Login to Website

Login dengan Facebook

 

Post Reply
Thread Tools
  #1  
Old 25th July 2012
kikigrim's Avatar
kikigrim
Ceriwis Lover
 
Join Date: Apr 2012
Posts: 1,612
Rep Power: 16
kikigrim sebentar lagi akan terkenalkikigrim sebentar lagi akan terkenal
Default Agar Kawasan Industri RI Tak Rawan Banjir

Agar Kawasan Industri RI Tak Rawan Banjir

Kawasan industri RI masuk dalam 10 besar yang terancam banjir.






Mantan Presiden Direktur dan Chief Executive Officer PT Bakrieland Development Tbk, Hiramsyah S. Thaib, saat ini dipercaya untuk memimpin anak usaha Group Bakrie yang akan membangun lima kawasan industri. Kelima kawasan industri itu akan dibangun di lima provinsi.

Menanggapi penilaian bahwa kawasan industri di Indonesia rawan bencana banjir, Hiramsyah menuturkan, pembangunan kawasan industri harus memiliki standar kelas dunia. Tidak hanya terkait analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal), tambahnya, tetapi juga mencakup aspek-aspek penting lainnya.

"Standarnya seperti di China dan Timur Tengah. Kawasan industri terpadu itu harus berstandar kelas dunia," kata Hiramsyah di Jakarta, Selasa 24 Juli 2012.

Menurut Hiramsyah, pembangunan kawasan industri harus dilihat dari potensi ekonomi Indonesia yang semakin maju. Namun, ketersediaan kawasan industri masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara lain.

"Untuk membuat kawasan industri special economic zone, tentu sekarang yang kami lakukan bersama dengan Bakrie Group, kami harus segera membuat kawasan ekonomi ekslusif, berbeda dengan kawasan industri yang ada di masa lalu," ungkapnya.

Penilaian rawan banjir, kata Hiramsyah, diberikan kepada kawasan industri yang sudah ada. Pembangunan kawasan industri itu hasil produk masa lalu sehingga wajar jika dinilai kawasan industri di Indonesia rawan banjir.
Namun, dia memastikan, untuk kawasan industri yang akan dibangun oleh para pengembang sekarang tidak akan sama dengan yang sudah ada.

Dia menjelaskan, kawasan industri tidak hanya mempertimbangkan Amdal, harus dipertimbangkan juga jenis industri yang akan mengisi kawasan itu.
Dari jenis industrinya, terdapat industri hulu (up stream) yang cenderung harus mendekati sumber energi seperti di Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Kemudian terdapat industri hilir (down stream), yang lebih cenderung mendekati pasar, misalnya di wilayah Jawa, Bali, dan Sumatera.

Selain sesuai dengan lingkungan, lanjut Hiramsyah, kawasan industri juga harus dilihat sebagai satu kesatuan terpadu, minimal untuk jangka waktu 20-30 tahun yang akan datang.
Tentunya, kata dia, tidak hanya aspek ketahanan terhadap banjir tapi juga perlu diperhatikan infrastruktur pendukung. Misalnya sarana transportasi, akses energi, utilities seperti akses terhadap air bersih dan pengelolaan limbah.

"Itu juga belum cukup. Harus ada frasa satu atap, terutama perijinan dari birokrasi pemerintah," tegas Hiramsyah.

Untuk kawasan industri hulu, dia mencontohkan, pemerintah melarang ekspor mineral dan batubara mentah pada 2014 mendatang sehingga ada konsekuensi harus memiliki pengolahan bahan tambang setidaknya pabrik pengolahan (smelter). Untuk membangun smelter konsekuensinya membutuhkan infrastruktur pendukung yang lengkap.

"Industri hilir juga begitu, Amdal itu sangat basic. Evaluasi dengan sungguh-sungguh itu sangat mudah karena sungai atau pantai bisa dengan mudah dihitung debit air selama 10 tahun, siklus banjir lima tahunan atau 10 tahunan, itu ada," ujarnya.

Tidak kalah penting, lanjut Hiramsyah, pemerataan tenaga kerja juga harus dipertimbangkan. Sebab, eksodus besar-besaran akan terjadi dan menimbulkan permasalahan baru.
Namun, adanya kawasan industri juga merupakan solusi bagi pengangguran. Terutama, jika dibangun di kawasan Timur Indonesia dapat berdampak pada kenaikan ekonomi di wilayah itu.

"Nanti butuh untuk diekspor, tidak hanya butuh infrastrukturnya tapi juga bea cukai, pajak, tax holiday, semuanya akan membuka lapangan kerja baru," tegasnya.

Seperti diketahui, kawasan industri Indonesia masuk dalam sepuluh besar yang terancam oleh banjir. Perusahaan asuransi global, Swiss Re, menempatkan Indonesia di nomor tujuh, lebih tinggi daripada Thailand.

Negara-negara Asia lainnya yakni China bertengger di nomor satu, Malaysia nomor lima, Thailand sembilan, dan India 10. Meski nomor sembilan, Thailand justru baru saja merasakan efek dahsyat dari banjir yang melanda kawasan industri utamanya.

  #2  
Old 25th July 2012
chachadewi's Avatar
chachadewi
Member Aktif
 
Join Date: Jan 2012
Posts: 263
Rep Power: 14
chachadewi mempunyai hidup yang Normal
Default

ngga lucu juga sih kalo kawasan industri harus tutup sementara karena kena banjir kaya di thailand tahun lalu......
  #3  
Old 25th July 2012
joeheadoye's Avatar
joeheadoye
Member Aktif
 
Join Date: Jun 2012
Posts: 251
Rep Power: 14
joeheadoye mempunyai hidup yang Normal
Default

nah itu dia bun....... ane setuju
  #4  
Old 28th July 2012
bons87
Newbie
 
Join Date: Jul 2012
Posts: 11
Rep Power: 0
bons87 mempunyai hidup yang Normal
Default

kalo banjir lumayan bisa libur gans.

genset
  #5  
Old 8th August 2012
joeheadoye's Avatar
joeheadoye
Member Aktif
 
Join Date: Jun 2012
Posts: 251
Rep Power: 14
joeheadoye mempunyai hidup yang Normal
Default

Quote:
Originally Posted by bons87 View Post
kalo banjir lumayan bisa libur gans.

genset
libur gimana maksudnya??
Sponsored Links
Space available
Post Reply

« Previous Thread | Next Thread »



Switch to Mobile Mode

no new posts