|
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]()
Quote:
JAKARTA--MICOM: Sosiolog dari Universitas Indonesia yang menjadi saksi ahli sidang kasus Ariel Peterpan di Bandung, 30 Desember lalu, Thamrin Amal Tomagola, meminta maaf atas pernyataannya yang menjadi polemik dan memicu kemarahan masyarakat Dayak. Tamrin menjelaskan, pemberitaan atas pernyataannya di sidang tersebut telah dikutip tanpa konteks oleh sebuah situs berita nasional. "Kepada Seluruh saudaraku warga masyarakat Dayak yang saya hormati, pertama-tama dan yang paling utama dengan segala kerendahan hati saya memohon maaf yang sedalam-dalamnya telah menyinggung kehormatan warga Dayak dan adat-istiadatnya yang mulia. Sebagai penjunjung asas bhinneka tunggal ika, saya berupaya bersama-sama banyak teman senusantara untuk memuliakan asas kebhinekaan sampai kapan pun," tulis Tamrin dalam surat elektronik yang dikirimkan ke Media Indonesia, Sabtu (8/1). Surat elektronik yang sama dikirimkan ke Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Jumat (7/1) sore. Thamrin meminta badan tersebut melanjutkan permintaan maafnya ke Dewan Nasional Masyarakat Adat Dayak yang juga menjadi anggota AMAN. Dalam surat tersebut, Tamrin berupaya mengklarifikasi kesaksiannya di sidang tersebut. "Dalam kesaksian saya, saya menekankan tiga nilai fundamental: kemajemukan, toleransi, dan penghormatan atas keunikan suatu budaya," ungkap Tamrin. "Saya lalu mengacu pada temuan penelitian kualitatif saya sewaktu menjadi konsultan di Depertemen Transmigrasi tahun 1982-1983 di Kalimantan Barat dan Papua Selatan. Pada masing-masing lokasi saya melalukan wawancara mendalam dengan 10 ibu usia subur sebagai informan saya. Kepada majelis hakim saya tegaskan bahwa atas dasar hanya 10 informan, temuan saya sama sekali tidak dapat digeneralisasi terhadap semua puak dan warga Dayak. Paling banter, temuan itu hanya sebagai petunjuk-petunjuk sementara yang masih perlu diuji lagi." Sidang di mana Thamrin menjadi saksi ahli, berlangsung tertutup. Ketika menjelaskan kesaksiannya di luar sidang, Thamrin mengaku ia tak dapat dengan detil bicara pada wartawan. "Saya sangat menyesal tidak menyiapkan penjelasan tertulis untuk dibagikan pada wartawan. Akhirnya yang termuat di media adalah kutipan sepotong-sepotong yang out of context," paparnya. Thamrin menutup suratnya dengan penjelasan akan penyesalannya dan berjanji tidak mengulangi kesalahan tersebut di masa datang. Sementara itu, kesalahpahaman tersebut mengundang demonstrasi ratusan orang di Pontianak, Kalimantan Barat dan di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta. Mereka mendesak Thamrin minta maaf lewat media nasional dan mengancam akan mengadukannya ke polisi. |
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|