Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > News > Nasional

Nasional Berita dalam negeri, informasi terupdate bisa kamu temukan disini

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 20th November 2010
azal azores's Avatar
azal azores azal azores is offline
Ceriwiser
 
Join Date: Apr 2010
Location: #4009 | Area314 | FORUM13
Posts: 711
Rep Power: 15
azal azores memiliki kawan yg banyakazal azores memiliki kawan yg banyakazal azores memiliki kawan yg banyak
Send a message via Yahoo to azal azores Send a message via Skype™ to azal azores
Default Macan Turun Gunung, Kera Pindah ke Merbabu

Dampak Letusan Gunung Merapi Kini

Letusan Gunung Merapi tidak hanya berdampak pada manusia. Satwa penghuni lereng gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah- Jogjakarta itu juga tersiksa.

Dalam beberapa hari belakangan ini, terlihat beberapa satwa yang turun ke perkampungan. Warga menduga, hewan-hewan itu kelaparan dan hendak mencari makan.
Beberapa warga Dusun Wonopedut, Desa Wonodoyo, Kecamatan Cepogo, menyatakan melihat seekor macan yang berkeliaran di kampung mereka. “Kelihatannya macan itu kelaparan, saat jalan sudah terlihat lemas,” kata Kepala Desa Wonodoyo Slamet Widodo, Jumat (19/11).
Meski mendekati permukiman, macan yang turun gunung tersebut tidak sampai menerkam warga. Slamet menduga, macan itu cukup tua. Begitu ketahuan warga, binatang tersebut takut dan lari ke hutan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM).
Petugas Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) Wilayah II Boyolali sempat mengecek beberapa lokasi yang berbatasan dengan permukiman warga. “Kami melihat kotoran macan di wilayah Desa Wonodoyo, Kecamatan Cepogo,” kata Kepala Seksi Wilayah II BTNGM Boyolali Joko Priyono.
Macan tersebut diduga lari dari hutan di Turgo, Kaliurang, Jogjakarta, dan Balerante, Klaten. Sebab, berdasar pengamatan selama ini, tidak ada macan yang berada di hutan Merapi di kawasan Boyolali. “Home spring (tempat tinggal-red) macan tersebut adanya di Turgo dan Balerante,” terang dia.
Macan itu menyeberang ke Boyolali lantaran antara Desa Balerante dan Desa Wonodoyo berbatasan. Karena situasi di Desa Balerante atau di Turgo panas, macan tersebut mencari tempat yang sedikit sejuk di wilayah Boyolali. Sebab, dampak erupsi Merapi yang ke wilayah Boyolali terbilang ringan. “Di wilayah Boyolali, tidak terjadi luncuran awan panas,” papar Joko.
Macan yang berkeliaran di hutan Merapi, menurut Joko, jenis abu-abu hitam. Namanya macan kumbang. Selain macan jenis itu, lereng Merapi dihuni kucing hitam yang disebut belacan. Hewan-hewan tersebut turun gunung lantaran habibat mereka mengalami kerusakan.
Menurut Joko, jenis hewan Merapi yang turun gunung selain macan kumbang adalah kera ekor panjang, babi hutan, kancil, dan burung. Hewan yang paling sering ditemukan warga adalah babi hutan dan kancil. “Babi hutan dan kancil menjadi mangsa macan. Bila dua hewan itu berkeliaran, berarti macan Merapi belum punah,” jelasnya.
Karena habibat di hutan sudah rusak, hewan-hewan tersebut mencari lingkungan yang cocok dan mendukung kelangsungan kehidupan mereka. Hewan yang sebagian besar meninggalkan habitatnya adalah burung, sedangkan kera tidak semuanya eksodus karena dampak bencana.
Ribuan kera di lereng Merapi wilayah Boyolali eksodus habitat dengan menyeberang ke lereng Gunung Merbabu karena kehabisan makanan. Kera bisa juga eksodus akibat suhu di lereng
Merapi masih panas. Karena itu, mereka secara bergerombol mencari daerah yang lebih dingin.
Kera eksodus ke Merbabu tersebut terlihat jelas di Kecamatan Selo. Warga melihat gerombolan satwa berekor itu bergelantungan di ladang-ladang dan sebagian menyeberangi jalan ke arah lereng Merbabu.
Menurut Joko, jika kera Merapi bertemu dengan kera Merbabu, mereka akan berkelahi untuk memperebutkan wilayah kekuasaan menurut dunianya. Namun, kera Merapi diperkirakan akan kembali ke habitatnya jika gunung itu sudah normal.

