Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Religion > Kristen

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 18th November 2010
Pendeta Pendeta is offline
Ceriwiser
 
Join Date: Nov 2010
Posts: 976
Rep Power: 16
Pendeta mempunyai hidup yang Normal
Default Disturbing Behavior - 46/53 - Prostitusi Remaja Daerah Pinggiran

PROSTITUSI REMAJA DAERAH PINGGIRAN



Pihak FBI dan aparat hukum Minneapolis menangkap lima belas orang angota keluarga Evans dan rekanan mereka atas pengoperasian suatu jaringan pelacuran bernilai jutaan-dolar. Keluarga itu sudah mengoperasikan jaringan pelacuran tersebut lebih dari tujuh belas tahun setidaknya di dua puluh empat Negara Bagian dan di Kanada. Mereka merekrut anak-anak perempuan, berymur empat nelasan tahun, untuk melacurkan diri sebagai pelayan pijat dan wanita panggilan. Setelah melayani sekitar tiga sampai sepuluh kali dalam sehari, keluarga itu memaksa para wanita muda itu agar menyerahkan semua pendapatan atau mereka akan dipukuli, diperkosa, bahkan dibunuh. Sebagai contoh, seorang anggota jaringan Evans memukuli seorang anak perempuan umur lima belas tahun yang tengah hamil sedemikian parahnya hingga keguguran. Clem Evans memperkosa anak perempuan umur empat belas tahun yang berusaha kabur, juga memukuli wanita lainnya dengan seutas tali kabel televisi. Komite Hofstede, suatu badan yang dinamai menurut nama mantan walikota Minneapolis yang juga pimpinan komite tersebut--Al Hofstede, mengutip dan melaporkan data dari para aktivis antiprostitusi bahwa di Minneasota ada sekitar seribu remaja terlibat aktif dalam pelacuran. Usia rata-rata anak muda yang terjerumus dalam pelacuran itu empat belas tahun, menurut perkiraan PRIDE, oranisasi nirlaba di Minneapolis. "Ini bukan hanya masalah kota besar, masalah perkotaan, tetapi juga merupakan masalah kawasan pinggiran kota." kata Hofstede dalam suatu konferensi pers di kantor Jaksa Agung.


Angela pertama kali melacurkan diri pada umur tiga belas tahun. Saat umur enam belas tahun, mantan murid SMU St. Paulus yang terletak di pinggiran kota tersebut telah menjadi "anak emas" mucikarinya dan menghasilkan dari $1.000 sehari dengan berhubungan seks dan menari di bar-bar dan klub-klub tari telanjang mulai dari Baltimore hingga Florida. Umur delapan belas tahun, dia mengidap penyakit kelamin, dua kali menggugurkan kandungan, dan ketika dia berniat berhenti, dia dipukuli dan dihikum secara seksual dengan berbagai perlakuan mengerikan. Umur sembilan belas tahun, dia mencoba membangun hidup baru dan meraih kembali masa kecilnya yang hilang. Hingga umur dua puluh empat tahun, dia masih berusaha meraih masa kecilnya.


Mayoritas anak muda terlibat dalm pelacuran pada usia sekitar empat belas tahun atau bahkan dua belas tahun. Kategori yang paling lemah dari anak-anak cenderung terlibat dalam pelacuran adalah anak-anak yang kabur dari rumah atau para tunamisma muda. Orang bersedia membayar anak-anak itu untuk berhubungan seks demgan mereka dalam hitungan tiga puluh enam hingga empat puluh delapan jam setelah anak-anak muda tersebut berada di jalanan. Suatu studi di Minnesota memperkirakan bahwa di Negara Bagian tersebut terdapat sejumlah 730 orang tunawisma muda berkeliaran setiap malam, sedang lembaga sosial lain memperkirakan jumlah mereka antara dua ribu hingga tiga ribu anak.


