|
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Quote:
TEMPO Interaktif, Kairo - Mantan Presiden Mesir Husni Mubarak memanfaatkan 18 hari terakhir kekuasaannya untuk mengamankan kekayaannya. Sumber intelijen Barat menyebut Mubarak mentransfer kekayaannya ke luar negeri agar tak terlacak. Mubarak diduga telah mengumpulkan kekayaan tiga miliar pound Mesir. Bahkan ada yang menyebut kekayaannya mencapai 40 miliar pound Mesir atau setara dengan Rp 360 triliun. Ada pula yang memperkirakan hingga US$ 70 miliar atau setara dengan Rp 630 triliun. Aset kekayaan itu disimpan di bank-bank asing berupa investasi, emas, dan properti di London, New York, Paris, dan Beverly Hills. Menjelang kejatuhannya, ia segera memindahkan aset-asetnya agar tidak terlacak oleh penyidik investigasi. Pada Jumat malam saat kejatuhan Mubarak, pemerintah Swiss mengumumkan pembekuan aset-aset Mubarak dan keluarganya. Inggris diminta melakukan hal serupa, tetapi Mubarak memiliki jaringan yang kuat di London dan diperkirakan jutaan pound disembunyikan di Inggris. Seorang pejabat intelijen senior mengklaim mengetahui Mubarak telah memindahkan kekayaannya itu di minggu-minggu terakhir kekuasaannya. "Kami mewaspadai perbincangan penting keluarga Mubarak tentang bagaimana menyelamatkan aset," kata sumber itu. Menurutnya, konsultan keuangan keluarganya telah memindahkan kekayaannya. Diperkirakan uang tunai yang ia miliki di Zurich telah dipindahkan. Husni Mubarak digulingkan oleh rakyatnya melalui demonstrasi besar-besaran selama tiga pekan. Kekuasaannya dialihkan ke militer hingga pemilu September mendatang. Sumber intelijen menduga penguasa 30 tahun Mesir itu belajar dari rekannya, diktator Tunisia Abidine Ben Ali, yang dipaksa mengungsi ke Saudi Arabia, ketika pemerintah Swiss membekukan rekeningnya. Ketika rakyat Mesir menggelar demonstrasi besar-besaran, telah terjadi aktivitas aliran dana secara gila-gilaan. Keluarga Mubarak mungkin akan kehilangan rumah dan sejumlah uang, tetapi mereka ingin mempertahankan batangan emas dan sejumlah investasi. Mubarak mengerti bahwa ia harus memindahkan asetnya ke negara-negara Teluk karena ia di sana memiliki investasi dan hubungan kuat. Uni Emirat dan Saudi Arabia diperkirakan menjadi tujuan akhir Mubarak dan keluarganya untuk menyelamatkan asetnya. THE TELEGRAPH| AQIDA SWAMURTI |
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|