Login to Website

Login dengan Facebook

 

Post Reply
Thread Tools
  #1  
Old 27th May 2012
ondelondel's Avatar
ondelondel
Ceriwis Lover
 
Join Date: May 2012
Posts: 1,996
Rep Power: 16
ondelondel mempunyai hidup yang Normal
Default Berbagai Kisah Yang Membuat Kita Lebih Menghargai Hidup

Mudah - mudahan ane gak gan...



Di baca yang bener gan... terus di hayati





[/spoiler]
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for Berapa Gaji Papa? :






Seperti biasa Rudi, Kepala Cabang di sebuah

perusahaan swasta terkemuka di

Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam.

Tidak seperti biasanya,

Imron, putra pertamanya yang baru duduk di kelas

tiga SD yang membukakan

pintu. Ia nampaknya sudah menunggu cukup lama.



"Kok, belum tidur?" sapa Rudi sambil mencium

anaknya. Biasanya Imron

memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru

terjaga ketika ia akan

berangkat ke kantor pagi hari. Sambil membuntuti

sang Papa menuju ruang

keluarga, Imron menjawab, "Aku nunggu Papa

pulang. Sebab aku mau tanya

berapa sih gaji Papa?"



"Lho, tumben, kok nanya gaji Papa? Mau minta

uang lagi, ya? " "Ah,

enggak. Pengen tahu aja."

"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa

bekerja sekitar 10 jam

dan dibayar Rp 400.000,-. Dan setiap bulan rata-

rata dihitung 22 hari

kerja. Sabtu dan minggu libur, kadang sabtu Papa

masih lembur. Jadi, gaji

Papa dalam satu bulan berapa, hayo?"



Imron berlari mengambil kertas dan pensilnya dari

meja belajar, sementara

Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi.

Ketika Rudi beranjak

menuju kamar untuk berganti pakaian, Imron berlari

mengikutinya. "Kalau

satu hari Papa dibayar Rp 400.000,- untuk 10 jam,

berarti satu jam

Papa digaji Rp 40.000,- dong," katanya.

"Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki,

bobok,"perintah Rudi. Tetapi

Imron tak beranjak.



Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian,

Imron kembali bertanya, "Papa, aku boleh pinjam

uang Rp.5.000,- nggak?"

"Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat

apa! minta uang malam-malam

begini? Papa capek. Dan mau mandi dulu.

Tidurlah. "Tapi Papa..." Kesabaran

Rudi habis.

"Papa bilang tidur!" hardiknya mengejutkan Imron.

Anak kecil itu pun

berbalik menuju, kamarnya.



Usai mandi, Rudi nampak menyesali hardikannya.

Ia pun menengok Imron di

kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum

tidur. Imron didapatinya

sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang

Rp.15.000,- di tangannya.

Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil

itu, Rudi berkata,

"Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Imron".

Buat apa sih minta uang

malam-malam begini? Kalau mau beli mainan,

besok'kan bisa. Jangankan Rp

5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih."



"Papa, aku nggak minta uang. Aku pinjam. Nanti

aku kembalikan kalau sudah

menabung lagi dari uang jajan selama minggu

ini. "Iya, iya, tapi buat

apa?" tanya Rudi lembut. "Aku menunggu Papa

dari jam 8. Aku mau ajak Papa

main ular tangga.

Tiga puluh menit saja, mama sering bilang kalau

waktu Papa itu sangat

berharga. Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku

buka tabunganku, ada

Rp15.000,-. Tapi karena Papa bilang satu jam

Papa dibayar Rp 40.000,-,

maka setengah jam aku harus ganti Rp 20.000,-.

Duit tabunganku kurang Rp

5.000,- . Makanya aku mau pinjam dari Papa,"

kata Imron polos.



Rudi terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya

bocah kecil itu

erat-erat dengan perasaan haru. Dia baru

menyadari, ternyata limpahan

harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup

untuk "membeli" kebahagiaan

anaknya.










Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for Circle of Life :






Dear All,



This is for you. Hope it can encourage you not to stop to do good things in your life.

