Peristiwa itu terjadi ketika, Syamsul berjalan dari ruang guru menuju ke ruang Kepala Sekolah.”Saat di depan kelas lima ada satu siswa masuk kelas melompat melalui jendela, spontan saya tegur dan panggil,” katanya kepada Malang Post kemarin. Siswa belakangan diketahui bernama Rafi itu mengaku dikunci oleh rekan sekelasnya Elga. Syamsul kemudian memanggil kedua siswa itu untuk diberi pengarahan, apalagi dia juga mendengar bahwa salah satu siswa pernah dihukum keliling lapangan akibat mencuri uang temannya. ”Salah satunya pernah dihukum keliling lapangan karena mencuri uang temannya, bisa ditanyakan ke guru dan teman sekelasnya, maka kemudian saya berniat memberikan pembinaan kepada mereka,” bebernya. Menurut pria yang tinggal di Embong Anyar Jetis Desa Landungsari Kecamatan Dau itu, sebelumnya dia meminta siswa lain membeli bensin untuk bahan bakar kendaraannya yang habis bensin. Kebetulan saat bensin tiba, saat itu dia tengah memberikan pembinaan kepada dua siswa tersebut. ”Saat itu satu dari dua siswa itu (Rafi-Elga) bertanya buat apa bensin itu, secara spontan saya jawab buat bakar kamu wong kamu mbethik (nakal,red), saat itu si anak juga tertawa, saya ya tentu saja tidak serius untuk membakar,” jelas Syamsul. Pria itu kemudian mengumpulkan siswa lainnya dan menanyakan hal itu kepada seluruh siswa. Ada yang menjawab, tidak usah dibakar sambil bernada memelas khawatir Kaseknya serius melakukan tindakan itu. Padahal, pada saat bersamaan Syamsul mengaku tersenyum ketika melihat reaksi anak didiknya.”Spontan saya siram bensin di tempat parkir dekat kantor guru sekitar segaris satu meter, sedangkan anaknya berjarak tiga sampai empat meter dan saya sulut,” akunya. Ketika api disulut, salah satu anak kabur kemudian mengadu kepada orangtuanya. Sang orangtua kemudian melabrak ke sekolah dan mempertanyakan hal yang dilakukan Syamsul. Ketika itu, dia menegaskan bahwa hal itu dilakukan untuk mendidik sang santri agar tidak mengulangi lagi perbuatannya.”Saya juga minta maaf ke walimurid itu secara langsung, yang jelas itu saya lakukan untuk mendidik, dan agar tidak dilakukan siswa lainnya, apalagi jendelanya cukup tinggi kalau jatuh kan sekolah juga yang tanggung jawab,” bebernya. Menurut Syamsul, selaku Kasek atau pimpinan sudah seharusnya dia menegur santri yang meloncat melewati jendela. Kalau dia membiarkan justru salah lantaran karena membiarkan tindakan siswa. Apalagi hal yang dilakukannya secara spontan, dia sadar bahwa pemukulan terhadap siswa tak berhak dilakukan.”Sungguh itu spontan saya lakukan, karena siswa yang membeli bensin datang, siswa yang sedang dihukum justru menanyakan buat apa bensin itu,” jelasnya. Kata dia, tidak ada yang terbakar dalam peristiwa itu sebab memang jaraknya jauh. Syamsul justru menyesalkan adanya pemberitaan yang seolah-olah dia melakukan pembakaran kepada siswa. Persoalan itu sudah ditangani Dinas Pendidikan, bahkan saaat Malang Post datang, Syamsul juga tengah didatangi Intel Polisi. Terancam Dicopot Sementara itu, sikap tegas ditunjukkan pihak Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Kabupaten Malang, terkait tuduhan yang dialamatkan kepada Kepala Sekolah (Kasek) SDN Landungsari 2, Kecamatan Dau, Samsul Hadi. Tidak tanggung-tanggung, Samsul terancam akan dinonaktifkan dari jabatan sebagai Kepsek, jika tuduhan yang disangkakan oleh anak didiknya benar terjadi. “Kalau memang itu terbukti, maka sanksi tegas jelas akan diberikan. Salah satunya, akan dilakukan penonaktifan dari jabatan sebagai Kepsek,” kata Seksi Kurikulum SMP/MTs/SMA/MA Diknas Kabupaten Malang, Wahyudi kepada Malang Post. Ditambahkan, pihak dinas masih melakukan klarifikasi kepada UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) Dau. Apakah benar Samsul melakukan perbuatan seperti yang dituduhkan atau bagaimana keterangan tertuduh.“Yang pasti seperti UPTD akan dilakukan pemanggilan untuk diminta keterangan,” tambahnya. Terpisah, Kepala Diknas Kabupaten Malang Suwandi menyatakan pihaknya masih terus mengumpulkan data terkait kasus tersebut. “Data-data masih kami kumpulkan. Yang pasti, kejadian ini baru sekali ini,” ujarnya, kemarin. Ia menyatakan, data yang terkumpul segera dilaporkan kepada Bupati Malang, Rendra Kresna. Jika Samsul Hadi akhirnya dinilai tidak layak menjadi Kepsek, maka ia dapat segera dicopot jabatannya sebagai Kepsek.“Bisa saja Samsul dicopot dari jabatannya. Selanjutnya, bisa jadi akan ditempatkan di Diknas atau kantor UPTD Dau,” ungkap Suwandi. (ary/sit/nug)
http://www.malang-post.com/index.php...raya&Itemid=97
8th November 2011
KEPSEK BIADAB!!!, Murid SD gak Bikin PR di Bakar
