FAQ |
Calendar |
![]() |
#1
|
|||
|
|||
![]() PELECEHAN TERHADAP ORANGTUA Setiap Minggu kita membaca atau mendebgar berita-berita baru tentang anak-anak yang diambil alih dari orangtua mereka karena orangtua mereka baik secara lisan maupun fisik melecehkan anak-anak tersebut. Namun Anda pasti tidak pernah mendengar tentang orangtua yang diambil alih dari anak-anak mereka karena anak-anak itu melecehkan mereka. Namn, pada tahun 1995, enam puluh lima orang ibu, ayah dan ayah tiri meninggal akibat pelecehan terhadap orangtua. Nancy Ekstein, seorang spesialis komunikasi area Chicago, berkata bahwa pelecehan terhadap orangtua "dapat dimulai dengan gangguan berupa bentakan, meluas menjadi dorongan pada saat menuruni tangga, dan mengakibatkan keributan emosional di dalam rumah tangga selama bertahun-tahun." Risetnya menunjukkan bahwa setiap tahun anak dan remaja di Amerika Serikat secara fisik telah melecahkan orangtua, yang menurut perkiraan sebanyak 2,5 juta orang. Anak-anak itu telah memukuli 900.000 orangtua. Seringkali, korbannya adalah para ibu. Anak-anak perempuan dalam usia remaja berpeluang menjadi pelaku pelecehan pemula, meskipun remaja laki-laki dalam usia yang lebih tuh biasanya menjadi pelakunya dengan memanfaatkan ukuran fisik mereka yang lebih kuat. Anak remaja berpeluang menjadi pelaku pelecehan terhadap orangtua karena mereka tumbuh dalam rumah tangga dimana orang dewasa di sana memukul orang atau barang-barang untuk mengungkapkan kemarahan mereka. Mereka mungkin tidak mngetahui cara lain untuk memecahkan permasalahan atau untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka tidak pernah belajar mengendalikan perasaan marah mereka. Atau para remaja itu mungkin melihat orangtua mereka tidak berdaya dan lemah, taua mereka berpikir bahwa inilah caranya memperlakukan para wanita. Wujud pelecehan terhadap orangua yang paling umum adalah merendahkan dan mengancam. Para remaja mungkin mengajukan berbagai permintaan yang tak realistis terhadap orangtua, misalnya agar sang orangtua menghentikan pekerjaan mereka untuk mematuhi permintaan rremaja itu. Si remaja mungkin mengancam untuk mencabut kabel telepon jika sang orangtua tidak mengakhiri pembicaraan telepon mereka. Beberapa anak belasan tahun membuat orangtua mereka selalu dalam ketakutan dengan ancaman akan kabur dari rumah. Kadang-kadang mereka menjalankan ancaman dan meninggalkan rumah semalam suntuk. Ancaman bunuh diri sudah umum. Para remaja pelaku pelecehan juga menakut-nakuti orangtua mereka dengan permainan-permainan pikiran yang jahat dan menyiratkan bahwa orangtua mereka itu gila. Mereka merendahkan derajat orangtua mereka, berkata bahwa mereka membenci orangtua mereka, dan mengancam untuk menyakiti, melumpuhkan, atau membunuh orangtua mereka, orang lain, tauppun binatang kesayangan orangtua mereka. Beberapa remaja menuntut agar sang orangtua memberi sejumlah uang di luar kemampuan mereka atau mencurinya dari mereka. Beberapa remaja lainnya menyerang orangtua mereka atau mencurinya dari mereka. Beberapa remaja menuntut agar sang orangtua memberi sejumlah uang di luar kemampuan mereka atau mencurinya dari mereka. Beberapa remaja lainnya menyerang orangtua mereka secara fisik, mendorong mereka dari tangga, memukul, meninju dan menendang mereka. Pelecehan secara fisik lainnya adalah pelecehan secara emosional. Suatu studi yang dilakukan di Halifax, Nova Scotia, terhadapa para remaja yang melecehkan orangtua mereka, mendefinisikan pelecehan terhadap orangtua: "Setiap perilaku yang menimbulkan ketakutan dan berbahaya bagi Anda dapat disebut pelecehan. Perilaku itu termasuk memukul, meninju, menendang, mendorong dan menghimpit, membentak, mencuri, memecahkan atau melemparkan barang-barang, melubangi dinding, merendahkan, mengancam akan menyakiti,melumpuhkan ataupun membunuh Anda, atau akan pergi meninggalkan rumah, b unuh diri ataupun menyakiti diri mereka sendiri." Orangtua menurut hukum bertanggung jawab terhadap anak-anak mereka sampai anak-anak itu berusia delapan belas tahun tetapi masyarakat membuat orangtua menjadi semakin kesulitan untuk mewujudkan disiplin yang sesuai. Dalam usaha mengungkap pelecehan, masyarakat memberi suatu pilihan pada remaja pelaku pelecehna untuk melaporkan tindak pelecehan tersebut. Ini adalah suatu opsi yang baik bagi yang benar-benar