Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > News

News Semua berita yg terjadi di dunia internasional ataupun lokal diupdate disini

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 17th January 2015
Gusnan's Avatar
Gusnan Gusnan is offline
Moderator
 
Join Date: Jun 2013
Posts: 27,623
Rep Power: 49
Gusnan memiliki kawan yg banyakGusnan memiliki kawan yg banyakGusnan memiliki kawan yg banyak
Default Densus 88 Tembak Mati Pemenggal Polisi Poso


-Suasana hening warga Dusun Larangan, Desa Krenceng, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri mendadak heboh setelah terdengar suara tembak menembak. Suara dar dor dor itu mengejutkan masyarakat pedesaan yang baru pulang dari sawah, Jumat (16/1/2015) pukul 8.30 WIB.
Warga semakin gempar setelah mengetahui desanya menjadi sasaran penggrebekan pasukan Densus 88 Mabes Polri. Terlebih yang menjadi sasaran adalah terduga teroris Roni alias Joko alias Muas (33).
Saat warga berdatangan Roni sudah tergeletak di depan rumah Ahmad tetangganya. Selain itu di depan rumah Suyadi, ayah Roni banyak bersiaga pasukan berseragam hitam-hitam menenteng senjata laras panjang. Informasinya sebelum tewas tertembak, Roni sempat ke sawah membantu orangtuanya Suyadi (54). Kemudian sepulang dari sawah itulah terjadi insiden penyergapan pasukan Densus 88.
Warga sekitar TKP setidaknya mendengar lima suara tembakan. Roni saat disergap petugas sempat melepaskan tembakan tiga kali. Kemudian petugas membalas hingga menembak mengenai bagian dadanya.
Roni pun roboh bersimbah darah tepat di depan pagar rumah Ahmad tetangga sebelah rumahnya. Insiden tembak menembak itu juga sempat disaksikan ayahnya Suyadi dan Linda, istri Roni yang menyaksikan dari teras rumahnya.
Bekas genangan darah masih terlihat berceceran di dipasang polis line petugas kepolisian. Usai tembak menembak, petugas mengamankan pistol PN 45 berikut magazin yang masih tersisa 9 peluru.
Kasus penembakan Roni sempat membuat geger warga Desa Krenceng yang saat itu kebanyakan masih ada di sawah. Warga rata-rata tidak menduga jika Roni merupakan buronan teroris yang dicari Densus 88.
Ny Linda, istri Roni yang tengah hamil tampak menggendong anak bungsunya yang baru berusia 2 tahun. Perempuan itu sempat diperiksa petugas di Mapolres Kediri. Namun usai Sholat Jumat dipulangkan lagi untuk mengikuti olah TKP.
Dari kesaksian sejumlah warga, sempat terdengar 5 suara tembakan yang cukup keras. Warga sekitar rumah ayah Roni kemudian berhamburan datang ke arah suara tembakan. Namun pasukan Densus 88 yang mengenakan seragam hitam dengan penutup wajah melarang warga mendekat TKP.
Termasuk keluarga Roni juga tidak boleh menolong korban yang tergeletak di pinggir jalan depan rumah tetangganya. Petugas kemudian mengevakuasi terduga teroris ke RS Bhayangkara, Kota Kediri.
Sementara usai Sholat Jumat petugas Densus 88 kembali lagi ke TKP untuk melakukan olah TKP sekaligus melakukan penggeledahan rumah Suyadi. Penggeledahan serupa juga dilakukan di rumah Sunar (85), kakek dari Roni yang rumahnya terpaut 500 meter dari rumah Suyadi.
Menurut penjelasan Kombes Pol Ibnu, Kabid Penindakan Densus 88, hasil dari penggeledahan di rumah Suyadi, petugas menemukan sebutir peluru jenis senjata revolver yang di taruh dalam Al Quran. Sebutir peluru itu ditemukan di kamar depan.
Hasil temuan lainnya berupa KTP atas nama Joko warga Poso dan Muas beralamat di Bima, NTB. Selain itu juga menemukan buku nikah. Namun di desanya warga biasa memanggil Roni.
Dari hasil penyelidilan petugas, Roni merupakan anggota jaringan teroris Santoso yang biasa beroperasi di Poso.
Menurut Kombes Ibnu, Roni sudah beberapa kali terlibat kasus pembunuhan. Pada 2005 pernah membunuh temannya bernama Gendut (20) warga Desa Gadungan, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri. Korban tewas setelah kepalanya dicangkul Roni. Dalam persidangan Roni divonis 7 tahun.
Sementara semenjak bergabung dengan jaringan teroris telah beberapa kali menembak mati polisi. Di antaranya, Kapolsek Ambalata, Bima, NTB dengan korban Iptu Agus Salam. Menembak mati anggota Polres Bima Brigadir Yamin senjata revolver dirampas.
Kemudian Roni terlibat penembakan anggota Intel Polres Bima Brigadir Hanafi.
Meski korban tertembak bagian pelipisnya, namun nyawanya dapat diselamatkan. Terduga teroris Roni juga pernah menjadi algojo hukum pancung atau pemenggalan kepala dengan korban 2 anggota Polres Poso. Selain itu ikut aksi penghadangan patroli yang menewaskan 4 anggota pasukan Brimob di Poso.
Pemuda Lugu
Pada mulanya Roni alias Joko alias Muas merupakan pemuda desa yang lugu. Namun perilaku Roni berbalik total justru setelah menghuni LP Porong karena terlibat kasus pembunuhan.
