FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Masalah impor garam kembali ramai setelah petani garam lokal teriak harga jual garamnya anjlok karena serbuan garam impor belakangan ini. Lantas dari mana sajakah sebenarnya garam-garam impor itu berasal? Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) porsi impor garam Indonesia yang terbesar adalah dari Australia. Untuk periode Januari hingga Juni 2011, impor garam dari negeri Kanguru mencapai 1,04 juta ton dengan nilai US$ 53,7 juta. Selain dari Australia, impor garam juga diambil dari India yaitu sebesar 741,12 ribu ton dengan nilai US$ 39,84 juta. Ada juga dari Singapura, Selandia Baru, Jerman sehingga total impor garam sampai Juni 2011 mencapai 1,8 juta ton dengan nilai US$ 95,42 juta. Menurut Ketua Umum Asosiasi Eksportir dan Importir Sayur Indonesia Kafi Kurnia, selama ini Indonesia memang paling banyak mengimpor garam dari Australia dan India. Meski beberapa negara non produsen garam seperti Singapura pun menjadi sumber impor garam ke Indonesia. "Ya, kita impor juga dari Singapura, tapi mereka cuma sebagai pedagang, garamnya sih dari mana tahu, biasanya garam industri, bukan garam konsumsi rumah tangga," katanya kepada detikFinance, Minggu malam (7/8/2011). Dihubungi terpisah, Dirjen KP3K Kementerian Kelautan dan Perikanan Sudirman Saad mengatakan ia memastikan bahwa Singapura bukan lah produsen garam sehingga sangat kecil peluangnya jika Indonesia mengimpor garam dari Negeri Singa itu. "Sepengetahuan saya tidak ada tambak garam di Singapura, mungkin itu hanya trader-nya saja disana," kata Saad. Menyambung hal tersebut, Kafi menambahkan alasan impor garam selama ini karena tak semua kebutuhan garam dalam negeri bisa dipenuhi dari petani garam lokal. Khusus untuk garam kebutuhan industri atau non rumah tangga memang harus memiliki kualitas bagus, seperti pada bumbu produk mie instan yang memiliki kualitas tak mudah menggumpal karena tidak gampang dipengaruhi oleh uap air. "Sebenarnya investasi untuk membuat garam berkualitas investasinya tidak mahal," katanya. Ia mencontohkan ada produk garam lokal kualitas atas yang dibuat di Bali sukses menembus pasar ritel-ritel moderen. Garam asal Bali itu dikembangkan oleh investor asing yang mengangkat nilai jual Bali dan pengemasan dan branding yang menarik. Terkait:
|
![]() |
|
|