|
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
[/quote]
Quote:
![]()
Quote:
Mohon di rate ya gan, kl dirasa thread ini Bagus dan Banyak Manfaatnya & TS hanya ingin berbagi, tidak ada maksud untuk memojokan pihak manapun. ![]() Foto DR. dr. RM. Tedjo Oedono Oepomo : ![]() Keluarga Dukun Keraton Di lingkungan keraton, sejak usia sekolah dasar aku mendapatkan guru-guru khusus. Mereka mengajarkan tentang berbagai ilmu agama dan falsafah Jawa. Salah satunya adalah ilmu kebatinan. Aku sangat tertarik dan tekun mempelajari ilmu-ilmu ini. Selain kekagumanku pada misteri keajaibannya, melalui ilmu-ilmu ini aku juga ingin hidup mendekatkan diri pada Tuhan yang Maha Kuasa. Ilmu-ilmu Perdukunan Di dalam ilmu perdukunan dan kebatinan dikenal adanya empat tingkatan. Yaitu tingkat kasantosan, kadigdayan, kawijayan dan kasampurnan. Kasantosan berarti menguasai berbagai ilmu dasar seperti mendapatkan dan memelihara jimat-jimat, ilmu kekebalan dan gendam. Kadigdayan, selain menguasai ilmu dasar, juga menguasai ilmu yang lebih tinggi lagi. Seperti ilmu santet, ilmu terawang. Berikutnya adalah kawijayan. Di tingkat ini seseorang akan memiliki kemampuan rogoh sukma dan transfer roh-roh. Sedang kasampurnan adalah tingkatan tertinggi dalam ilmu perdukunan. Orang itu menyatu dengan roh yang dia ikuti dan ini kekuatannya sangat tinggi sebanding dengan roh yang dia ikuti itu. Untuk mendapatkan ilmu-ilmu ini, tidaklah mudah jalan dan caranya. Berbagai-bagai syarat dan ritual harus dijalani dengan berbagai resikonya. Banyak yang gugur sebagai murid perdukunan dan tidak sedikit yang menjadi gila. Karena sulitnya itu, aku menganggap inilah jalan �Tuhan� yang sejati. Menjadi Murid dan Guru Minatku belajar okultisme atau ilmu perdukunan makin bergairah dan aku termasuk seorang anak yang dianggap sangat berbakat. Hal ini tidak mengherankan. Karena sejak dalam kandungan aku telah di �doa� kan oleh kedua orang tuaku dan para sesepuh keluarga. Dengan harapan, aku kelak menjadi orang yang memiliki kadigdayan atau memiliki kemampuan yang tinggi dalam ilmu kabatinan. Berbagai ilmu telah aku kuasai sejak masa kecilku, diantaranya ilmu santet, ilmu pellet, ilmu terawang, ilmu gendam, telepati atau ilmu sirep, kekebalan dan lain-lain. Oleh sebab itu, aku menjadi anak yang sangat popular, disegani dan ditakuti di lingkunganku pada waktu itu. Inilah yang menjadi akar dari adanya rasa kesombongan dalam diri seseorang yang belajar ilmu kebatinan. Diakui atau tidak diakui, ia akan merasa lebih super daripada manusia-manusia lainnya, demikian juga keadaanku pada waktu itu. Selain menjadi murid, aku juga seorang guru. Aku mengajarkan ilmu kebatinan ini kepada murid-muridku sendiri. Dan murid-mu itu rata-rata umurnya lebih tua dari aku bahkan ada orang-orang yang sudah lanjut usia. Waktu itu aku masih duduk di kelas 5 SD, namun secara ilmu aku dianggap lebih tua. Dan ini terus berlangsung sampai aku dewasa dan kuliah di fakultas kedokteran. Mempraktekkan Ilmu Bagi seseorang yang telah mendapatkan ilmu, mempraktekkan ilmunya adalah sesuatu kebanggaan dan kepuasan tersendiri. Waktu kecil aku telah mempraktekkan ilmu santetku. Suatu hari aku dikecewakan dan dicaci maki oleh seseorang penjahit pakaian. Karena tidak terima atas perlakuannya ini, maka aku santet orang itu. Yaitu dengan menempatkan seekor kodok dalam baskom yang berair. Melalui mulut kodok itu aku masukan satu balon udara kedalam perutnya dengan ujung balon menjulur keluar. Aku meditasi dengan membaca mantra-mantra sambil memandang foto orang itu, balon aku tiup, maka perut kodok itu menjadi menggelembung. Kemudian aku ikat dan aku lepaskan kodok itu di baskom tadi. Di rumahnya, penjahit itu tiba-tiba perutnya menggelembung dan merasakan kesakitan. Dia telah kena ilmu santetku. Dia keluar masuk rumah sakit sampai uangnya habis tapi penyakitnya tidak ditemukan dan tidak sembuh-sembuh. Kemudian dia pergi ke seorang dukun. Dukun itu memberitahu si penjahit agar datang ke rumah seorang anak yang pernah dia caci maki untuk minta maaf. Karena anak kecil itu adalah seorang dukun. Ketika penjahit itu datang dan minta maaf. Mudah saja bagiku menyembuhkan orang itu, aku cabut balon