Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > News > Nasional

Nasional Berita dalam negeri, informasi terupdate bisa kamu temukan disini

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 18th February 2012
Sapedah's Avatar
SapedahVIP Sapedah is offline
Retired Moderator
 
Join Date: Apr 2011
Posts: 1,200
Rep Power: 37
Sapedah has disabled reputation
Default John Kei Ditangkap Polisi di Hotel C'One Pulomas



Quote:
Jakarta Salah satu tokoh pemuda yang disegani, John Kei ditangkap polisi. Ia ditangkap di Hotel C'One, Pulomas, Jakarta Timur. Pengacara John Key, Taufik Candra yang dikonfirmasi membenarkan perihal penangkapan kliennya itu.

"Iya. Tapi saat ini kita belum bisa bertemu dengan beliau (John Kei)," kata Taufik kepada detikcom di Jakarta, Jumat (17/2/2012).

Taufik mengatakan, John Kei ditangkap petang tadi. Ia sendiri baru dikabari sekitar pukul 20.30 WIB. "Ada anak buah beliau yang kabarin ke saya," katanya.

Sementara itu, Taufik mengaku belum mengetahui John ditangkap terkait kasus apa. "Justru kita belum tahu. Kita tadi tanya ke polisi yang bawa mobil, tapi dia malah bilang yang bawa tim lain," jelasnya.

Ia juga tidak mengetahui apakah John ditangkap terkait pembunuhan Ayung alias Tan Hari Tantono, bos PT Sanex Steel yang tewas di Swiss-Belhotel beberapa waktu lalu.

"Lima orang sudah ditangkap kan kalau itu," kata dia.

Sementara itu, pihak polisi belum ada yang bisa dimintai keterangan terkait penangkapan John tersebut. Kepala Satuan Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Helmy Santika saat dihubungi tidak menjawab telepon.
Quote:
20 Brimob Bersenjata Lengkap Jaga John Kei di RS Polri


Quote:
Jakarta John Kei tiba di RS Polri Kramat Jati. Untuk mengantisipasi gangguan keamanan, 20 brimob bersenjata lengkap mengawal John hingga ruang UGD.

Pantauan detikcom, Jumat (17/2/2012), John tiba di RS Polri, Jakarta Timur, sekitar pukul 22.45 WIB. Dia dibawa menggunakan tandu dan dikawal oleh puluhan petugas yang berbaris di sepanjang jalan. Sementara puluhan petugas lain berjaga di luar rumah sakit. Mereka membawa senjata lengkap.

Pria yang pernah terlibat berbagai kasus kekerasan di Jakarta ini tampak diperban di bagian kaki. Dia terus memegang kedua tangannya tanpa mau berkomentar apa-apa. Borgol yang sebelumnya terpasang sudah dilepas.

"Iya ini John Kei, nanti dulu ya," kata seorang petugas yang mendaftarkan perawatan untuk John.

Polisi sebelumnya menangkap John di Hotel C'One, Pulomas, Jakarta Timur. John Key mengalami luka tembak di kaki karena melawan saat ditangkap petugas.

Belum bisa dipastikan terkait kasus apa dia ditangkap, termasuk apakah John terlibat dalam pembunuhan Ayung alias Tan Hari Tantono, bos PT Sanex Steel yang tewas di Swiss-Belhotel beberapa waktu lalu. Baik pengacara maupun pihak polisi belum bisa memberi penjelasan lebih rinci.


__________________
Sapedah Was Hare
Reply With Quote
  #2  
Old 18th February 2012
Sapedah's Avatar
SapedahVIP Sapedah is offline
Retired Moderator
 
Join Date: Apr 2011
Posts: 1,200
Rep Power: 37
Sapedah has disabled reputation
Default

Mengenal Lebih Dekat : JHON KEI Sosok Preman Asal Maluku

Quote:
Jhon Refra Kei atau yang biasa disebut Jhon Kei, 40, tokoh pemuda asal Maluku yang lekat dengan dunia kekerasan di Ibukota. Namanya semakin berkibar ketika tokoh pemuda asal Maluku Utara pula, Basri Sangaji meninggal dalam suatu pembunuhan sadis di hotel Kebayoran Inn di Jakarta Selatan pada 12 Oktober 2004 lalu
Padahal dua nama tokoh pemuda itu seperti saling bersaing demi mendapatkan nama lebih besar. Dengan kematian Basri, nama Jhon Key seperti tanpa saingan. Ia bersama kelompoknya seperti momok menakutkan bagi warga di Jakarta.

