Login to Website

Login dengan Facebook

 

Post Reply
Thread Tools
  #1  
Old 27th May 2012
pingpong's Avatar
pingpong
Senior Ceriwiser
 
Join Date: May 2012
Posts: 5,888
Rep Power: 21
pingpong mempunyai hidup yang Normal
Default Seperti Inikah Wajah Jakarta Sebenarnya?!

Di bawah ini adalah cerita dari seorang Budiman Hakim di Kompasiana beberapa hari lalu. Cerita yang mengisahkan pengalamannya hidup di Jakarta ini sekarang telah akses oleh hampir 30ribuan orang.





Ilustrasi - Jakarta (KOMPAS/Eddy Hasby)



Setidaknya artikel ini membuat kita intropeksi diri dan merenung akan perbaikan wajah Jakarta!



Selamat membaca, merenung dan intropeksi!



SAYA TAKUT HIDUP di JAKARTA



Benarkah Negeri ini bangsa yang ramah tamah? Dulu iya mungkin, tapi sekarang? Liat aja berita di TV, isinya cuma bentrok, rusuh, amuk dan tawuran. Saya kadang suka sengaja ga mau liat berita untuk beberapa waktu sebab enerji negatif dari berita kerusuhan selalu membuat saya depresi.





Saya jauh lebih suka nonton Kick Andy di Metro TV. Program ini memberi enerji positif sekaligus mengingatkan kita bahwa ternyata masih ada loh orang baik di negeri ini. Acara seperti ini harusnya diperbanyak karena berfungsi sebagai balance terhadap berita-berita kisruh yang membuat kita muak dan capek hati ngedengernya.





Sayangnya, walau berenti ngeliat berita, hidup kita belum tentu menjadi lebih tenang. Ke mana pun kita pergi, kita harus waspada. Bukan sekali dua kali saya terjebak berjam-jam dalam kemacetan luar biasa gara-gara ada demo.





Pernah juga saya lagi asyik di kafe, tau-tau ada ormas islam menyerang dan menghancurkan isi kafe sambil berteriak-teriak, �Allahu Akbar!� Untunglah saya diam-diam berhasil menyelinap dan pergi dari tempat itu tanpa kurang suatu apapun.





Yang terakhir, saya kejebak di antara tawuran anak-anak SMA yang mengakibatkan mobil saya penyok-penyok akibat lemparan batu. Buset deh! Mana mobil saya ga diasuransi pula. Alhamdulillah sampe sekarang saya belum pernah ketemu sama gank motor�.jangan sampe deh!





Dulu saya kira, masyarakat kita cuma sok jagoan kalo mereka lagi berkelompok, tapi ternyata pikiran saya salah. Ceritanya begini:




[/spoiler][spoiler=open this] for Peristiwa Pertama:




Setelah makan siang di restoran di bilangan Sudirman, saya jalan kaki pulang ke kantor bersama seorang temen sekantor. Kami memutuskan untuk jalan kaki karena selain tempatnya ga terlalu jauh, jam makan siang di Jalan Jenderal Sudirman selalu macetnya parah.





Nah, lagi asyik-asyiknya jalan sambil ngobrol ngalor ngidul, tiba-tba terdengar klakson motor kenceng banget di belakang kami. Karena merasa aman sudah berjalan di trotoar, kami ga ambil pusing dengan suara klakson itu. Sekonyong-konyong suara klakson dan gas ditekan sangat kenceng sudah berada beberapa senti di belakang kami.





�Wooi!!! Minggir! Mau mati lo?!!! teriak si pengendara motor.





Rupanya karena terlalu macet, banyak motor naik ke atas trotoar untuk mencari jalan. Karena ga merasa bersalah, kami pura-pura ga denger dan juga ga mau minggir. Begitu juga para pejalan kaki yang lain. Dan apa yang terjadi?





Brak! Pengendara motor itu tiba-tiba menghantamkan helmya ke punggung saya keras banget. Saya tentu saja marah bukan main dan menghampiri pengendara motor tersebut.





�Heh ngapain lo mukul gue?� bentak saya.





�Kenapa lo ga minggir? Lo mau mampus ya? Udah tau gue mau lewat.� Habis bekata begitu dia memasang posisi berantem dengan helm sebagai senjata.





�Eh Tong, ini trotoar. Lo udah salah kenapa malah lo yang marah?� Saya bales membentak.





�Lo kan liat jalanan macet. Ngalah dikit dong sama motor yang mau lewat.� Dia malah ngebalas lebih galak lagi.





�Hei Tong. Yang namanya trotoar itu buat pejalan kaki, sana lo balik lagi ke jalan.� sahut saya kesel banget.

�Lo mau jadi jagoan ya? Lo ga tau siapa gue ya?� Orang itu semakin murka dan mendorong tubuh saya, tapi kali ini saya udah siap. Saya ngeles ke samping lalu balas ngedorong badannya. Si pengendara motor terhuyung lalu menyerang lagi dengan helmnya. Dan ga lama kemudian terjadilah perkelahian di atara kami.

Beberapa orang dari kerumunan berusaha memisahkan kami. Dan ga lama kemudian ada polisi dateng dan turut membantu memisahkan kami. setelah suasana reda, polisi menanyakan penyebab perkelahian pada semua orang. Setelah itu dia menghampiri si pengendara motor.





�Kamu yang salah!� hardik Si Polisi, �Udah tau trotoar buat pejalan kaki, kamu bisa saya tilang tau?�

�Silakan kalo mau tilang tapi bapak juga harus menilang mereka semua.� kata Si Pengendara motor seraya menunjuk puluhan motor yang juga ada di atas trotoar.





Si Polisi keliatan kebingungan.





�Jangan main-main sama saya. saya ini pengacara!!� kata orang itu lagi menggeretak Si Polisi.





Lucunya bukannya menindak orang itu, Si Polisi malah nyamperin saya, �Kamu yang salah. Kenapa kamu ga membiarkan orang lain lewat?�





Lah? Gimana sih ini polisi? Bukannya polisi yang bikin peraturan berlalu-lintas? Saya yang ga ngelanggar aturan kok ikut-ikutan disalahin?





�Loh bukannya Bapak yang bilang tadi kalo trotoar buat pejalan kaki?�





�Iya betul tapi kalo kamu ngalah sedikit, keributan ini tidak perlu terjadi. Jadi kamu yang menyebabkan keributan.� sahut polisi ini lagi.





Sontoloyo! Kalo penegakan hukum harus diselipin sama kompromi ya pantes aja hukum ga jalan. Pantes aja orang ga takut melanggar peraturan dan undang-undang.













Sponsored Links
Space available
Post Reply




Switch to Mobile Mode

no new posts