FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Jakarta - Sukses Silicon Valley sebagai 'ibukota' perkembangan teknologi informasi dan dunia digital telah menyilaukan mata banyak orang. Bukan hanya inovasi, yang mungkin lebih menyilaukan adalah banyaknya uang yang mengalir di sana. Oh ya, sama seperti 'gold rush' dan 'oil rush', janji akan uang yang mengucur dan memancar tanpa henti adalah sesuatu yang bisa membuat siapapun gelap mata. Tapi, tidak semua orang bisa ke Silicon Valley. Dan, meskipun bisa, tidak semua orang bisa sukses di Silicon Valley. Ingat kejadian 'kecil' bernama Dot Com Boom kan? Alternatif kedua, karena tidak bisa hijrah ke lembah silikon itu, adalah mencoba membangun Silicon Valley di 'kampung halaman' sendiri. Cyber City? Sejak akhir 1990-an hingga awal 2000-an ide ini hendak diwujudkan dalam berbagai proyek, jargon dan cita-cita nan mulia di berbagai wilayah di Indonesia. Ada yang ingin membuat 'high tech valley', ada yang mau 'supercorridor', ada juga yang memakai istilah 'cyber city'. Dan masih banyak lagi. Satu kesamaan pada masa itu adalah, upaya yang dilakukan tampak fokus pada lokasi geografis tertentu. Sampai-sampai hal ini dimanfaatkan oleh pengembang properti untuk membuat perumahan yang diklaim sebagai 'cyber city'. Tak perlu menilai apakah berbagai upaya itu berhasil. Semua yang terlibat pasti punya argumen dan statistik yang bisa mengatakan: Lho, ini jadi kok! Ini buktinya! Lihat nih! Ide Segar Ide ini juga muncul lagi dalam bentuk yang lebih baru. Segar karena, yang ingin dihadirkan bukan lagi suatu lokasi geografis, tetapi semacam ekosistem yang meniru (emulate) apa yang terjadi di Silicon Valley. Menariknya, apa yang diinginkan adalah adanya aliran uang (investor, venture capital dll dsb) yang akan membantu siapapun yang punya 'ide brilian'. Dari sudut pandang kewirausahaan, dari sudut pandang memulai bisnis, ini adalah hal yang bagus. Ekosistem pendukung dibangun, sehingga berbisnis di bidang teknologi dan digital jadi hal yang mudah. Ide baru yang segar ini, sebenarnya adalah apa yang dibutuhkan. Jadi, tak sekadar fokus pada lokasi geografis tertentu saja. Justru yang dikedepankan adalah membangun ekosistem wirausaha digital dan teknologi yang berkelanjutan. Jika kalimat terakhir terkesan seperti skripsi atau materi penataran P4, mungkin bisa dikatakan seperti ini: yang penting adalah bisnis di bidang teknologi dan digital bisa maju dan tidak gampang ambruk. Sisi Kelabu Agak menyedihkan, di balik ide segar itu, adalah subkultur yang muncul. Pelaku tertentu, bolehlah kita sebut oknum, memanfaatkan situasi ini untuk 'bermain peran'. Ada yang kemudian merasa jadi 'the next' Steve Jobs, Jeff Bezos, Michael Arrington atau siapapun. (Sebut saja nama tokoh lain yang kondang di lembah silikon itu). Percaya diri sih boleh saja. Tapi yang lebih penting adalah membuktikan diri dengan melakukan sesuatu, lalu menunjukkan bahwa yang dilakukannya itu bukan bermanfaat buat dirinya sendiri saja. Lebih sedih lagi jika kemudian, di sebuah pertemuan yang dihadiri sepenuhnya oleh orang Indonesia, para 'the next' dan 'wannabe' ini cas-cis-cus dalam Bahasa Inggris. Coba lihat dulu keluar, kita masih di Indonesia kan? Rapat ini bukan kursus Bahasa Inggris kan? Ya, ya, ya, berbahasa Inggris adalah mutlak dalam ekosistem bisnis saat ini yang makin mendunia. Tapi apa iya sesama orang Indonesia perlu 'ngomong bule'? Yakin kalau itu bukan sekadar pamer? Lagi-lagi, tentunya semua yang terlibat punya alasan dan statistik yang bisa jadi argumen untuk segala apa yang dipertontonkan itu. Tidak usahlah buang-buang energi untuk mendebatnya. Pesan utamanya satu: Hati-hati, jangan terlalu mabuk. Ingat, melihat orang mabuk itu mungkin menghibur selama beberapa saat, tapi lama kelamaan yang mabuk asyik sendiri, yang menonton bengong, bosan lalu bubar. ( wsh / wsh ) [/quote][quote] ![]() ![]() ![]() JAKET KASKUS Keren, Elegant SimpleBERKUALITAS..Recommended Seller!!(KLIK AJA!!!) Kaos Twitter (@username terserah agan) ![]() Terkait:
|
![]() |
|
|