Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > News > Nasional

Nasional Berita dalam negeri, informasi terupdate bisa kamu temukan disini

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 28th July 2010
azal azores's Avatar
azal azores azal azores is offline
Ceriwiser
 
Join Date: Apr 2010
Location: #4009 | Area314 | FORUM13
Posts: 711
Rep Power: 15
azal azores memiliki kawan yg banyakazal azores memiliki kawan yg banyakazal azores memiliki kawan yg banyak
Send a message via Yahoo to azal azores Send a message via Skype™ to azal azores
Arrow Untirta Dinilai Lakukan Diskriminasi

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) dinilai melakukan diskriminasi pendidikan dalam penerimaan dan pelayanan terhadap mahasiswa jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dengan Ujian Masuk Mandiri (UMM).

“Perbedaan yang cukup signifikan adalah soal keuangan (biaya kuliah-red), namun pada realitasnya cukup kontradiktif dengan fasilitas yang didapat mahasiswa,” kata Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Heri Perdana Tarigan melalui pesan singkat yang dikirimkan kepada Radar Banten, Selasa (27/7).
Heri mencontohkan, saat perkuliahan malam hari bagi mahasiswa jalur UMM dan terjadi pemadaman listrik maka mahasiswa jalur UMM yang biasa disebut mahasiswa nonreguler libur atau belajar dengan lilin karena tidak ada penerangan genset. Selain itu, menurut dia, intensitas pengajaran dosen terhadap mahasiswa nonreguler berbeda dengan mahasiswa reguler dari jalur SNMPTN.
Sebelumnya, Pembantu Rektor I Untirta Sadeli Hanafi mengungkapkan, biaya awal untuk mahasiswa jalur SNMPTN Rp 1,5 juta dan dari jalur UMM Rp 5 juta. Jalur UMM lebih mahal karena terdapat sumbangan pembangunan mutu akademik (SPMA).
Anggota Senat Untirta Gandung Ismanto mengungkapkan, besaran biaya awal yang harus dikeluarkan mahasiswa jalur UMM dan SNMPTN sudah ditetapkan oleh Senat Untirta. Kata Gandung, dengan pertimbangan inflasi dan kenaikan harga barang Senat memutuskan bahwa biaya SPMA naik 20% menjadi Rp 3 juta dari tahun lalu yang Rp 2,5 juta.
Ia membantah ada diskriminasi antara mahasiswa reguler dan nonreguler. “Jalur SNMPTN memiliki kompetisi lebih sulit dari UMM sehingga diberikan penghargaan dalam bentuk biaya lebih ringan. Termasuk jalur PMDK (penelusuran minat dan keterampilan-red), biayanya sama dengan mahaiswa jalur SNMPTN,” ujarnya.
Perbedaan waktu kuliah antara siang dan malam, menurut Gandung, lantaran kapasitas gedung perkuliahan kurang memadai untuk menampung mahasiswa. Selain itu, kata Gandung, kebijakan yang dilakukan rektorat kurang menyentuh pada aspek pelayanan dan sarana prasarana perkuliahan.
Ia mencontohkan, ketimbang proyek paving blok lapangan dan kanopi pejalan kaki lebih baik menambah gedung dan pengadaan genset. “Saya kira kebijakan rektorat harus fokus pada penguatan sarana dan prasarana perkuliahan sehingga mutu ditingkatkan dan efektivitas pendidikan bisa ditingkatkan,” ujarnya.

Awal Masuk
Di tempat berbeda, Ketua Panitia UMM yang juga Pembantu Rektor I Untirta Sadeli Hanafi mengatakan, mahalnya biaya jalur UMM hanya pada awal masuk saja. Berikutnya, biaya kuliah mahasiswa UMM atau biasa yang disebut nonreguler sama dengan biaya kuliah mahasiswa reguler.
Sadeli mengatakan, jalur mahasiswa UMM mahal karena tidak mendapat subsidi dari pemerintah seperti mahasiswa reguler. “Tapi biaya UMM mahal karena ada SPMA (sumbangan penyelenggaraan mutu akademik-red),” ujar Sadeli saat dihubungi, Selasa (27/7).
Sadeli mengatakan, berdasarkan keputusan senat Untirta, biaya masuk UMM yakni Rp 5 juta dengan rincian Rp 2 juta untuk SPP dan Rp 3 juta untuk SPMA. Kata Sadeli, uang Rp 3 juta untuk SPMA digunakan untuk meningkatkan mutu akademik seperti area hotspot dan peningkatan bahan ajar. Biaya SPMA tidak diperbolehkan untuk membangun gedung.
Sementara biaya SPP sebesar Rp 2 juta digunakan untuk membayar kelebihan jam mengajar dosen. “Dosen biasanya mengajar delapan jam. Tetapi dengan nonreguler maka jam mengajar mereka jadi kelebihan. Sehingga sebagian uang SPP digunakan untuk membayar gaji dosen,” jelasnya.
Selain untuk membayar gaji dosen, biaya SPP juga digunakan untuk membayar uang lembur pegawai Untirta. Itu karena mahasiswa nonreguler mendapatkan fasilitas yang sama dengan mahasiswa reguler.
Sadeli mengakui, sebelumnya fasilitas perpustakaan tidak dapat digunakan mahasiswa nonreguler karena perpustakaan tutup pada sore hari. Tetapi saat ini perpustakaan akan dibuka hingga pukul 21.00 WIB.
“Sama seperti biaya SPP mahasiswa reguler yang turun setiap naik semester, biaya SPP mahasiswa nonreguler juga turun. Mahalnya hanya pertama saja karena ada SPMA itu,” pungkas Sadeli.

www.radarbanten.com

Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 12:56 AM.