Sebuah judul �Sawahloento Ducth Steam Merchant�, terpampang dilengkapi dengan sebuah foto. Menarik sekali. Kalau selama ini berbagai situs online yang menyajikan data-data berkenaan Sawahlunto lebih dominan berkaitan aktivitas pertambangan terbuka maupun underground. Lain dengan dokumentasi foto yang Saya temukan kali ini. Sebuah kapal laut besar sedang merapat disebuah dermaga dan satu lagi sedang dalam pelayaran. Sudah biasa barangkali ya�? melihat gambar kapal sedang merapat di dermaga atau sedang berlayar. Tapi tidak bagi Saya.
Pada lambung kapal laut berteknologi uap itu terpampang dengan tegas sebuah nama �Sawahloento�. disebutkan muatan kapal yang berpangkalan di Batavia ini deperkirakan sekitar 3085 ton. Kapal milik Koninklijke Paketvaart Mij, Amsterdam dengan label �Sawahloento� itu selesai dibuat pada tahun 1921 oleh NV Scheepsbouwwerf Gebr Pot, Bolnes.
Catatan dalam situs ini juga menyebutkan bahwa kapal �Sawahloento� mengalami naas. Kapal tenggelam pada tanggal 14 Desember 1942 tepat jam 16.36. Tragedi tenggalamnya kapal �Sawahloento� diakibatkan sebuah insiden. Dikabarkan sebuah torpedo U-177 telah menghantam sisi kanan ruang mesin yang menyebabkan buritan (bagian belakang kapal) tenggelam. Peristiwa itu terjadi sekitar 170 Km sebelah Tenggara dari Durban. Kapal �Sawahloento� miring ke arah kanan selama 7 menit. Salah satu sekoci sebelah kanan hancur.
Ketel uap kapal tersebut meledak. Hanya satu sekoci yang diperkirakan selamat dengan muatan 10 orang.
Ada yang menggelitik pikiran Saya apa hubungan nama kapal �Sawahloento� dengan daerah Sawahlunto sekarang (Sawahloento ketika kolonial Belanda) ? di masa lalu kita tahu batubara Ombilin-Sawahloento dikeruk secara besar-besaran sejak 1891 oleh Pemerintah Kolonial Belanda (Hindia Belanda). Apakah nama daerah Sawahloento kemudian dilekatkan oleh perusahaan tambang Ombilin-Sawahloento menjadi nama kapal-kapal yang mengangkut batubara untuk dipasarkan ke pasar dunia ? Kita akan coba telusuri melalui informasi data lainnya, atau anda para pembaca ingin berkontribusi ?
sumber:
http://sumbar.info/artikel/sejarah/2...#axzz1uImLN4aS