|
Go to Page... |
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Mahasiswa UBH Ciptakan Cold Storage Berbiaya Murah
PadangKini.com | Jumat, 06/03/2009, 5:53 WIB PADANG--Terinspirasi dari pedagang keliling es tontong (es krim rumahan) membuat Hendri Nasution, staf pengajar Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri UBH mengarahkan mahasiswanya untuk merancang dan membuat peti es layaknya pedagang es tontong sebagai tempat penyimpanan ikan (Cold Storage). Menurutnya, salah satu persoalan yang dihadapi nelayan tradisiona adalah tempat penyimpanan hasil tangkapan. Nelayan tidak mampu membeli cold storage yang harganya cukup mahal, berkisar Rp 5 juta hingga Rp7 juta, karena cold storage yang tersedia dipasaran masih import, sehingga harganya tidak terjangkau. Akhirnya nelayan tradisional melaut dengan membawa tempat penyimpan hasil tangkapan seadanya, sehingga mutu dan kesegaran ikan menjadi turun, akibatnya hasil tangkapan itu kalah bersaing dipasaran dan dihargai murah. Kini, nelayan-nelayan kecil mendapat harapan baru dari karya Al Fadly, mahasiswa Jurusan Mesin Teknik Elektro UBH, untuk mempertahankan mutu dan kesegaran ikan hasil tangkapan dari melaut, sehingga harga ikan tersebut tetap tinggi dan menghasilkan keuntungan. Cold Storage rancangan Al Fadly dipamerkan dalam Fakultas Teknik Industri FAIR II UBH. Pendingin tersebut terbuat dari fiberglass dan resin Type SHCP PL-07, seukuran peti es walls, dengan berat tidak lebih dari 4 kg itu mampu mempertahankan mutu dan kesegaran ikan kualitas ekspor maksimal 20 kg selama 3 hari. Bahkan alat tersebut telah lulus uji Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan ( LPPMHP) Padang, serta lolos memenuhi syarat SNI.01-2345-1991. Menurut Hendri, alat karya tersebut tidak menggunakan energi apapun, melainkan hanya garam dan es. Karena menurutnya, yang penting dari cold storage adalah perencanaan isolasi, untuk menjaga keadaan cold storage tetap dingin dan tidak adanya interfensi dari temperature lingkungan. Hendri berharap, cold storage karya mahasiswa itu setidaknya dapat meringankan beban nelayan-nelayan kecil dan para penampung ikan untuk meningkatkan penghasilan, karena alat tersebut masih prototype, biaya dibutuhkan untuk pembuatannya menghabiskan biaya sekitar Rp1 juta. Namun jika diproduksi secara massal tentu akan jauh lebih murah dan terjangkau oleh nelayan. "Sekarang alat sudah dirancang dan dibuat, serta telah lulus syarat SNI, selanjutnya tinggal pihak-pihak terkait seperti Dinas Perikanan dan Kelautan atau dinas-dinas lainnya yang menindak lanjuti," kata Hendri ![]() ![]() ![]() Spoiler for pict:
![]() |
#2
|
||||
|
||||
![]()
PERDANAXXXXXX.....!
JANGAN LUPA COMMENT N IJO-IJO YA....!!! ![]() |
#3
|
||||
|
||||
![]()
mantap ndan..semoga bisa berguna dan mengangkat hasil panen masyarakat sana yaa...
![]() |
#4
|
||||
|
||||
![]()
nice info ndaaan..
smoga bisa berguna... =) |
#5
|
||||
|
||||
![]()
no junk ndan....klo mau ngejunk jangan disini ya
![]() ![]() |
#6
|
||||
|
||||
![]()
cepat2 daftarkan di HAKI Ndan, biar ga di klaim oleh negara lain
|
#7
|
||||
|
||||
![]()
smoga smuanya bsa mmprmudah dan brmanfaat
![]() |
#8
|
|||
|
|||
![]()
penerus generasi bangsa
![]() |
#9
|
|||
|
|||
![]()
muantap ndan....
![]() ![]() ![]() |
#10
|
||||
|
||||
![]()
kira kira
bisa nyimpen apa aja y d sana ![]() |
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|