|
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Air adalah unsur hakiki, bukan saja untuk tanaman dan hewan yang tengah bertumbuh kembang, melainkan juga untuk bertahannya hidup manusia. Beberapa dasawarsa lalu persoalan air adalah persoalan wilayah perkotaan, sebab di sana banyak kawasan industri, banyak lahan dikonsersi menjadi lahan penduduk. Namun sekarang kelangkaan air telah menggejala di dunia tanpa mengenal sekat-sekat wilayah. Bahwa di banyak wilayah pedesaan, permukaan air bawah tanah jauh menurun, mata air-mata air tercemar dan persediaan menurun secara drastis seiring dengan gencarnya eksploitasi sumber daya alam besar-besaran.
Persingan atas sumber daya air di antara para pemanfaat irigasi, pemilik industri dan konsumen rumah tangga kota acap kali menguntungkan para penguasa, sehingga menelantarkan mereka yang kurang berdaya dalam kehausan. Kepasifan kita akan meninggalkan dampak mendalam bagi kehidupan dalam segala bentuknya dan khususnya bagi mereka yang lemah dan terpinggirkan di atas bumi pertiwi kita. Dalam Sidang Umum Dewan PBB menyatakan tahun 2003 sebagai Tahun Air Segar, sebuah upaya untuk menarik perhatian dunia kepada krisis seputar sumber daya yang paling berharga, yakni air. Namun, pengakuan secara formal oleh komunitas internasional atas hak ini masih harus diperjuangkan, meski telah ada diskusi dan negosiasi panjang lebar dalam tiga kali Forum Dunia Tentang Air, masing-masing pada tahun 1996, 2000 dan 2003, dalam sebuah konferensi internasional tentang air segar pada tahun 2001 dan dalam diskusi-diskusi di PBB sendiri. Dalam Forum Dunia Tentang Air di Kyoto, Maret 2003, atau juga dalam pertemuan G8 di Evian (1-3 Juni 2003) � tujuh dari pemimpin negara-negara G8 mewakili bangsa-bangsa Kristen � tidak tercapai kata sepakat dalam rancangan aksi mereka untuk air. Sebagian orang mungkin mengatakan bahwa krisis air menyangkut kekurangan air akibat penduduk yang semakin bertambah. Sebagian berujar bahwa pembagian, pemborosan dan kurangnya penghormatan terhadap air di tengah masyarakat yang materialistis dan konsumeristis. Yang lain akan mengatakan bahwa krisis air berkenaan dengan privatisasi pelayanan pasokan air dan kepemilikan atasnya � di mana 95% dari kegiatan-kegiatan pelayanan air ini masih dikendalikan oleh sektor publik. Dari beberapa pemikiran di atas, WAHANA LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA (WALHI) NTT tepatnya pada Hari Air Internasional, yang dirayakan hari ini ingin menggaribawahi bahwa:
sumber
__________________
Semoga Ceriwis Makin Rame Ya
![]() |
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|