Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Religion > Buddha

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 18th November 2010
Buddha Buddha is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Nov 2010
Posts: 1,075
Rep Power: 16
Buddha mempunyai hidup yang Normal
Default Dukkha

Empat Kebenaran Mulia
(cattari ariya sacca)
Dengan mengerti Empat Kebenaran Mulia, dapat dikatakan seseorang telah mengerti agama Buddha.

Ketika Buddha menjelaskan Empat Kebenaran Mulia, beliau mula-mula menguraikannya satu per satu,
Empat Kebenaran Mulia ini yaitu:

I. Kebenaran Mulia tentang Dukkha (dukkha ariya sacca)
Hidup dalam bentuk dan kondisi apapun adalah Dukkha (penderitaan),
- Lahir, sakit, tua dan mati adalah Dukkha.
- Berhubungan dengan yang tidak kita sukai adalah Dukkha.
- Ditinggalkan oleh orang yang kita sayangi adalah Dukkha.
- Tidak mendapatkan yang kita inginkan juga merupakan Dukkha.
- Masih memiliki Lima khanda adalah Dukkha.

Dukkha dapat juga dibagi menjadi:
- dukkha-dukkha,
ialah penderitaan yang nyata, yang benar dirasakan sebagai penderitaan tubuh dan bathin, misalnya sakit kepala, sakit gigi, susah hati dll.
- viparin�ma-dukkha
merupakan fakta bahwa semua perasaan senang dan bahagia --berdasarkan sifat ketidak-kekalan-- di dalamnya mengandung benih-benih kekecewaan, kekesalan dll.
- sankh�r�-dukkha
lima khanda adalah penderitaan ; selama masih ada lima khanda tak mungkin terbebas dari sakit fisik.

II. Asal Mula Dukkha (dukkha samudaya ariya sacca)
Sumber dari penderitaan adalah tanh�, yaitu nafsu keinginan yang tidak ada habis-habisnya.
Semakin diumbar semakin keras ia mencengkeram.

Orang yang pasrah kepada tanh� sama saja dengan orang minum air asin untuk menghilangkan rasa hausnya.
Rasa haus itu bukannya hilang, bahkan menjadi bertambah, karena air asin itu yang mengandung garam.

Demikianlah, semakin orang pasrah kepada tanh� semakin keras tanh� itu mencengkeramnya.

Dikenal tiga macam tanh�, yaitu :
1. K�matanh� : kehausan akan kesenangan indriya, ialah kehausan akan :
a. bentuk-bentuk (indah)
b. suara-suara (merdu)
c. wangi-wangian
d. rasa-rasa (nikmat)
e. sentuhan-sentuhan (lembut)
f. bentuk-bentuk pikiran
2. Bhavatanh� : kehausan untuk lahir kembali sebagai manusia berdasarkan kepercayaan tentang adanya "atma (roh) yang kekal dan terpisah" (attavada)

3. Vibhavatanh� : kehausan untuk memusnahkan diri, berdasarkan kepercayaan, bahwa setelah mati tamatlah riwayat tiap-tiap manusia (ucchedav�da).
III. Lenyapnya Dukkha (dukkha nirodha ariya sacca)
Kalau tanh� dapat disingkirkan, maka kita akan berada dalam keadaan yang bahagia sekali,
Sang Buddha dengan jelas dan tegas mengajar kita, bahwa kita dapat bebas dari penderitaan dan mencapai kebebasan dan kebahagiaan Nibbana.

Istilah Nibbana secara harfiah berarti �padam�,
serta mengacu ke pemadaman api keserakahan, kebencian dan kegelapan-batin.
IV. Jalan Menuju Lenyapnya Dukkha (dukkha nirodha gamini patipada)
Jalan-nya adalah Jalan Mulia Berunsur Delapan (Ariya Atthangika Magga)
Disebut �Mulia� karena bila dilaksanakan, maka akan menuntun seseorang ke kehidupan yang mulia;
Disebut �Berunsur Delapan�, karena terdiri dari Delapan Unsur,
Disebut �Jalan�, karena seperti jalan pada umumnya, akan menuntun seseorang dari satu tempat ke tempat lain, dengan hal ini dari Samsara ke Nibbana.

Delapan Jalan Utama (Jalan Mulia Berunsur Delapan) yang akan membawa kita ke Jalan Menuju Lenyapnya Dukkha, yaitu :

Wisdom (Pa��a)
1. Pengertian Benar (samm�-ditthi) Right view
2. Pikiran Benar (samm�-sankappa) Right intention

Sila
3. Ucapan Benar (samm�-v�c�) Right speech
4. Perbuatan Benar (samm�-kammanta) Right action
5. Pencaharian Benar (samm�-ajiva) Right livelihood

Sam�dhi
6. Daya-upaya Benar (samm�-v�y�ma) Right effort
7. Perhatian Benar (samm�-sati) Right mindfulness
8. Konsentrasi Benar (samm�-sam�dhi) Right concentration
Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 09:25 AM.


no new posts