Kelaparan, REBUT Bantuan
Sementara itu, ratusan warga lereng Gunung Merapi di Desa Klakah dan Jrakah, Kecamatan Selo, turun ke jalan. Mereka menghentikan truk pembawa bantuan yang melintasi jalur Selo-Magelang dan menurunkan barang yang dibawa. Warga melakukan aksi tersebut lantaran mengaku kelaparan setelah kembali dari pengungsian.
Ya, kembali ke kampung halaman memang belum menuntaskan derita warga lereng Merapi. Amukan gunung teraktif di dunia tersebut juga meluluhlantakkan lahan pertanian dan ternak yang selama ini menjadi mata pencaharian mereka.
Warga Desa Jrakah dan Klakah turun ke jalan hampir bersamaan. Mereka menghentikan truk dan mobil yang ditempeli tulisan bantuan korban Merapi. Sebagian besar kendaraan itu awalnya berniat mengirimkan logistik ke daerah terisolasi, yakni Dusun Stabelan, Desa Tlogolele.
Lantaran dihentikan di tengah jalan oleh warga Desa Jrakah dan Klakah, para relawan tidak bisa berkutik. Bantuan berupa bahan makanan, peralatan tidur, dan sebagainya tersebut akhirnya di-drop di sana. “Kami terpaksa turunkan logistik di sini (Desa Jrakah dan Klakah-red) karena diadang di tengah jalan,” kata Jono, relawan asal Boyolali.
Warga nekat menghentikan setiap truk dan mobil pengangkut logistik karena kelaparan. Mereka mengaku sejak pulang dari pengungsian sekitar empat hari lalu belum mendapatkan bantuan logistik dari pemkab setempat. Upaya mencairkan bantuan sudah dicoba, tapi belum berhasil.
Sebelum nekat menghentikan kendaraan pengangkut bantuan, perwakilan warga mendatangi posko induk penanggulangan bencana Merapi yang berada di Kantor Transito Boyolali. Perwakilan warga tersebut datang untuk minta bantuan logistik.
Namun, mereka ditolak karena tidak membawa stempel ketua RT dan tanda tangan camat Selo.”Pak Camat sudah memberikan rekomendasi, tapi masih ditolak tidak boleh mengambil logistik,” terang Jono.
Dia menambahkan, kepada warga, petugas posko induk mengatakan tidak bisa menyalurkan logistik lantaran jarak Desa Klakah dan Jrakah dengan puncak Merapi kurang dari 10 kilometer. Padahal, pihak yang berwenang menyatakan zona bahaya Merapi berada dalam radius 10 kilometer.
Pernyataan senada disampaikan relawan lainnya, Widodo. Dia mengatakan, banyak warga lereng Merapi, terutama di kampung yang jauh dari jalan raya, yang belum mendapat bantuan logistik. Warga Desa Jrakah dan Klakah terpaksa menghentikan bantuan logistik dari donatur yang sebenarnya bukan jatah mereka. “Kalau kirim bantuan, di sepanjang jalan Desa Jrakah hingga Lencoh sudah dicegat warga,” terang dia.
Sementara itu, Pemkab Boyolali membantah adanya krisis pangan di lereng Merapi. Sebab, selain bantuan resmi dari pemerintah, bantuan dari donatur terus mengalir. Wakil Bupati Boyolali Agus Purmanto justru menduga penghentian truk tersebut dilakukan secara terorganisasi. Ada pengemis atau warga yang sengaja dimobilisasi untuk menyabot bantuan. “Ada oknum yang menumpuk logistik dan tidak diberikan ke warga lain,” kata Agus.

sumber

Reply With Quote
  #2  
Old 20th November 2010
dionless's Avatar
dionless dionless is offline
Moderator
 
Join Date: Jun 2010
Location: ~WOUM~
Posts: 7,075
Rep Power: 58
dionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophetdionless is Ceriwis Prophet
Default

Merapi bukanlah pejabat negri ini, ia tak pernah bermain culas. Merapi adalah kehidupan. Kehidupan yang identik dengan karakter bijaksana, adil dan harmonis. Setiap Merapi mau mengganas, ia lebih dulu mengirim sinyal peringatan dengan bahasa alam yang sungguh jelas dan lugas untuk sekedar dimaknai.


Last edited by dionless; 20th November 2010 at 08:53 PM.
Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 05:02 AM.