Tips Menghadapi Binatang Buas

[kukubimasakti]

Harimau, beruang madu/ damar, gajah dan babi hutan � semuanya adalah pembunuh yang potensial. Walau dapat disangkal, binatang yang paling berbahaya adalah anjing kampung � rabies merajalela dan setiap gigitan anjing harus dianggap sebagai keadaan sangat darurat.



Jika anda digigit anjing, anda harus menemui pemilik anjing, lalu melaporkan kejadian tersebut ke polisi atau kepala desa. Jika ada tanda-tanda bahwa kemungkinan anjing menderita rabies, harus segera dibunuh dan kepalanya dikirim ke laboratorium di ibu kota propinsi untuk dilihat apakah otaknya ada virus rabiesnya.



Kami menyarankan anda untuk mencegah daripada menyesal kemudian: secepatnya mendapat perawatan segera dan tidak menunggu hasil tes. Vaksin rabies tersedia di ibukota propinsi dan dapat dipesan di kota kecamatan ). Perawatannya tidak menyakitkan dan meliputi serangkaian penyuntikan selama jangka waktu tiga minggu.



Jika anda bermaksud untuk trekking di hutan lain dari yang ada di sekitar Gunung Kerinci dan Gunung Tujuh, tanyalah pemandu anda bagaimana anda harus bereaksi jika bertemu binatang buas.



Jangan pernah mencoba mendekati binatang buas yang hidup di atas tanah untuk mengambil foto. Mundurlah perlahan dan tenang dengan mata anda tetap pada binatang tersebut. Jangan pernah sekali-kali berlari atau membalikkan badan dari harimau atau mamanjat pohon untuk kabur dari gajah. Jika anda diserang oleh beruang, larilah ke atas bukit, bukan ke bawah! Semua binatang tersebut biasanya menjadi berbahaya bagi manusia jika mereka terpancing atau merasa terancam dan akan mundur jika biberi kesempatan. Jika anda merasa terancam oleh binatang yang tidak terlihat, nyalakan rokok � bau dari tembaku yang terbakar adalah indikator yang unik dari manusia dan binatang tersebut akan selalu lari.



Ular biasanya menghindari manusia dan umumnya hanya akan menyerang jika terpancing atau terancam. Beberapa ular, khususnya anggota suku ular welang, mungkin jinak selama siang hari tetapi menjadi sangat agresif di malam hari. Jangan pernah mengambil ular mati � mungkin itu belum benar-benar mati! Gigitan ular yang hidup di tanah seperti ular welang atau kobra umumnya ke pergelangan atau tungkai sedangkan gigitan ular arboreal seperti ular tiong (yang menyukai semak-semak dan pohon kecil sebagai tempat istirahat di siang hari) lebih sering ke arah kepala, leher atau tangan.







Hindari gigitan serius dengan memakai celana panjang dan sepatu boot serta kemeja berlenagn panjang. Banyak masyarakat setempat suka memakai topi di hutan. Jangan pernah berkeliling hutan, lahan pertanian atau bahkan desa terpencil di malam hari tanpa obor/lampu.



Dalam kejadian digigit ular, ingat bahwa gigitan kebanyakan ular berbisa lebih serius daripada sengatan lebah sedangkan gigitan ular seperti ular welang dan kobra tanpa kecuali, akan berakibat fatal.



Kalajengking dan scalopendra � yang kelihatan seperti lipan merah terang yang lebih besar � dapat sekaligus memberikan gigitan menyakitkan yang amat menyiksa. Keduanya cenderung menyukai kayu busuk dan kayu mati. Jangan pernah berbaring di atas pohon roboh atau tebangan tanpa mengecek lebih dulu dan berhati-hati jika mengumpulkan kayu bakar untuk api tenda di malam hari.



Lintah/pacet dan kutu babi lebih merupakan gangguan daripada bahaya. Yang pertama dapat dengan mudah dilepas atau dikorek, sementara kutu babi harus dilepaskan, berlawanan arah jaru jam, jangan ditarik! Bersihkan gigitan saat anda punya waktu, dan rawat dengan betadine atau antiseptik sejenis untuk menghindari infeksi. Di lokasi tersedia anti serangga seperti Autan atau Off yang menghalangi lintah/pacet yang lapar (sedangkan masyarakat setempat menggosokkan kulit yang terkena dengan tembakau sebagai penangkal). Kiat lainya adalah dengan membuat (atau membeli dari agen khusus) sepasang kaos kaki anti lintah sebelun datang. Gunakan katun yang bagus dan jahitlah satu rangkai untuk menjaganya tetap di lutut menutupi kaos kaki anda dan celana panjang.





sumber:http://www.nusantaraku.org/forum/fis...tang-buas.html