dilecehkan. Tetapi banyak anak yang justru memanfaatkan hal ini untuk keuntungan sendiri dengan mengancam sang orangtua bahwa mereka akan memanggil olisi dan melaorkan bahwa sang orangtua telah melecehkan diri mereka. Ynag makin membingungkan, hukum justru semakin mengandalkan pemberian hukuman penjara terhadap sang orangtua jika mereka gagal mengendalikan anak-anak mereka. Orangtua yang tengah mengalami pelecehan mencari-cari penyebab dan justru melewatkan tindakan yang paling penting dan mendasar: memperoleh kembali kepemimpinan mereka dalam keluarga. Slah satu alasan mengapa mencari-cari penyebab bukanlah keputusan awal yang baik adalah karena dalam beberapa keluarga, tidak hanya ada satu alasan saja yang teridentifikasi mengapa pelecehan itu terjadi. Kemungkinan penyebab-penyebabnya antara lain adalah nilai-nilai dalam suatu masyarakat dan budaya, dinamika keluarga dan perkembangan pribadi anak. Terkadang hal-hal yang nampak, seperti penyebab anak-anak remaja yang menghisap ganja, misalnya, kenyataannya itu hanyalah gejala dari suatu masalah. Menyalahkan orangtua sudah pasti sekali lagi orangtua dapat mengasihi dan mengendalikan anak-anak mereka, barulah orang dapat mencari penyebab jika mereka pikir hal itu dapat berguna. Anda dapat melakukan beberapa hal jika berada situasi demikian. Susunlah suatu rencana apa yang akan Anda perbuat jika abak Anda melakukan kekerasan. Belajarlah untuk mengendalikan anak Anda, meski sukit untuk menemukan orang yang dapat melatih Anda dalam mengendalikan anak Anda secara aman. Sebagai tambahan, putuskan dukungan apa yang Anda pelukan dan konsekuensi apa yang diperlukan oleh anak Anda. Carilah seseorang yang dapat Anda hubungi sesegera mungkin danmau menjadi saksi atas tindak kekerasan anak Anda, untuk berjaga-jaga kalau-kalau tetangga atau orang lain menghubungi polisi atau dinas sosial, dan mereka berpikir justru Andalah pelaku pelecehan tersebut. Kembangkanlah suatu hubungan yang akrab dengan pediatrician (ahli penyakit anak), therapist (ahli terapi), atau psychiatrist (dokter jiwa) yang tidak hanya mau membantu Anda dan keluarga Anda tetapi juga membantu jika Anda dikenai tuduhan sebagai pelaku pelecehan atau kekerasan. Sebagian orang menyarankan agar orangtua memanggil polisi ketika anak-anak mereka melakukan kekerasan terhadap mereka sehingga polisi mempunyai catatan atas tindakan tersebut. Orangtua perlu mengetahui terlebih dahulu prosedur apa yang akan dijalankan oleh pihak polisi. Apakah mereka akan berbicara dengan anak remaja Anda, mengamankan mereka di penjara anak terdekat, atau memborgol mereka dan membawa mereka ke rumah sakit jiwa setempat? Orangtua perlu mendiskusikan hal ini terlebih dahulu dengan ahli terapi atau dokter keluarga. Mereka perlu menyusun suatu jurnal atas perilaku anak-anak mereka sebagai catatatn sehingga mereka mempunyai suatu bukti bahwa anak-anak mereka, dan bukan sang orangtua yang telah melakukan pelecehan. Jika Anda bukan orangtua yang mengalami pelecehan tetapi memamhami masalah ini, maka ajaklah orangtua lain untuk berbagi kecemsan dan perasaan malu mereka. Para orangtua yang telah dilecehkan ini semam pu Anda kepada mereka. Para orangtua yang telah dilecehkan ini mungkin mengalami kesulitan dalam medapat dukungan dari siapapun. Berbagai masalah muncul dalam situasi seperti ini. Pertama, anak remaja telah melanggar salah satu dari Sepuluh Perintah Tuhan yang memerintahkan gagal dalam membesarkan anak-anak mereka dengan baik. Menggunakan tongkat mungkin lebih bermanfaat daripada memanjakan mereka; namun anak-anak tersenut yang kemudian mereka gunakan untuk melawan sang orangtua. Orangtua mungkin menginginkan konseling rohani bagi anak-anak danbagi diri mereka senidri. Jika pelecehan tidak ditangani secara agresif dan tepat waktu, maka masalah ini akan sangat merusak anak remaja tersebut ketika mereka beranjak dewasa. Orangtua harus mencari, berdoa, bertindak dan tidak membiarkan remaja mengambil alih pengendalian atas rumah tangga. Amsal 23:22 sangat jelas, "Dengarkanlah ayahmu yang memepranakkan engkau, dan janganlah menghina ibumu kalau ia sudah tua." "Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu dibumi" (Efesus 6:2-3) "Anak-anak pun sudah dapat dikenal dari pada perbuatannya, apakah bersih dan jujur kelakuannya" (Amsal 20:11) |
![]() |
Thread Tools | |
|
|