Di LP Porong inilah, Roni berkenalan dengan sejumlah tahanan kasus terorisme yang ditahan disana. Karena pengaruh ideologis yang ekstrem, Roni kemudian menjadi salah satu jamaah pengikutnya.
"Di LP Porong tersangka bergaul dengan tahanan kasus terorisme. Karena bergaul selama 7 tahun, menjadikan tersangka seperti ini," ungkap Kombes Pol Ibnu, Kabid Penindakan Densus 88 Mabes Polri usai penggrebekan di Dusun Larangan, Desa Krenceng, Jumat (16/1/2015).
Dijelaskan Kombes Ibnu, setelah keluar dari LP Porong, Roni tidak kembali ke rumahnya tapi pergi Ponpes Umar Bin Khatab di Bima, NTB. "Di Bima tersangka melakukan setidaknya tiga kali penembakan anggota polisi," ungkapnya.
Beberapa korbannya di antaranya, Kapolsek Ambalata, Bima, NTB dengan korban Iptu Agus Salam. Korban ditembak mati di bagian kepala. Kemudian menembak mati anggota Polres Bima Brigadir Yamin serta merampas senjata revolver.
"Kami masih belum menemukan senjata revolver yang dibawa Pak Yamin yang diambil saat dia dieksekusi," ungkapnya.
Kemudian menembak anggota Intel Polres Bima Brigadir Hanafi. Meski korban tertembak bagian pelipisnya, namun nyawanya dapat diselamatkan.
Sementara kasus pembunuhan yang mengakibatkan Roni dipenjara 7 tahun terjadi pada 2005. Korban yang dibunuh teman sepermainannya sendiri bernama Gendut (20) warga Desa Gadungan, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri.
Korban tewas dibunuh secara sadis karena kepalanya pecah setelah dicangkul Roni. Dalam persidangan di PN Kabupaten Kediri, Roni divonis 7 tahun. Namun selama 7 tahun menghuni LP Porong membuatnya bergaul dengan tahanan kasus terorisme.
Kades Krenceng Suparno yang ditemui Surya mengaku tidak mengira jika Roni terlibat kasus terorisme. "Dia sebenarnya sudah bukan warga Krenceng lagi," ujarnya.
Karena semenjak keluar dari penjara karena kasus pembunuhan temannya, Roni merantau ke NTB. Termasuk administrasi kependudukan juga pindah ke NTB tempat tinggal istrinya.
Sementara menurut penuturan tetangganya, Roni sehari-hari orangnya taat beribadah. "Kalau beribadahnya rajin. Dia baru satu setengah bulan balik lagi ke Kediri setelah lama di Lombok, NTB," ungkap Joni Juwantoro.
Sementara warga lainnya mengaku kaget dengan status Roni yang merupakan buronan Densus 88. "Sebenarnya orangnya lugu tidak potongan jadi teroris. Keluarga di sini juga baik dan taat beribadah," tambah Ahmad, teman sepermainannya.
Terkait kasus pembunuhan Gendut, dilakukan Roni karena untuk membela diri. "Kalau persoalannya kami tidak tahu, tapi keduanya bertengkar kemudian kepala korbannya dicangkul," ungkapnya.
Aksi di Kediri
Roni alias Joko alias Muas sebenarnya baru satu setengah bulan kembali ke kampung halamannya di Dusun Larangan, Desa Krenceng, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri.
Sebelumnya dia tinggal di Mataram, NTB tempat kampung halaman istrinya. Namun entah apa alasannya, dia tiba-tiba kembali pulang setelah sekitar 6 tahun merantau ke NTB. Malahan di perantauan Roni menikah.
Kepulangan Roni inilah yang mengundang kecurigaan sekaligus menyebabkan buronan polisi ini tertangkap. Sebelumnya petugas sempat kesulitan mengendus keberadaannya. Kabid Penindakan Densus 88 Kombes Pol Ibnu yang memimpin penggrebekan terduga teroris tak memungkiri jika kepulangan Roni memang akan merencanakan sebuah aksi perampokan untuk menggalang dana di wilayah Kediri.
"Memang dia akan beraksi di Kediri, tapi berhasil kita cegah," tandas Kombes Pol Ibnu di sela-sela penggeledahan rumah Sunar, kakek Roni, Jumat (16/1/2015). Saat ditanya apa yang akan menjadi target sasaran dari komplotan Roni di Kediri ? Kombes Pol Ibnu menyebutkan salah satunya aksi perampokan. Kelompok teroris biasa melakukan perampokan yang hasilnya untuk membiaya setiap aksinya.
Namun Kombes Ibnu, masih belum dapat menjelaskan apakah sejumlah kasus perampokan yang menimpa beberapa toko mas yang terjadi di Kediri dilakukan oleh komplotan Roni. "Soal itu masih dilakukan penyelidikan aparat di daerah," ungkapnya.
Sementara catatan kriminal kasus perampokan toko mas di Kediri dalam setahun terakhir terjadi tiga kali. Kasus pertama menimpa toko mas di Kencana di Kunjang, Kabupaten milik mantan Wakil Bupati Kediri H Sulaiman Lubis. Korban menderita kerugian 2 kg perhiasan emas dibawa kabur perampok.
Kemudian kasus kedua menimpa toko mas di Pasar Jabang, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri dengan kerugian sekitar 1 kg perhiasan mas. Kasus terakhir 29 Desember 2014 perampokan Toko Mas Bima di Pasar Kanigoro, Kecamatan Kras dengan kerugian sekitar 1 kg perhiasan mas.(dim)

Reply With Quote
Reply

Thread Tools

Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 05:30 AM.


no new posts