FAQ |
Calendar |
![]() |
#1
|
|||
|
|||
![]() GANGGUAN PERILAKU MAKAN Gangguan perilaku makan mempengaruhi 20 persen para remaja. Sekitar 75 persen wanita, dengan berat badan dan ukuran rata-rata, percaya bahwa mereka kelebihan berat badan mereka sendiri. Sebuah artikel dalam majalah Esquire mengungkapkan suatu pendapat yang menyeramkan tentang wanita dan citra tubuh mereka. Dalam suatu jajak pendapat terbaru, majalh dan citra tubuh mereka. mDalam suatu jajak pendapat terbaru, majalah itu melaporkan bahwa 54,3 persen dari pada wanita responden memilih ditabrak truk daripada mempunyai berat badan 150 pound (kurang lebih 75 kg). Banyak remaja wanita memakai berbagai ukuran yang ekstrim dalam menghadapi setiap pertambahan berat badan yang mereka takuti itu. Dalam kasus yang lebih moderat, para wanita muda berjuan melawan ketakutan itu dengan berolahraga keras dan diet ketat penuh gizi yang mereka jalankan secara teratur dan serius. Pada kasus yang lebih ekstrim, para wanita ini jatuh dalam perangkap perilaku makan yang berbahaya-biasanya, anorexia nervosa dan bulimia. Orang yang bergelut dengan gangguan perilaku anoreksia memakai berbagai ukuran yang ekstrim untuk menjaga agar berta badannya tetap langsing. Mereka tidak hanya terobsesi dengan menjaga ketat diet makanan dan berolahraga, tetapi juga terlibat perta makan berlebih-lebihan yang kemudian memuntahkan apa yang telah mereka makan. Mereka cenderung memiliki citra diri yang rendah atau kehilangan kendali dalam berbagai aspek kehidupan mereka, sehingga menggunakan perilaku ini sebagai alat untuk memperoleh kembali atas aspek-aspek tersebut. Mereka seringkali mengkomsumsi pil diet untuk mengurangi rasa lapar atau pencahar untuk mengeluarkan makanan dari sistem pencernaan mereka. Penderita anoreksia tidak merasa puas dengan berat badan normal terendah sesuai dengan usia dan tinggi badan mereka, bahkan sangat ketakutan bila bobot mereka bertambah meski sebenarnya masih di bawah ukuran ideal. Para pria anoreksia mengalami penurunan gairah seksual, dan para wanita penderita gangguan ini seringkali tidak mengalami sedikitnya tiga periode menstruasi berturut-turut. Arti harafia anoreksia adalah kegelisahan berkaitan dengan hilangnya selera makan dan seringkali ditandai nyeri rasa lapar yang ekstrim. Pada dasranya hal itu adalah kelaparan. Usia rata-rata untuk serangan anoreksia di Amerika Serikat dan kira-kira 1 persen dari semua remaja wanita dan pemudi. Gangguan perilaku ini mempunyai pengaruh yang drastis pada keseimbangan hormonal, denyut nadi, denyut jantung rata-rata, suhu badan dan siklus haid, dan dapat meluas hingga periode tiga sampai empat tahun. Beberapa studi menunjukkan sekitar 5 persen dari semua orang yang didiagnosa menderita anoreksia pada akhirnya meninggal akibat penyakit tersebut. Studi lainnya menunjukkan angka kematian sekitar 20 persen, dari setengah dari kasus kematian karena anoreksia melibatkan tindakan bunuh diri. Bulimia disefinisikan sebagai rasa lapar yang tidak terpuaskan dan berlebih-lebihan yang diikuti oleh tindakan sebaliknya, seperti memuntahkan makanan, penyalahgunaan pencahar, penyalahgunaan diuretis (air seni), puasa, atau olahraga berlebihan. Seperti halnya anoreksia, mereka yang bergelut dengan gangguan perilaku ini mempunyai periode-periode makan berlebih-lebihan atau sekaligus berpuasa total. Tidak seperti mereka yang berjuang keras mengatasi anoreksia, gangguan bulimia datang dna hilang silih berganti antara makan sebanyak-banyaknya dan kelapran. Penderita bulimia ditemukan dalam 0,5 sampai 2 persen dari para remaja dan pemudi. Mereka menjalani gyaa hidup yang sibuk untuk mengendalikan perilaku makan mereka. Oran yang bergelut dengan bulimia merasa terasingkan dan tertekan atau depresi, dan juga mempunyai citra diri yang rendah. Penderita bulimia biasanya mempunyai berat badan rata-rata dengan sedikit fluktuasi akibat perilaku makan secara berlebihan dan memuntahkan kembali. Meski kehilangan berat badan itu tidaklah separah dan mengancam nyawa seperti yang menimpa penderita anoreksia, dampak-dampak seperti kekurangan kalium, lapisan email gigi yang memburuk,nyeri otot abdominal (perut), gangguan ginjal, dehidrasi, ketidakseimbangan cairan elektrolit, dan gangguan pendengaran. Berbeda dengan anoreksia, para wanita muda yang menderita bulimia seingkali sadar terhadap ketidaknormalan pola