Untuk diketahui, Jhon Kei merupakan pimpinan dari sebuah himpunan para pemuda Ambon asal Pulau Kei di Maluku Tenggara. Mereka berhimpun pasca-kerusuhan di Tual, Pulau Kei pada Mei 2000 lalu. Nama resmi himpunan pemuda itu Angkatan Muda Kei (AMKEI) dengan Jhon Kei sebagai pimpinan. Ia bahkan mengklaim kalau anggota AMKEI mencapai 12 ribu orang.

Lewat organisasi itu, Jhon mulai mengelola bisnisnya sebagai debt collector alias penagih utang. Usaha jasa penagihan utang semakin laris ketika kelompok penagih utang yang lain, yang ditenggarai pimpinannya adalah Basri Sangaji tewas terbunuh. Para ’klien’ kelompok Basri Sangaji mengalihkan ordernya ke kelompok Jhon Kei. Aroma menyengat yang timbul di belakang pembunuhan itu adalah persaingan antara dua kelompok penagih utang. Tudingan semakin menguat ketika di pengadilan terbukti pelaku pembunuhan itu tak lain adalah beberapa anak buah Jhon Kei.

Bahkan pertumpahan darah besar-besaran hampir terjadi tatkala ratusan orang bersenjata parang, panah, pedang, golok, celurit saling berhadapan di Jalan Ampera Jaksel persis di depan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada awal Maret 2005 lalu. Saat itu sidang pembacaan tuntutan terhadap terdakwa pembunuhan Basri Sangaji. Beruntung 8 SSK Brimob Polda Metro Jaya bersenjata lengkap dapat mencegah terjadinya bentrokan itu.

Sebenarnya pembunuhan terhadap Basri ini bukan tanpa pangkal, konon pembunuhan ini bermula dari bentrokan antara kelompok Basri dan kelompok Jhon Key di sebuah Diskotik Stadium di kawasan Taman Sari Jakarta Barat pada 2 Maret 2004 lalu. Saat itu kelompok Basri mendapat ’order’ untuk menjaga diskotik itu. Namun mendadak diserbu puluhan anak buah Jhon Kei Dalam aksi penyerbuan itu, dua anak buah Basri yang menjadi petugas security di diskotik tersebut tewas dan belasan terluka.

Polisi bertindak cepat, beberapa pelaku pembunuhan ditangkap dan ditahan. Kasusnya disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat. Namun pada 8 Juni di tahun yang sama saat sidang mendengarkan saksi-saksi yang dihadiri puluhan anggota kelompok Basri dan Jhon Kei meletus bentrokan. Seorang anggota Jhon Kei yang bernama Walterus Refra Kei alias Semmy Kei terbunuh di ruang pengadilan PN Jakbar. Korban yang terbunuh itu justru kakak kandung Jhon Key, hal ini menjadi salah satu faktor pembunuhan terhadap Basri, selain persaingan bisnis juga ditunggangi dendam pribadi.

Bukan itu saja, pada Juni 2007 aparat Polsek Tebet Jaksel juga pernah meminta keterangan Jhon Key menyusul bentrokan yang terjadi di depan kantor DPD PDI Perjuangan Jalan Tebet Raya No.46 Jaksel. Kabarnya bentrokan itu terkait penagihan utang yang dilakukan kelompok Jhon Key terhadap salah seorang kader PDI Perjuangan di kantor itu. Bukan itu saja, di tahun yang sama kelompok ini juga pernah mengamuk di depan Diskotik Hailai Jakut hingga memecahkan kaca-kaca di sana tanpa sebab yang jelas.

Sebuah sumber dari seseorang yang pernah berkecimpung di kalangan jasa penagihan utang menyebutkan, Jhon Kei dan kelompoknya meminta komisi 10 persen sampai 80 persen. Persentase dilihat dari besaran tagihan dan lama waktu penunggakan. ”Tapi setiap kelompok biasanya mengambil komisi dari kedua hal itu,” ujar sumber tersebut.

Dijelaskannya, kalau kelompok John, Sangaji atau Hercules yang merupakan 3 Besar Debt Collector Ibukota biasanya baru melayani tagihan di atas Rp 500 juta. Menurutnya, jauh sebelum muncul dan merajalelanya ketiga kelompok itu, jasa penagihan utang terbesar dan paling disegani adalah kelompok pimpinan mantan gembong perampok Johny Sembiring, kelompoknya bubar saat Johny Sembiring dibunuh sekelompok orang di persimpangan Matraman Jakarta Timur tahun 1996 lalu.

