiba ada seorang anak laki-laki yang maju ke depan dan mengajukan diri untuk menjadi sukarelawan. Dengan anak laki-laki tersebut sebagai muatan gerobak, akrobatik itu berhasil berjalan di atas tali melintasi air terjun.

Orang-orang bertanya mengapa anak laki-laki itu sangat berani dan anak itu menjawab, "Karena orang yang akrobat itu ayah saya. Saya tahu ayah saya tidak akan membiarkan saya jatuh." Anak laki-laki itu mengenal siapa ayahnya sehingga ia tidak takut. Seperti seorang ayah yang baik menjaga dan memelihara anaknya, demikian Allah yang adalah Bapa kita akan memlihara dan menjaga hidup kita. Allah adalah jaminan kita. Iman Abraham tidak goyah karena Abraham mengenal siapa Allahnya.

Iman seperti apa yang dimiliki Abraham? Selanjutnya kita akan belajar tentang iman yang dimiliki Abraham yang membuatnya meninggalkan kehidupan lamanya, iman yang menjadikan Abraham bapa banyak bangsa, dan iman yang membuat Abraham memberikan persembahan yang terbaik.


Kunci Terobosan Berkat #1:
Meninggalkan Kehidupan Lama



A. Abraham rela meninggalkan negerinya menuju tempat yang belum diketahuinya

Abraham tinggal dalam sebuah keluarga kaya tapi tidak mengenal Allah. Mereka menyembah banyak dewa. Ketika Allah menyuruhnya meninggalkan tempat itu, Allah memberikan janjiNya kepada Abraham. Allah menyuruh Abraham keluar karena Allah tahu tempat itu Abraham tidak bisa berkembang, Abraham tidak bisa dibangun imannya sehingga tidak bisa dipakai untuk pekerjaan yang besar. Banyak pengaruh jahat di tempat itu, sehingga lebih baik Abraham keluar supaya pikirannya bisa berpusat pada Allah saja.

"Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."
Kejadian 12:2-3


Coba bayangkan bila kita disuruh pergi dari rumah tanpa diberi tahu tujuan yang jelas, bagaimanan keadaan tempat itu dan bagaimana kondisi jalan ke sana, pasti kita berpikir dua kali, bahkan kemungkinan besar kita berpikir dua kali, bahlan kemungkinan besar langsung menolaknya. Jadi perintah yang diperoleh Abraham sangatlah sulit.

Tapi tanggapan Abraham sangat positif. Abraham pergi sesuai dengan yang difirmankan Tuhan kepadanya. Abraham tidak berkata, "Tuhan, beri aku waktu untuk berpikir. Nanti aku beritahu Engkau jika aku bersedia pergi atau tidak. Bagaimana Tuhan? Jika Abraham tidak memiliki iman yang kuat kepada Allah, ia tidak mungkin mau taat kepada Allah, pergi ke tempat yang belum diketahuinya. Ia bisa memilih untuk tetap tinggal di rumah dan menikmati hidupnya. Meskipun sangat tidak mudah mempercayai janji yang belum ada buktinya ini,tapi Abraham tidak menunda-nunda untuk melakukannya. Abraham mempercayai janji Allah tanpa mempertanyakan dan menunda-nunda. Tindakan Abraham yang penuh iman ini menjadi dasar terobosan dalam hidupnya. Tidak mudah untuk melakukannya, tapi bukannya tidak bisa.

Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 11:19 AM.


no new posts