VIVAnews - Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto meminta warga untuk lebih memilih parkir berlangganan. Pasalnya kenaikan tarif parkir yang diusulkan Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) rawan disalahgunakan.
"Agar uang parkir tidak ditilep, masyarakat bisa berlangganan," kata Prijanto di Balaikota DKI Jakarta, Jumat 19 November 2010.
Prijanto mengatakan, dalam setahun seharusnya Pemda bisa memperoleh dana retribusi hingga Rp200 miliar dari sektor perparkiran. Namun hanya Rp19 miliar saja yang saat ini diterima Pemda. Menurut Prijanto, jika uang retribusi tersebut tidak bocor, sebenarnya bisa digunakan untuk mengurai kemacetan Ibu Kota.
�35 persen dari dana tersebut bisa digunakan untuk membekali petugas dengan seragam yang bagus dan gaji yang pasti, sisanya bisa dimanfaatkan untuk membeli ruko atau rumah untuk dibangun gedung parkir,� katanya.
Prijanto menginginkan menghapus parkir tepi jalan yang di sekitarnya terdapat tempat parkir. Kawasan Jalan Hayam Wuruk dan Jalan Gajah Mada, misalnya, di sepanjang jalan itu parkir tepi jalan akan dihapus karena telah ada gedung Duta Merlin dan Gajah Mada Plaza.
Menurut dia, langkah ini lebih baik dibandingkan dengan menaikkan tarif parkir pinggir jalan. Wagub menyampaikan, saat ini terdapat sepuluh gedung parkir yang mampu menampung hingga 6.233 unit mobil dan 4.564 unit sepeda motor.
Kesepuluh gedung itu antara lain di Gajah Mada Plaza (ISS Park), Komplek Duta Merlin (SPI), Menara BTN (Sun Service Int), Gedung PT Pelni (SGS), Apartemen Mediterania (PT JBC), Plaza Hayam Wuruk (PT Surya Utama Nusapraka), Glodok Plaza (PT Intra Maju), Hotel Mercure (SPI), Hotel Jayakarta (PT Pudjadi & Son�s Tbk), dan Lindeteves Trande Center (SPI).
�Dengan kapasitas yang ada, seluruh kendaraan parkir tepi jalan akan dipindahkan ke dalam gedung parkir,� ujar Prijanto.
sumber: vivanews