
29th March 2011
|
 |
Member Aktif
|
|
Join Date: Mar 2011
Location: *Red Line*
Posts: 142
Rep Power: 0
|
|
Interview : David Trezeguet
Quote:
Trezeguet diwawancara oleh media Italia tentang masa lalu nya di Juve. Saya mencoba menterjemahkannya (ke dalam bahasa inggris tentunya) sebagai berikut. Banyak hal menarik di dalamnya, -sebagian meng-konfirmasi apa yang selama ini kita pikirkan- Dia tidak memilih meninggalkan Juventus musim panas lalu, tapi karena beberapa pilihan. Selamat membaca.
“Zidane, Platini dan Deschamp menasehati saya untuk bermain di Juventus. Pindah dari Monaco ke Juventus bukanlah transisi yang mudah. Saat itu Ancelotti pelatihnya dan saya bermain dengan Para Juara yang selama ini hanya saya lihat di TV. Sebuah mimpi, saya tiba setelah mencetak gol yang sangat menentukan saat melawan Italy di final Euro 2000 dan membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Di depan saya, banyak pemain hebat. Bukan hanya Inzaghi, Del Piero, Kovacevic, tapi juga ada Fonseca, Esnaider (apa?). Tahun berakhir dan saya mendapatkan lebih banyak kesempatan, meski tidak memenangkan apa-apa, saya yakin tempat ini adalah rumah saya – Juve.”
“Kemudian Lippi datang- Seorang Idola bagi tifosi. Saya langsung menyadarinya pada latihan pertama di Val d’Aosta, Lippi menerima lebih banyak sambutan daripada kami para pemain. Luar biasa, dia memberikan kami mentalitas dan keinginan untuk menang. Kami menggunakan system yang baru dan banyak pemain yang pindah, seperti Inzaghi yang pindah ke Milan dan saya menjadi striker utama, meski banyak yang masih meragukan kemampuan saya. (Termasuk Lippi, Salas dipersiapkan untuk mengganti Trezeguet) Kami berakhir dengan memenangkan scudetto yang paling indah, yang kami raih dengan penuh perjuangan. Pemain yang kami miliki musim itu terus menang termasuk di Liga Champions yang kemudian menjadi hal yang paling saya sesali.
Saya ingat pada pertandingan terakhir musim 2005-2006, kami berada di ruang ganti dengan Scudetto yang telah kami menangkan, dan sedang berkemas –kami akan pergi berlibur, kembali dan memenangkan gelar Juara Liga Champion. Namun, dua bulan kemudian, bencana terjadi. Saya tidak pindah karena ingin memenangkan satu trophy sebelum pergi. Saya pergi berlatih tanpa pemain seperti Ibrahimovic, Viera, Cannavaro dan Emerson. Akan tetapi kami memiliki pemain Primavera dan pemain-pemain yang kembali dari pinjaman. Semuanya berubah, termasuk level club. Untungnya Deschamp tahu apa yang harus dilakukan dan pemain-pemain muda belajar dengan cepat. Marchisio, Giovinco dan Chiellini berkembang dengan pesat. Nedved, Camoranesi dan Del Piero memilih bertahan. Jumlah kami menjadi kecil tapi menjadi sangat kompak. Hubungan kekeluargaan menjadi sangat kental, tidak hanya dari segi calico namun dalam hubungan pribadi. Kami menjadi bagian penting dalam sejarah Juventus, membawa klub dari Serie B ke Serie A.
Klub tidak menyadari seberapa besar usaha kami untuk bermain di Serie B. Saya ingin sebuah diskusi yang jelas dan tepat kapan kami akan kembali ke jalur kemenangan. Ini bukan soal uang, yang mana cukup penting tapi tidak fundamental. Hingga saat itu, tidak ada diskusi dengan klub. Saya pergi berlibur dan dipanggil kembali ke klub, dan saya menandatangani kontrak dalam 2 menit. Yang disayangkan adalah sejak 2006, kami tidak memenangkan apapun. Saya memperpanjang kontrak dan berpikir bahwa kami akan segera akan memenangkan sesuatu, tapi hal ini tidak terjadi. Saya mengerti akan butuh waktu yang cukup lama untuk memenangkan sesuatu. Saya bermain dengan Ferrara, Conte, Pessoto, Montero dan Iuliano, pemain yang tahu bagaimana caranya untuk menang, sekarang semuanya telah pergi. Gianni Agnelli adalah seorang legenda, selalu berbicara pada pointnya karena Dia terbiasa menang. Finish posisi 2 tidak membantu siapapun, seperti yang terjadi saat ini dengan mentargetkan posisi 4, mereka membuat saya tertawa. Di Juve, anda harus finish di posisi 1 (teratas), selain itu tidaklah berarti. Pemain yang datang ke Turin tahu apa yang harus mereka lakukan, atau paling tidak mereka aan belajar dengan cepat. Adik Gianni, Umberto juga sama, Pria yang luar biasa yang selalu ingin menang. Dia tidak tahu apa artinya kalah dan tidak menyukai hasil seri. Kini semuanya telah berubah.
