|
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Quote:
TEMPO Interaktif, Sanaa - Setelah Mesir diterpa gelombang demonstrasi anti-pemerintah, lebih dari 20 ribu pengunjuk rasa di Yaman turun ke jalan menuntut Presiden Ali Abdullah Saleh mundur. Demonstrasi digelar di ibu kota Yaman, Sanaa, di 'hari kemarahan', Kamis (3/2). Para pengunjuk rasa mendesak pergantian pemerintahan. Mereka menolak tawaran yang diajukan Presiden Saleh untuk mundur pada 2013 setelah lebih dari 30 tahun berkuasa. Para demonstran menilai tawaran tersebut tidak cukup. Jumlah pengunjuk rasa hari ini merupakan yang terbesar dalam dua pekan terakhir demonstrasi digelar. Demonstrasi tersebut terinspirasi gejolak di Tunisia dan Mesir. Sementara itu, para pendukung Presiden Saleh dikabarkan bakal menggelar unjuk rasa tandingan. Pada Sidang Darurat Parlemen, Rabu (2/2), Presiden Saleh mengungkapkan rencana masa depannya untuk mundur. Ia mengatakan tidak akan mencalonkan diri lagi saat masa kepemimpinannya berakhir pada 2013. Saleh pun menegaskan tidak akan meneruskan kekuasaan ke anaknya. "Tidak ada perpanjangan, tidak ada pewarisan, tidak ada pengaturan ulang waktu," ujar Presiden Saleh. Ia juga mendesak para pengunjuk rasa membatalkan rencana demonstrasi dalam 'hari kemarahan' yang digalang kelompok-kelompok hak sipil dan para pemimpin oposisi. Warga Yaman mengeluhkan kemiskinan yang terus meningkat dan kebebasan politik yang tidak ada. Pengangguran di Yaman dikabarkan mencapai 40 persen dan harga kebutuhan pokok terus melambung. Ada kekhawatiran dari Barat bahwa Yaman bakal menjadi tempat persemaian al-Qaidah. Jumlah pengangguran yang tinggi di kalangan anak muda dinilai sebagai potensi bagi para kelompok militan Islam. BBC| KODRAT |
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|