
10th March 2010
|
 |
Member Aktif
|
|
Join Date: Mar 2010
Posts: 149
Rep Power: 0
|
|
Ini Kisah "Si Pemakan Manusia" (3)
shutterstock
Quote:
Ilustrasi
— Kamar Harun bin Amri tertutup rapat. Gembok dan pengaitnya masih melekat di pintu tersebut. Di depan pintu kamar Harun terdapat tulisan "kejayaan djabrylle".
Di kamar itulah Harun diduga melakoni segala ritual mistiknya. Ketika Harun mandi sekali pun, kamarnya selalu digembok sehingga teman-temannya tidak bisa mengetahui apa-apa yang ada di dalam kamarnya. Berbagai barang-barang klenik ada di dalam kamar Harun sebelum polisi mengangkutnya sebagai barang bukti.
Garis polisi yang melingkar di depan kamar Harun membuat suasana terkesan angker. Setiap pengunjung yang ingin menyaksikan kamar Harun harus dari luar garis polisi. Bahkan, teman-teman Harun yang sudah tinggal lama dan bercengkerama dengan Harun pun takut mendekati kamar itu. Mereka lebih banyak duduk di depan kamar Ruslan yang berada lima meter dari kamar Harun.
Beberapa teman Harun, seperti Dinaryanto dan Ruslan, mengaku takut untuk bermalam di tempat tersebut. Mereka beralasan, semenjak mengetahui Fahmi dibunuh oleh Harun, situasi di situ terasa aneh dan menyeramkan.
Ini dikarenakan lokasi rumah liar (ruli) itu tidak dekat dengan jalan raya. Sistem penerangan lampunya hanya menggunakan lampu minyak sehingga teman-teman Harun memilih bermalam di rumah kawannya di Blok CC, 500 meter dari lokasi kejadian.
"Terus terang saya ngeri, Mas, setelah tahu yang membunuh Fahmi adalah Harun, saya enggak tidur di sini lagi. Untuk sementara, saya tinggal di tempat kawan di Blok CC sana. Takut hantu Fahmi keluar," ujarnya kepada Tribun, Minggu (7/3/2010).
Hal senada juga dikatakan oleh Ruslan yang posisi kamarnya tepat berada di samping kamar almarhum Fahmi. "Kalau malam saya enggak tidur sini. Saya mengungsi di rumah kawan yang lain. Ya ngeri juga juga kalau tiba-tiba muncul sesuatu di sini, apalagi kejadiannya baru beberapa hari," imbuh Ruslan.
Di ruli tempat tinggal teman-teman Harun ini tidak tersedia sarana listrik. Mereka menggunakan lampu teplok atau lampu minyak untuk penerangan malam hari. Selain itu, tempatnya terlihat angker karena ruli tersebut berada di tanah luas yang di sebelahnya ditumbuhi rumput setinggi setengah meter. Tumpukan kayu-kayu yang berserakan dan kandang ayam pun menambah keangkeran ruli tersebut.
Bahkan, beberapa warga yang sudah mengunjungi lokasi pembunuhan itu mengaku merasakan keangkeran. Di dekat ruli itu ditumbuhi beberapa pohon-pohon besar yang tinggi sehingga, saat angin bertiup kencang, suara desiran angin membuat merinding.
Novie C Permana, warga yang tinggal di dekat lokasi, mengakui bahwa lokasi ruli memang terkesan menyeramkan, apalagi semenjak ada penemuan mayat. "Saya merasakan suasana yang angker, Mas. Cukup sekali saja saya datang ke sini. Kalau mau lihat tempatnya, mending dari kejauhan saja," ungkapnya. (bur/tia)
|
Seram ya ndan....
Last edited by Marimas; 10th March 2010 at 10:16 AM.
|