Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 27th May 2012
jonykebot's Avatar
jonykebot jonykebot is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: May 2012
Posts: 1,797
Rep Power: 16
jonykebot mempunyai hidup yang Normal
Default Jenis Bahan Bakar Ramah Lingkungan Milik Pertamina

[/quote]
Quote:





Budayakanlah Untuk Selalu
















moga moga ane ga

[/spoiler][spoiler=open this] for Check:
















Quote:





Bahan Bakar Ramah Lingkungan








Quote:





Quote:





Sekilas Tentang Bahan Bakar Bensin






Bensin, atau Petrol (biasa disebut gasoline di Amerika Serikat dan Kanada) adalah cairan campuran yang berasal dari minyak bumi. Sebagian besar bensin tersusun dari hidrokarbon. Di banyak tempat di Sumatera, bensin disebut juga dengan minyak.



Kini bensin sudah hampir mejadi kebutuhan pokok masyarakat dunia yang semakin dinamis. Bahkan orang Amerika menggunakan 1,36 miliar liter bensin setiap hari.



Karena merupakan campuran berbagai bahan, daya bakar bensin berbeda-beda menurut komposisinya. Ukuran daya bakar ini dapat dilihat dari Oktan setiap campuran. Di Indonesia, bensin diperdagangkan dalam dua kelompok besar: campuran standar, disebut premium, dan bensin super.






Quote:





Quote:





Sekilas Tentang Cara Kerja Bensin






Bensin bekerja di dalam mesin pembakaran yang ditemukan oleh Nikolaus Otto. Mesin pembakaran dikenal pula dengan nama Mesin Otto. Cara kerja bensin di dalam mesin pembakaran:



* Bensin dari tangki masuk ke dalam karburator. Kemudian bercampur dengan udara. Pada mesin modern, peran karburator digantikan oleh sistem injeksi. Sebuah sistem pembakaran baru yang bisa meminimalisir emisi gas buang kendaraan.

* Campuran bensin dan udara kemudian dimasukkan ke dalam ruang bakar.

* Selanjutnya, campuran bensin dan udara yang sudah berbentuk gas, ditekan oleh piston hingga mencapai volume yang sangat kecil.

* Gas ini kemudian dibakar oleh percikan api dari busi.

* Hasil pembakaran inilah yang menghasilkan tenaga untuk menggerakkan kendaraan.



Dalam kenyataannya, pembakaran gas di dalam mesin tidak berjalan dengan sempurna. Salah satu masalah yang sering muncul adalah �ketukan di dalam mesin�, atau disebut sebagai "mesin ngelitik" atau knocking. Jika dibiarkan, knocking dapat menyebabkan kerusakan pada mesin. Knocking terjadi karena campuran udara dan bahan bakar terbakar secara spontan karena tekanan tinggi di dalam mesin, bukan karena percikan api dari busi.



Penyebab knocking ada beberapa macam, yaitu:



* Pemakaian bensin yang tidak sesuai dengan spesifikasi mesin.

* Ruang bakar sudah kotor dan berkerak.

* Penyetelan pengapian yang kurang tepat.










Quote:





Quote:





Bahan Bakar Ramah Lingkungan






Quote:





Bio Pertamax











Bio Pertamax adalah bahan bakar kendaraan bermotor modern yang bermutu tinggi dan ramah lingkungan, hasil pencampuran 95% Pertamax dan 5% Etanol murni.



Sebagai energi terbarukan, Bio Pertamax dapat digunakan pada semua jenis kendaraan non-diesel tanpa adanya modifikasi mesin dan dapat menjaga kelestarian lingkungan secara berkelanjutan untuk masa depan yang lebih baik.



Keunggulan Bio Pertamax :



* Ramah lingkungan/langit biru

* Emisi gas buang lebih baik

* Pembakaran lebih sempurna

* Tidak perlu modifikasi mesin/alat

* Memperpanjang umur mesin

* Merupakan bahan bakar terbarukan

* Bersifat detergensi (membersihkan ruang bakar)





[quote]





Bio Solar







Biodiesel? Pertamina Siap!



Pertamina siap memproduksi dan menjual biodiesel dari bahan dasar minyak kelapa sawit atau CPO (crude palm oil). Biodiesel adalah salah satu jenis bahan bakar hayati non fosil (biofuel) yang sedang digalakkan Pemerintah pemakaiannya melalui Perpres No. 5 Tahun 2006 dan Inpres No. 1 Tahun 2006. Bahan bakar ini secara bertahap akan mengurangi peran solar. Dengan kualifikasi biodiesel B-5 yang diluncurkan 20 Mei 2006 ini, biodiesel bermerek Bio-Solartersebut mengandung lima persen CPO yang telah dibentuk menjadi Fatty Acid Methyl Ester (FAME) dan 95 persen solar murni bersubsidi. Dengan formula seperti itu, untuk tahun 2006 ada penghematan impor solar sebanyak 720.000 kiloliter.



