|
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
|||
|
|||
![]() ![]() Acara makan siang antara Presiden Jokowi yang didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Susi Pudjiastuti dengan lima belas orang perwakilan Front Nelayan Bersatu yang merupakan nelayan Pantai Utara Jawa (Pantura) dari Rembang-Brebes, Jawa Tengah sempat gaduh lantaran terjadi 'perang mulut' antara para nelayan dengan Menteri Susi. (Baca: Lagu "Sakitnya Tuh Disini" Kritik Jokowi) Kepada awak media, Bambang Wicaksana selaku Koordinator nelayan Rembang-Brebes usai bertemu Presiden Jokowi mengatakan, tujuannya bertemu Presiden Jokowi terkait keberatan atas Peraturan Menteri (Permen) KP No. 2/2015 tentang pelarangan alat tangkap ikan, salah satunya cantrang. Menurutnya kebijakan Menteri sangat mematikan ekonomi nelayan di Rembang-Brebes. Bambang mengatakan tujuannya bertemu Presiden Jokowi terkait keberatan atas Peraturan Menteri (Permen) KP No. 2/2015 tentang pelarangan alat tangkap ikan, salah satunya cantrang. (Baca: Berikut Jawaban Menteri Susi Soal Kabar Perang Mulut dengan Nelayan Pantura) "Terpaksa berbagai upaya kami lakukan mulai dari Ombudsman, DPR RI, berdemo, tidak ada tanggapan dari Ibu Susi, sehingga terpaksa kami menghadap Bapak Presiden," ujar Bambang di Istana negara, Rabu (8/4). Lebih jauh ia mengungkapkan,' perang mulut saat makan siang tersebut terjadi antara pihaknya dengan Menteri Susi. "Ya Seru, soalnya ada Ibu Susi yang orangnya keras, tapi kita juga keras. Malah berantem di depan Presiden, tapi setelah selesai Presiden menjanjikan Insya Allah akan menyelesaikan masalah ini dengan baik," ungkap Bambang. (Baca: Usai Ditonjok, Politikus Demokrat Ini Diam-diam Tinggalkan DPR ) Perang mulut antara para nelayan dengan Menteri Susi berujung dengan keluarnya Menteri Susi dari kawasan Istana dengan raut wajah kecewa yang disusul 15 menit kemudian oleh para nelayan. Dijelaskan pula oleh Bambang Wicaksana yang mengatakan harapan para nelayan agar alat tangkap ikan cantrang dilarang dengan masa transisi yang lebih lama. Namun Menteri Susi seakan tidak mengubah kebijakannya bahwa cantrang dilarang mulai tahun ini.Bambang pun berharap agar Presiden Jokowi turut menengahi permasalahan yang membelit nelayan ini. (Baca: Ribuan Nelayan Demo di Pantura, Apa Komentar Susi?) "Kami inginkan waktu transisi yang lebih panjang. Paling tidak, itu tiga tahun. Sementara Ibu Susi memberikan waktu sampai September 2015. Ini agenda yang akan ditengahi oleh presiden. Semoga keinginan kami dipenuhi," pungkas koordinator nelayan Rembang-Brebes tersebut. Sumber: Merahputih.com |
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|