Kalau kelompok tiga besar itu biasa main besar dengan tagihan di atas Rp 500 juta’an, di bawah itu biasanya dialihkan ke kelompok yang lebih kecil. Persentase komisinya pun dilihat dari lamanya waktu nunggak, semakin lama utang tak terbayar maka semakin besar pula komisinya,” ungkap sumber itu lagi.

Dibeberkannya, kalau utang yang ditagih itu masih di bawah satu tahun maka komisinya paling banter 20 persen. Tapi kalau utang yang ditagih sudah mencapai 10 tahun tak terbayar maka komisinya dapat mencapai 80 persen. ”Mekanismenya sama, kelompok penagih mendapatkan surat kuasa dari pemilik piutang, lalu kelompok itu bergerak mengintai pihak atau orang yang ditagih Pengintaian bisa makan waktu berminggu-minggu untuk mengetahui seluruh aktifitas orang yang akan ditagih itu. Mulai dari keluar rumah di pagi hari sampai puluang ke rumah lagi pada malam hari atau dini hari besoknya,” terangnya.

Bahkan menurut sumber tersebut, kelompok penagih bisa menempatkan beberapa anggotanya secara menyamar hingga berhari-hari bahkan berminggu-minggu atau berbulan-bulan di dekat rumah orang yang ditagih. ”Pokoknya perintahnya, dapatkan orang yang ditagih itu dengan cara apa pun,” ujarnya.

Saat itulah kekerasan kerap muncul ketika orang yang dicari-carinya apalagi dalam waktu yang lama didapatkannya namun orang itu tak bersedia membayar utangnya dengan berbagai dalih. ”Dengan cara apa pun orang itu dipaksa membayar, kalau perlu culik anggota keluarganya dan menyita semua hartanya,” lontarnya.

Dilanjutkannya, ketika penagihan berhasil walaupun dengan cara diecer alias dicicil, maka saat itu juga komisi diperoleh kelompok penagih. ”Misalnya total tagihan Rp 1 miliar dengan perjanjian komisi 50 persen, tapi dalam pertemuan pertama si tertagih baru dapat membayar Rp 100 juta, maka kelompok penagih langsung mengambil komisinya Rp 50 juta dan sisanya baru diserahkan kepada pemberi kuasa. Begitu seterusnya sampai lunas. Akhirnya walaupun si tertagih tak dapat melunasi maka kelompok penagih sudah memperoleh komisinya dari pembayaran-pembayaran sebelumnya,” terangnya agi.

Dalam ’dunia persilatan’ Ibukota, khususnya dalam bisnis debt collector ini, kekerasan kerap muncul diantara sesama kelompok penagih utang. Ia mencontohkan pernah terjadi bentrokan berdarah di kawasan Jalan Kemang IV Jaksel pada pertengahan Mei 2002 silam, dimana kelompok Basri Sangaji saat itu sedang menagih seorang pengusaha di rumahnya di kawasan Kemang itu, mendadak sang pengusaha itu menghubungi Hercules yang biasa ’dipakainya’ untuk menagih utang pula. Akibatnya kedua kelompok itu berhadapan di Jalan Kemang IV itu sehingga terjadi bentrokan dan pembunuhan.

”Hercules sempat ditembak beberapa kali, tapi dia hanya luka-luka saja dan bibirnya terluka karena terserempet peluru. Dia sempat menjalani perawatan cukup lama di sebuah rumah sakit di kawasan Kebon Jeruk Jakbar. Beberapa anak buah Hercules juga terluka, tapi dari kelompok Basri seorang anak buahnya terbunuh dan beberapa juga terluka,” tutupnya.

Selain jasa penagihan utang, kelompok Jhon Kei juga bergerak di bidang jasa pengawalan lahan dan tempat. Kelompok Jhon Kei semakin mendapatkan banyak ’klien’ tatkala Basri Sangaji tewas terbunuh dan anggota keloompoknya tercerai berai. Padahal Basri Sangaji bersama kelompoknya memiliki nama besar pula dimana Basri CS pernah dipercaya terpidana kasus pembobol Bank BNI, Adrian Waworunto untuk menarik aset-asetnya. Tersiar kabar, Jamal Sangaji yang masih adik sepupu Basri yang jari-jari tangannya tertebas senjata tajam dalam peristiwa pembunuhan Basri menggantikan posisi Basri sebagai pimpinan dengan dibantu adiknya Ongen Sangaji.