Sekarang ada Andrea Agnelli yang telah lama saya kenal. Dia suka datang ke lapangan untuk menyaksikan kami bertanding dan menjadi fans kami. Dia telah melihat “a Winning Juve” dan merasakan situasi yang terbaik. Sejalan dengan waktu, dia akan menjadi orang yang tepat. Tapi dia butuh bntuan dari mereka yang mengerti sejarah Juventus, DNA kemenangan mereka yang tidak saya lihat sekarang. Nedved memiliki peran lebih besar sekarang dan dia dapat mengajarkan kepada mereka mentalitas yang tepat. Alex telah memenangkan semuanya, dia mengenal dunia Juve dan Juve butuh tipe orang seperti ini. Sebagian orang di sana hari ini tidak tahu di mana mereka berada, mereka perlu memahaminya terlebih dahulu.
Saya pernah mengatakan akan selalu mencintai Juventus, dan akan saya ulangi lagi. Juventus mengajarkan saya untuk menang dan menjadi seorang pemain yang lengkap. Jika kami bermain imbang kami akan merasa tidak nyaman selama berhari-hari. Jika kami tersingkir dari Liga Champions, itu adalah tragedy. Saya melihat rekan satu tim tidak makan selama seminggu (setelah tereliminasi dari UCL). Saya datang saat masih muda dan cepat belajar mengenal lingkungan yang ada. Juventus ada untuk menang. Seragam Bianconero memiliki beban yang berbeda dari tim lain, mereka yang lemah tidak dapat memakainya.
Mengapa saya memilih Hercules? Juventus tidak mengandalkan saya lagi. Mereka mengatakan, “Kami ingin pemain muda, lebih banyak pemain Italia dari pada pemain asing, Ini adalah sebuah perjalanan baru.” Saya tidak bisa mendengar perkataana seperti itu setelah 10 tahun pengabdian di Juventus. Saya mengemasi barang-barang saya dan meninggalkan ruang bagi seseorang yang lebih bisa beradaptasi dengan keinginan Pelatih atau Manajemen baru. Jadi saya pindah ke Alicante, tempat asal istri saya. Selama beberapa tahun terakhir, saya lelah berlatih, tapi di Hercules saya kembali merasa diperlukan. Tentu saja, di sini saya tidak akan memenangkan sesuatu tapi saya mulai merasa kembali menjadi seorang Trezeguet. Di bulan januari, saya bisa saja pindah ke tim yang lebih kompetitif, tapi saya bukan tipe orang yang suka meninggalkan sesuatu di tengah jalan. Kita akan lihat musim depan, saya ingin memenangkan sesuatu, mungkin di Argentina.
(Pewawancara – Di Torino, setiap peluang gol yang disia-siakan, mereka akan mengatakan “seandainya Trezeguet ada di sini..”) Saya telah mendengar lagu yang mereka nyanyikan tentang saya, dan saya berterima kasih sepenuh hati kepada fans. Itu berarti saya telah meninggalkan kesan yang baik, saya bangga akan hal ini dan akan kembali ke Torino untuk berterima kasih kepada pendukung setia saya. Saya pergi terlalu cepat, tapi berhasil mendapatkan rasa hormat dari mereka dengan keringat dan totalitas kepada seragam yang saya kenakan. Fans Bianconeri akan mendukung anda dengan maksimal, tapi mereka juga menuntut yang maksimal dari anda. Saat saya bertemu dengan Alex, Vialli atau yang lain, mereka mengatakan – “Engkau telah masuk ke hati fans selamanya’ yang mana adalah hal yang sangat berarti, saya telah melakukan hal penting. Saya ingin menjadi pemain asing yang paling banyak mencetak gol bagi Juventus, dan saya telah berhasil melakukannya. Terima kasih kepada para fans, “See you soon”.
|
~SUMBER~
|