Sejak awal kepedulian terhadap media, para remaja masa kini dibombandir dengan pesan-pesan bersifat seksual. Mereka bertumbuh dengan seks sebagai barang yang diperdagangkan, mainan yang dapat saling ditukarkan, dan suatu wisata olahraga. Penyimpangan dan gangguan perilaku seksual dipertunjukkan di muka umum bahkan dipromosikan. Dan, dalam tahun-tahun terakhir ini, anak-anak remaja perempuan yang lugu menyadari bagaimanan diri mereka telah ditampilkan dan ditawarkan secara seksual oleh media dan budaya hingga tingkat yang lebih parah dari yang pernah ada sebelumnya. Namun masalah pelacuran remaja pinggiran kota tidak hanya muncul di merdia dan budaya hingga tingkat yang lebih parah dari yang pernah ada sebelumnya. Namun masalah pelacuran remaja pinggiran kota tidak hnaya muncul di media dan budaya hingga tingkat yang lebih parah dari yang pernah ada sebelumnya. Namun masalah pelacuran remaja pinggiran kota tidak hanya. Masalah itu berkaitan dengan ketidakhadiran orangtua yang menimbulkan kekosongan--baik secara fisik maupun moral--dan membiarkan media, yang dibiayai oleh sikap konsumerisme, untuk mengisi kekosongan tersebut.Hal itu juga berkaitan dengan tindakan orangtua yang menggantikan kurangnya waktu bersama anak-anak mereka dengan barang-barang atau hal lainnya. Walapun demikian, bukanlah anak-anak perempuan pelacur remaja pinggiran kota ini mempunyai ayah di rumah? Pasti demikian, tetapi ketidakhadiran ayah dapat terjadi di rumah tersebut. Sayangnya, terlalu banyak,anak perempuan yang mempunyai ayah yang secara fisik hadir namun secara emosional tidak peduli pada mereka. Ketidakhadiran sosok sang ayah secara emosional menciptakan suatu kekosongan di dalam hidup juga di dalam hati puterinya. Para remaja puteri yang mempunyai ayah yang secara emosional menjalin hubungan yang akrab dengan diri mereka akan jauh lebih mudah dalam memilih teman yang baik.


Mengingat kurangnya keterlibatan secara sosial dan meningkatnya kerusakan moral media massa serta kemerosotan budaya kita yang berdasarkan sikap hidup komsumerisme, mungkin unsur serangan dadakan ini bukan berawal dari keberadaan pelacuran remaja pinggiran kota. Kejutan kepedulian mereka. Sulit untuk memahami apa yang memotivasi anak belasan tahun berbuat demikian jiika tanpa mmempertimbangkan demikian besarnya tekanan sosial yang terpaksa mereka hadapi setiap hari. Sesuai dengan budaya kita saat ini, hanya sedikit siswi yang bersedia menanggung stigma dengan dikenali sebagai pelacur. Akan tetapi, selalu muncul anak-anak remaja puteri yang suka menentang, suka coba-coba, yang perilakunya menyimpang dari remaja puteri biasanya.


Beberapa tanda nyata untuk mengetahui gangguan perilaku ini yaitu berada di luar rumah untuk waktu yang lama: berkeliaran di mal; jarang bertemu sahabat yang biasa mereka jumpai; mengenakan pakaian atau barang-barang pribadi yang mereka miliki lainnya meski sebenarnya jatah uang saku mereka tidak mencukupi untuk membelinya; ledakan-ledakan emosi jika merasa tidak dipercayai; adanya kondom di antara barang pribadi mereka; penampilan dan pakaian yang menyolok; panggilan telepon atau pesan teks atau email tanpa mau menyebutan nama atau memakai nama palsu. Tanda -tanda ini memang tidak selalu menengaskan ataupun membuktikan keterlibatan mereka. Tetapi para orangtua yang baik atau para hamba Tuhan bagi kaum muda yang peduli perlu menanyakn hal itu ketika mengetahui tanda-tanda serupa.


Appa yang dapat diperbuat terhadap situasi demikian ini? Berikut ini ada beberapa saran: Sediakan tempat perlindungan darurat dan rumah transisi bagi remaja korban pelacuran dan yang beresiko menjadi korban. Berikan kepada para petugas penegak hukum dan informasi dan ketrampilan untuk mengenali para pelaku pengeksploitasi kaum muda secara seksual sehingga mereka dapat ditangkap dan dituntut dengan hukuman yang efektif serta dapat menyampaikan harapan dan kepedulian kepada para korban yang berhasil mereka selamamtkan. Terakhir, tingkatkan bobot hukuman bagi pelaku pengeksploitasian anak dan remaja. Penanaman nilai-nilai yang baik adalah satu-satunya bentuk perlindungan nyata bagi para korban terhadap bujukan yang menggiurkan dari pelaku kejahatan yang berupaya memikat remaja. Di atas segalanya, nilai-nilai yang baik terhadap segala sesuatu merupakan tanggung jawab utama setiap orangtua, terutama pada ayah. Dapat dipastikan, jika para ayah memberikan segala bentuk materi tanpa disertai nilai-nilai nilai-nilai yang baik, para puteri mereka akan menjadi mangsa empuk para mucikari ynag menyediakan materi yang kelihatannya tidak berbahaya.


Kitab suci menyatakan secara jelas, langsung, dan penuh harapan dalam 1 Korintus 6:9-11, "Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! ornag cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Dan beberpapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam namam Tuhan Yesusu Kristus dan dalam Roh Allah kita."

Reply With Quote
Reply

Thread Tools

Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 03:44 PM.


no new posts