FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Hampir seminggu terakhir, aktivitas di sekitaran kaki Gunung Salak sangat ramai. Tim SAR gabungan juga relawan dan helikopter berlalu lalang sepanjang hari untuk mengevakuasi korban dan bangkai pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh Rabu (9/5) lalu. Aktivitas evakuasi itu ternyata tak hanya mengganggu ketenangan warga sekitar. Ternak sapi milik warga juga stres. "Memang sedikit ada pengaruhnya, biasanya tidak pernah kedatangan orang. Sekarang tiba-tiba datang banyak orang dan ini membuat sapi-sapi menjadi kaget," kata Kepala Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang, Bogor, Tri Hasni, kepada wartawan saat ditemui di lokasi, Senin (14/5). Selain terganggu karena suasana yang bising, suplai makanan sapi-sapi itu juga mengalami gangguan. Sapi yang biasanya diberi makan dua kali sehari, sejak pendirian posko evakuasi di lokasi, suplai pakan menjadi satu kali sehari. "Suplai pakan terganggu karena karena padatnya antrean kendaraan di lokasi balai milik Kementerian Pertanian," jelasnya. Selain itu, pihak BET juga tidak dapat mengolah pakan dengan instensitas waktu yang lancar seperti biasanya. Sebab, di depan gudang pakan dijadikan tempat parkir mobil relawan. "Biasanya sapi ini makan 50 kilogram sehari. Karena ada ramai-ramai begini, jatah makannya berkurang," keluh Tri. Menurut Kepala Seksi Pemelihara Ternak, Samsul, agar sapi-sapi itu tidak mengalami stres, maka pihaknya akan melakukan penambahan vitamin komplet. Saat ini, populasi sapi yang tersedia di BET sebanyak 315 ekor, 80 di antaranya merupakan sapi penjantan. "Kita berupaya agar mereka jangan sampai stres berat. Kita berikan vitamin komplit dan makanan ekstra," kata Samsul. Menurut Samsul, jika sapi mengalami stres maka akan berpengaruh pada berat tubuh dan embrio yang dihasilkannya. "BET memiliki fungsi sebagai balai produksi embrio dan juga memproduksi bibit unggulan bagi Balai inseminasi bibit (BIB) yang ada di Lamongan dan Singosari," jelasnya. Balai embrio itu sudah ada kaki gunung Salak sejak tahun 1999. Namun saat itu namanya Pembibitan Ternak dan Penghijauan Cisarua. Tahun 2004 diubah namanya menjadi BET. Lokasi kandang BET dibangun diatas lahan 90 hektare, berada di ketinggian 1.200 mdpl. Letaknya cukup strategis di bawah kaki gunung, jauh dari akses warga. [/spoiler] Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
sumber http://www.merdeka.com pliss jangan timpuk ane pake ![]() ![]() ane cuman mengharap do'a buat para korban sukhoi... semoga para korban mendapat tempat yang indah di sisi yang Maha Kuasa dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan... tapi kalo dikasi ![]() gak nolak kok ![]() ![]() Terkait:
|
![]() |
|
|