FAQ |
Calendar |
![]() |
|
News Semua berita yg terjadi di dunia internasional ataupun lokal diupdate disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Digugat, Ribuan Ikan Mati di Kali Surabaya
"Kami harap gubernur segera mengambil tindakan sebelum ikan yang mati lebih banyak lagi." ![]() Kali Surabaya, anak Sungai Brantas, yang dulu dialiri air coklat bercampur lumpur kini menghitam akibat limbah. Sejauh mata memandang yang terlihat adalah sampah, pipa-pipa pembuangan dari pabrik atau rumah tangga. Rumah-rumah semi permanen yang compang-camping memenuhi bantaran sungai -- yang oleh penjajah Belanda dulu dijadikan sebagai ruang terbuka hijau dan daerah resapan air. Kali yang membelah Kota Surabaya itu tak ubahnya tong sampah dan penampungan limbah raksasa. Baru-baru ini, ribuan ikan ditemukan mati mengambang. Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton) menyayangkan sikap Gubernur Jawa Timur Soekarwo yang dianggap mengabaikan kondisi Kali Surabaya. "Gubernur Jatim harus turun tangan dan tidak membiarkan masalah ini. Kami harap gubernur segera mengambil tindakan sebelum ikan yang mati lebih banyak lagi," kata Direktur Ecoton, Prigi Arisandi di Surabaya, Senin 28 Mei 2012. Jika tidak ada reaksi, Ecoton ancam menggugat gubernur, termasuk kepada lembaga-lembaga yang secara sengaja mencemari air di Kali Surabaya. Ecoton juga minta gubernur untuk mengumumkan industri dan pelaku pencemar Kali Surabaya, yang menyebabkan matinya ribuan ikan. "Kami tidak akan minta penegakkan hukum, tapi penegakan politik, karena selama ini penegakan hukum lingkungan di Jatim tidak tegas," lanjut peraih penghargaan "Green Nobel" dari Presiden Amerika Serikat Barack Obama, berupa "Goldman Environmental Prize 2011" itu. Prigi mencontohkan, banyak kasus-kasus lingkungan yang masuk ke persidangan, tapi tapi vonis hukumannya sangat ringan, tidak sesuai dengan kesalahan yang dilakukan. Selain itu, Ecoton juga mendesak gubernur untuk menerbitkan Standar Operasional Prosedur (SOP) terkait pencemaran Kali Surabaya. Dikatakan, langkah itu harus dilakukan karena setiap musim kemarau, potensi ikan mati sangat tinggi karena penurunan debit air dan mengakibatkan limbah di bawah Kali Surabaya yang mengandung racun naik ke permukaan. "Tanpa ada aturan yang jelas maka kasus pencemaran akan terus terjadi dan mengancam kualitas air Kali Surabaya. Efeknya, bahan baku air PDAM di lima kabupaten/kota dipastikan terpengaruh," urainya. Ecoton melansir, jenis ikan yang banyak mati di antaranya ikan Keting atau Lundu. Sebelumnya, seorang peneliti Universitas Negeri Malang menemukan ikan-ikan yang hidup di Kali Surabaya sudah tercemar logam berat. Pencemaran bukan hanya pada air, namun juga sedimen yang hidup di sungai. |
#2
|
||||
|
||||
![]()
ikan udah banyak yg mati aja baru pada protes
![]() |
#3
|
|||
|
|||
![]()
Jangan sampe kayak Jakarta wahai Surabaya. Jadilah ibukota yang ramah dan mapan.
|
#4
|
||||
|
||||
![]()
wahh mulai tercemar limbah kalinya, turut prihatin
![]() |
![]() |
|
|