itu dari katak dan orang itupun sembuh. Itulah keasyikannya. Ilmu lain yang juga aku praktekkan adalah ilmu gendam. Jika aku ingin makan durian, aku tidak perlu membelinya. Aku datangi saja penjual duren. Kemudian aku tepuk orang itu, maka dia akan memberikan duren-duren yang aku minta tanpa membayar. Nanti kalau aku sudah pergi, penjual itu akan kebingungan karena beberapa durennya tidak ada. Kemudian dia sadar bahwa dia telah kena tipu dengan menggunakan ilmu gendam, istilah umumnya adalah ilmu tepuk. Aku juga punya ilmu untuk menebak nomor buntutan. Tinggal siapa yang membayar lebih banyak. Bandarnya atau pembelinya. Karena bagiku mudah saja menebak nomor yang akan keluar. Dari sini aku bisa mendapatkan uang banyak sekali. Maka sejak kecil aku menjadi tidak menghormati dan meremehkan orang tua, karena sudah bias mencari uang sendiri. Bahkan bias mengambil uang yang disimpan orang tua di almari besi yang terkunci. Karena aku punya tuyul-tuyul. Tinggal memerintahkan tuyul itu untuk mengambil uang. Dari sini seharusnya sudah dapat aku sadari, sebenarnya siapa yang aku ikuti. Namun karena terpesona dengan kemampuan-kemampuan gaib itu, maka hati menjadi tertutup dan tidak mau menanyakan lagi siapa sebenarnya di balik ilmu-ilmu itu. Keluar Dari Ilmu Hitam Dengan seringnya mempraktekan ilmu gendam dan beberapa ilmu lainnya, lama-lama timbul kesadaran dalam diri. Aku ini dari keluarga terhormat dan bapak ku adalah seorang professor di perguruan tinggi terkenal dan tokoh masyarakat. Sebagai anaknya perasaanku menjadi tidak enak dengan perbuatan-perbuatan ku itu. Kemudian aku keluar dari perguruan ilmu hitam masuk ke perguruan ilmu putih. Di dalam perguruan ilmu putih ini, aku harus mengalami pelepasan terhadap ilmu-ilmu hitam yang aku miliki. Inilah keanehannya, aku belajar pada sumber yang sama, tetapi harus kelepasan ketika mengmbil jurusan berbeda. Sebenarnya sumber dari dua ilmu ini adalah sama, yaitu dunia roh-roh. Maka pada keadaan tertentu seseorang itu bisa menyandang ilmu hitam sekaligus ilmu putih. Dia bisa menyembuhkan seseorang tapi juga bisa mencelakai seseorang dengan ilmu santetnya. Perbedaan yang nyata adalah pelajaran di perguruan ilmu putih ini adalah hal-hal kebaikan, kesabaran dan ketekunan. Juga hal-hal untuk saling mengasihi, mengasuh dan mengasah diantara para murid perguruan sangat dijunjung tinggi. Disini tidak ada pertunjukan untuk pamer kekuatan, atau pamer kadigdayan. Semua dipakai untuk kebaikan, untuk kesembuhan sesamanya. Sehingga kami merasa makin mantap bahwa inilah jalan Tuhan itu. Di tempat ini aku merasa menemukan yang kucari selama ini, yaitu mendekatkan diri pada Tuhan yang sejati dan Tuhan yang benar. Karena jalannya memang benar-benar sulit. Untuk naik satu tingkat saja, butuh perjuangan yang sangat keras dan waktu yang lama, dengan berbagai syarat dan ritual. Di perguruan ini, aku sampai pada tingkat kawijayan. Ditingkat ini aku bisa bercakap-cakap dengan roh-roh yang aku panggil. Juga menguasai ilmu transfer roh. Yaitu bisa membuat orang gila menjadi waras atau orang waras dijadikan gila dengan cara mengirim dan mengambil roh dari seseorang. Aku juga menguasai ilmu terawang roh. Bisa menebak keadaan seseorang dengan memandang orang itu. Juga ilmu rogoh sukmo. Dengan duduk semedi ke kamar, aku bisa melihat keadaan dan keramaian kota. Dan berbagai ilmu aku dapatkan, sehingga aku merasa benar-benar diatas manusia normal. Maka sering disebut sebagai paranormal. Dan akupun dicalonkan menjadi pengganti kepala dukun. Disini aku semakin merasa menjadi manusia super dan memandang remeh agama dan Tuhan. Pendapatku waktu itu, apa itu agama? Hanya omong ini omong itu saja, tapi tak ada apa-apanya. Sedangkan di perdukunan kami bisa mendapatkan apa yang kami inginkan dengan kuasa gaib dan itu nyata. Aku menganggap Tuhannya agama-agama itu tuhan yang palsu. Sedang tuhan yang aku ikuti itu tuhan yang sejati! BERSAMBUNG ...... di page 1
Quote:
Apabila juragan tidak berkeberatan, TS mohon & Sekali lagi TS tidak ada maksud untuk memojokan pihak manapun. ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() Terkait:
|
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|