Saat pertama masuk Bangkalan melalui Suramadu ane melewati persawahan yang hijau. Jalannya persis seperti highway di luar negeri, mulus dan rata tidak bergelombang. ane juga sempat jepret sana sini, namun karena kartu memori handphone ane kena virus alhasil semua jepretannya hilang. Mungkin karena di kanan kiri tidak ada penghalang, angin dari laut berhembus dengan sepoi ke sana kemari.
[/spoiler]
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for suramadu:
Hari sudah terik waktu itu, perut keroncongan tidak karuan. Si cacing sepertinya sudah meminta jatah. ane sempatkan untuk mencari makanan khas Madura sepanjang jalan.
Awalnya sempat bingung juga karena ane tidak tau makanan khas Madura selain Soto Madura. Ternyata pacar teman ane asli Bangkalan gan. Dengan sigap dia memencet nomor-nomor di HPnya dan tidak sampai semenit dia pun berkata dengan lantang: �Ayo makan di Bebek Sinjay�
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for tampilan depan:
Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Aroma khas gorengan bebek menyeruak di radius 10 meter warung tersebut. Karena warung ini letaknya tepat di samping jalan menuju Bangkalan, pengunjung pun membludak ramai. Apalagi waktu itu jam makan siang. Kami pun yang dari tadi sudah tak tahan langsung duduk ke meja lesehan kosong berpemandangan gunung dan sawah.
Kami duduk manis menunggu pelayan datang menyodorkan menunya. Namun setelah 5 menit menunggu, tak satu pun pelayan datang. Usut punya usut, ternyata cara memesannya beda. Haha, benar-benar kampungan! Pengunjung harus memesan terlebih dulu di kasir, kemudian langsung bayar. Nah, setelah itu kita diberi catatan bertuliskan menu yang kita pesan. Setelah kembali ke tempat duduk, barulah panggil si pelayan dan berikan kertas tadi baru pesanan diantarkan. Katrok! Haha..
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for dikala rame gan:
Meskipun porsi nasi dan bebeknya sedikit, namun kekurangan itu terbayarkan dengan rasa bebek yang khas. Rasa bebek gorengnya ane beri nilai 8.5/10. Yang khas adalah sambalnya. ane g tau itu sambal apa, yang jelas sambal ini tidak digoreng terlebih dulu dan rasa asam mendominasi. Rasa pedas sambalnya awet di lidah. Saran ane gan, pesan minuman yang manis dan dingin untuk mengimbanginya. Per Februari 2011, satu porsi bebek ini dapat ditebus dengan harga Rp 10.000,- dan es teh Rp 2.000,-
Sambil menikmati pemandangan yang indah sembari mengelus-elus perut yang sudah kenyang, kami pun larut dalam suasana Madura berhembuskan angin tak kunjung berhenti.
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for porsi mangstap gan 1:
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for porsi mangstap gan 2:
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for porsi mangstap gan 3:
Warung bebek ini buka pagi hari, dan belum sampai jam 12 siang sudah ludes habis terjual. Secara sekilas, saya bertanya kepada pegawai warung itu tentang jumlah bebek yang dihabiskan dalam sekali buka. Jawabnya adalah rata-rata 500 ekor bebek per sekali buka. Edan gan !