Ini adalah proyek untuk solusi bangsa di bidang energi.Tak berlebihan, karena dengan langkah Pertamina ini berarti Indonesia pada 20 Mei 2006 ini telah memulai sesuatu yang bersejarah, yaitu mengembangkan energi alternatif yang memiliki multiplier effect secara ekonomi dan ketahanan bangsa di sektor energi.



Memilih tanggal 20 Mei 2006 sebagai tanggal peluncuran produk perdana ini, pasti tak dilepaskan dari semangat historis kebangkitan bangsa pada 20 Mei 1908 oleh organisasi Budi Utomo.



Boleh jadi meluncurkan produk Bio Solar merupakan langkah kita menuju alam yang bebas krisis, atau kalau perlu menuju alam yang membawa kembali kejayaan bangsa. Nilai dan semangat di balik peluncuran ini yang tidak boleh diabaikan dan dipandang sebelah mata. Parameternya adalah langkah nyata dan bersemangat problem solving.



PROBLEM ENERGI NASIONAL



Tak hanya Indonesia yang dipaksa berpikir untuk mengabil langkah strategis, berjangka panjang, berkesinambungan, di seputar masalah kebijakan energi. China yang mengonsumsi minyak 6,5 juta bph pada tahun 2004 dan diperkirakan memakai 10,5 juta bph pada tahun 2020, sedang melalukan "revolusi" energi. Juga AS, negeri-negeri Eropa, dan sejumlah negara Asia seperti Jepang, Thailand, dan India.



Kalau tidak direm, konsumsi minyak oleh bangsa Indonesia bisa melonjak tajam. Ada pakar yang mencatat prediksi kebutuhan BBM dalam negeri pada tahun 2010 sekitar 1,6 juta bph. Kebutuhan ini ekivalen dengan minyak mentah 2 juta bph.



Apa yang dicatat oleh sang pakar memang belum terjadi, tetapi kalau trend konsumsi BBM oleh bangsa ini tidak direm, kemungkinan krisis energi minyak tidak mustahil terjadi. Karena kebutuhan energi adalah bersifat kebutuhan primer dan selalu beriringan dengan pertumbuhan ekonomi. Dengan perkiraan tingkat pertumbuhan ekonomi Nasional yang terus dipacu dan terus membaik, maka tingkat konsumsi energi akan ikut terdongkrak.



Energi memang tak hanya minyak bumi. Namun kalau melihat pola konsumsi minyak bumi yang masih dominan, maka gerakan klimaks konsumsi BBM dalam negeri tidak gampang distop.



Dengan teori berpikir seperti ini kita bisa menerima angka prediksi kalau impor minyak mentah Indonesia akan melonjak di atas 400 ribu bph. Padahal saat ini "hanya" sekitar 0,400 juta bph.



Menutupi demand minyak bumi yang terus melonjak dengan opsi menaikkan tingkat produksi crude Nasional untuk dalam kondisi sekarang tidaklah gampang, untuk tidak mengatakan tidak mungkin. Faktanya booming minyak bumi di negeri kita seperti tahun medio 1970-an dan awal 1980-an agaknya belum terbayangkan terjadi lagi.



Tingkat produksi Nasional terus melorot sejak 2000. Bahkan sempat menyentuh sedikit di bawah satu juta bph, walaupun kemudian berusaha didongkrak menggenapkan lagi ke angka satu juta bph, dan ditargetkan 1,3 juta bph pada tahun 2006 ini.



Penemuan cadangan baru memang sempat memberikan harapan, bahwa posisi net oil importer akan bisa diperbaiki, dan kembali mengekspor. Tapi dengan berpikir realistis bahwa karakteristik energi fosil pada akhirnya harus habis, bangsa Indonesia tetap saja harus mempersiapkan diri mengantisipasi kondisi memilukan, minyak bumi habis dari perut bumi kita.



Menemukan kembali giant field minyak mentah kita? Kepala kita akan menggeleng sebagai jawaban. Kenyataannya sejak ditambang secara komersial pada tahun 1885 oleh bangsa asing dan dimanfaatkan mereka hingga 1945, sumber minyak bumi di perut Nusantara sudah "lelah" ?



Ironisnya kita masih berboros-boros ria dengan BBM yang murah (gara-gara harga subsidi). Sebagian dari komponen bangsa ini seperti tidak menyadari potensi masalah besar di sektor energi sedang dihadapi. Sehingga opsi menurunkan subsidi BBM secara bertahap gencar dipolitisasi. Ditentang, dikritik, dan dihujat. Padahal menurunkan subsidi secara bertahap sudah diputuskan Pemerintah dan DPR melalui UU No. 5 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas).



Bangsa AS saja sudah dikukuhkan oleh UU energi mereka, US Energy Act 2005, untuk mengurangi pemakaian bensin sebesar 1,0 juta bph pada tahun 2015 (Kompas, 20/8/05). Bahkan diberitakan, atas perintah Presiden Bush, program-progam khusus di Departemen Energi AS dikonsentrasikan untuk mengganti lebih dari 75 persen impor minyak AS dari Timur Tengah pada tahun 2025 (Kompas, 5/5/06).







LANJUT KE BAWAH GAN





Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 03:37 AM.


no new posts