Kelompok Jhon Kei pernah mendapat ’order’ untuk menjaga lahan kosong di kawasan perumahan Permata Buana, Kembangan Jakarta Barat. Namun dalam menjalankan ’tugas’ kelompok ini pernah mendapat serbuan dari kelompok Pendekar Banten yang merupakan bagian dari Persatuan Pendekar Persilatan Seni Budaya Banten Indonesia (PPPSBBI).

Sekedar diketahui, markas dan wilayah kerja mereka sebetulnya di Serang dan areal Provinsi Banten. Kepergian ratusan pendekar Banten itu ke Jakarta untuk menyerbu kelompok Jhon Kei pada 29 Mei 2005 ternyata di luar pengetahuan induk organisasinya. Kelompok penyerbu itu pun belum mengenal seluk-beluk Ibukota.

Akibatnya, seorang anggota Pendekar Banten bernama Jauhari tewas terbunuh dalam bentrokan itu. Selain itu sembilan anggota Pendekar Banten terluka dan 13 mobil dirusak. 3 SSK Brimob PMJ dibantu aparat Polres Jakarta Barat berhasil mengusir kedua kelompok yang bertikai dari areal lahan seluas 5.500 meter persegi di Perum Permata Buana Blok L/4, Kembangan Utara Jakbar. Namun buntut dari kasus ini, Jhon Kei hanya dimintakan keterangannya saja. Sedangkan beberapa anak buah Jhon yang harus menjalani proses hukum dan mendekam di sel tahanan Polda Metro Jaya hingga kasusnya dilimpahkan ke kantor Kejati DKI beberapa bulan berikutnya.

Sebuah sumber dari kalangan ini mengatakan kelompok penjaga lahan seperti kelompok Jhon Kei biasanya menempatkan anggotanya di lahan yang dipersengketakan. Besarnya honor disesuaikan dengan luasnya lahan, siapa pemiliknya, dan siapa lawan yang akan dihadapinya
__________________
Sapedah Was Hare
Reply With Quote
  #3  
Old 19th February 2012
GeorgyZhukov's Avatar
GeorgyZhukov GeorgyZhukov is offline
Ceriwiser
 
Join Date: Jan 2012
Location: Fort Alamut
Posts: 557
Rep Power: 14
GeorgyZhukov memiliki reputasi yang sangat baikGeorgyZhukov memiliki reputasi yang sangat baikGeorgyZhukov memiliki reputasi yang sangat baikGeorgyZhukov memiliki reputasi yang sangat baikGeorgyZhukov memiliki reputasi yang sangat baik
Default

serem ndan premannya
Reply With Quote
  #4  
Old 21st February 2012
Letnankimi Letnankimi is offline
Newbie
 
Join Date: Dec 2010
Posts: 3
Rep Power: 0
Letnankimi mempunyai hidup yang Normal
Default

Gila. Banyak banget kejahatannya gan.
Reply With Quote
  #5  
Old 21st February 2012
fvck_'s Avatar
fvck_ fvck_ is offline
Newbie
 
Join Date: Jan 2011
Location: Konspirasi o_O
Posts: 7
Rep Power: 0
fvck_ mempunyai hidup yang Normal
Default

edan nih mafia gan :takuts
Reply With Quote
  #6  
Old 21st February 2012
fernando77's Avatar
fernando77 fernando77 is offline
Member
 
Join Date: Sep 2010
Posts: 69
Rep Power: 0
fernando77 mempunyai hidup yang Normal
Default

ini tokoh ato apa yah? koq bisa disebut tokoh
Reply With Quote
  #7  
Old 21st February 2012
Mafioso Mafioso is offline
Member
 
Join Date: Feb 2012
Posts: 84
Rep Power: 0
Mafioso mempunyai hidup yang Normal
Default

kayak di film mafia hongkong aja
Reply With Quote
  #8  
Old 23rd February 2012
Aldo_blacksweet Aldo_blacksweet is offline
Member Aktif
 
Join Date: Oct 2011
Posts: 104
Rep Power: 0
Aldo_blacksweet mempunyai hidup yang Normal
Thumbs up

ea semoga dengan Peristiwa ini tingakat kejahatan di Ibukota,semakin berkurang ,dan juga cara kerja preman dengan bertindak tangan besi perlahan-lahan bisa dihilangkan agar Masyarakat bisa Hidup dengan tenang..dan Damai..PICE LOVE & GAUL...!!...
Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 04:54 AM.