makan mereka dan lebih menderita akibat kritik terhadap diri sendiri dan depresi. Makan berlebih-lebihan merupakan suatu gangguan perilaku makan yang baru, tetapi telah melanda berjuta-juta orang di Amerika. Seperti bulimia, penderita akan mengkomsumsi makanan dalam jumlah yang sangat besarpada waktu singkat, tetapi ia tidak memuntahkan ataupun menggunakan pencahar untuk mengeluarkannya. Mereka akan makan terus hingga merasa sakit akibat kekenyangan, bahkan ketika mereka tidak merasa lapar. Mereka biasanya makan sendirian karena malu dengan banyaknya jumlah makanan yang mereka komsumsi. Makan berlebih-lebihan dapat menimbulkan masalah emosional, termasuk rasa jijik, tertekan, atau merasa bersalah. Masalah kesehatan jasmani yang ditimbulkan adalah obesitas atau berat badan berlebihan, diabetes atau kencing manis, tekanan darah tinggi, tingkat kolesterol tinggi, stroke atau pendarahan otak, dan ketidakteraturan menstruasi. Gangguan perilaku makan yang lain adalah memaksakan diri untuk makan berlebihan yang menyimpang dari kebutuhan makan yang alami. Seperti makan berlebih-lebihan, orang yang menderita gangguan perilaku makan ini mengkomsumsi makanan dan jemlah besar, tetapi perbuatan itu terus berlanjut selama beberapa waktu dan seringkali disertai dengan perasaan malu dan penyesalan. Menurut data statistik dalam buku Lee Parrott, Helping the Struggling Adolescent, para penderita utama dari gangguan perilaku makan adalah kaum muda yang beranjak dewasa, darai kelas menengah, wanita kulit putih dengan berat badan rata-rata. Faktor pemicu yang paling umum antara lain adalah stres, kesepian, konflik, antar pribadi, depresi, kebosanan, transisi perubahan yang berkembang, atau ketegangan yang meningkat akibat usaha diet ketat yang teru menerus. Patricia Davis jug ayakin bahwa lingkungan keluarga dapat menjadi faktor pemicu. "Keluarga remaja puteri yang mengalami gangguan perilaku makan biasanya merupakan keluarga yang perfeksionis, berambisi tinggi dan menolerir adanya konflik. Mereka seringkali tidak mampu menerima berbagai perbedaan pada anggota keluarga dan menolak anggota yang bertindak berdasarkan pemikiran sendiri. Berbagai gangguan perilaku makan ini mempunyai penyebab yang serupa: rendahnya rasa percaya diri atau kepuasan diri, kemarahan, depresi, kekuatiran, kesepian, dan kurangnya kendali emosi. Dunia memaksa remaja untuk menjadi kurus dan mempunyai tubuh sempurna dengan menekankan pada penampilan luar daripada kondisi batin. Masalah pribadi dapat juga mi=enimbulkan gangguan ini, seperti kesulitan dalam mengungkapkan perasaan dan/atau emosi, permasalah dalam keluarga antar sanak kerabat berbagai pengalaman buruk pada masa lalu misalnya pernah dilecehkan akibat kegemukan atau menjadi korban pelecehan seksual. Orang dewasayang peduli perlu menyadari betapa parahnya masalah di kalangan remaja ini dan memahami cara menghadapinya sengan membangkitkan harapan dan semangat meredeka. Jika para pelayan kaum muda dan orangtua membangun rasa nyaman dan percaya diri dalam batin para remaja ini, maka hal itu akan menetralisasi gambaran-gambaran negatif yang selama ini mereka lihat dan dengar. Kitab sSuci juga memberi harapan kepada mereka yang mengalami gangguan perilaku makan. Pertama, Tuhan mampu dan bersedia membebaskan mereka dari gangguan yang mengeram dalam hidup mereka ini. "Sebab TUHAN mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orangNya dalam tahanan" (Mazmur 69:34). "Yang menegakkan keadilan untuk orang-orang yang diperas, yang memberi roti kepada orang-orang yang lapar. TUHAN membebaskan orang-orang yang terkurung." (Mazmur 146:7) Kedua, mereka tidak perlu merasa malu atas keadaan diri mereka sendiri sebab Tuhanlah yang menciptakan mereka dan berkenan atas mereka. "Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu" (2 Timotius 2:15) Ketiga, penderita gangguan perilaku makan berhak memohon kesembuhan kepada Tuhan. "Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh" (Yesaya 53:5). "Sebab Aku akan mendatangkan kesembuhan bagimu, Aku akan mengobati luka-lukamu, demikianlah firman TUHAN, sebab mereka telah menyebutkan engkau ![]() Keempat, orang dewasa yang peduli hendaknya berdoa bagi kesembuhan para remaja ini. "Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia;dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni" (Yakobus 5:14-16) |
![]() |
|
|