================================================== ===========



Dia hampir saja tidak melihat wanita tua yang berdiri dipinggir jalan itu, tetapi dalam cahaya berkabut ia dapat melihat

bahwa wanita tua itu membutuhkan pertolongan. Lalu ia menghentikan mobil Pontiacnya di depan mobil Mecedes wanita tua itu,

lalu ia keluar dan menghampirinya.



Walaupun dengan wajah tersenyum wanita itu tetap merasa khawatir,

karena setelah menunggu beberapa jam tidak ada seorang pun yang menolongnya.

Apakah lelaki itu bermaksud menyakitinya?



Lelaki tersebut penampilanya tidak terlalu baik, ia kelihatan begitu memprihatinkan. Wanita itu dapat merasakan kalau

dirinya begitu ketakutan, berdiri sendirian dalam cuaca yang begitu dingin, sepertinya lelaki tersebut tau apa yang ia

pikirkan. Lelaki itu berkata " saya kemari untuk membantu anda bu, kenapa anda tidak menunggu didalam mobil bukankah

disana lebih hangat? oh ya nama saya Bryan.



Bryan masuk kedalam kolong mobil wanita itu untuk memperbaiki yang rusak.



Akhirnya ia selesai, tetapi dia kelihatan begitu kotor dan lelah, wanita itu membuka kaca jendela mobilnya dan berbicara

kepadanya, ia berkata bahwa ia dari st louis dan kebetulan lewat jalan ini. Dia merasa tidak cukup kalau hanya mengucapkan

terima kasih atas bantuan yang telah diberikan. Wanita itu berkata berapa yang harus ia bayar, berapapun jumlahnya yang ia

minta tidak menjadi masalah, karena ia membayangkan apa yang akan terjadi jika lelaki tersebut tidak menolongnya. Bryan

hanya tersenyum.



Bryan tidak mengatakan berapa jumlah yang harus dibayar, karena baginya menolong orang bukanlah suatu pekerjaan. Ia yakin

apabila menolong seseorang yang membutuhkan pertolongan tanpa suatu imbalan suatu hari nanti Tuhan pasti akan membalas amal

perbuatanya.



Ia berkata kepada wanita itu " Bila anda benar-benar ingin membalas jasa saya, maka apabila suatu saat nanti, apabila anda

melihat seseorang yang membutuhkan pertolongan maka tolonglah orang tersebut "...dan ingatlah pada saya".



Bryan menunggu sampai wanita itu menstater mobilnya dan menghilang dari pandangan.



Setelah berjalan beberapa mil wanita itu melihat kafe kecil, lalu ia mampir kesana untuk makan dan beristirahat sebentar.



Pelayan datang dan memberikan handuk bersih untuk mengeringkan rambutnya yang basah. Wanita itu memperhatikan sang pelayan

yang sedang hamil, dan masih begitu muda. Lalu ia teringat kepada Bryan.



Setelah wanita itu selesai makan dan, sang pelayan sedang mengambil kembalian untuknya, wanita itu pergi keluar secara

diam-diam.



Setelah kepergiannya sang pelayan kembali, pelayan itu bingung kemana wanita itu pergi, lalu ia menemukan secarik kertas

diatas meja dan uang $1000. Ia begitu terharu setelah membaca apa yang ditulis oleh wanita itu: "Kamu tidak berhutang

apapun pada saya karena seseorang telah menolong saya, oleh karena itulah saya menolong kamu, maka inilah yang harus kamu

lakukan: "Jangan pernah berhenti untuk memberikan cinta dan kasih sayang".



Malam ketika ia pulang dan pergi tidur, ia berfikir mengenai uang dan apa yang di tulis oleh wanita itu. Bagaimana wanita

itu bisa tahu kalau ia dan suaminya sangat membutuhkan uang untuk menanti kelahiran bayinya?



Ia tau bagaimana suaminya sangat risau mengenai hal ini, lalu ia memeluk suaminya yang terbaring disebelahnya dan

memberikan ciuman yang lembut sambil berbisik: "semuanya akan baik-baik saja, I Love You Bryan"





================================================== ================================

Moral dari kisah di atas : "Segala sesuatu yang berputar akan selalu berputar", therefore, don't ever to stop to do good

things in your life..














[spoiler=open this] for RAUTAN MEJA KAYU:






Suatu ketika, ada seorang kakek yang harus tinggal dengan anaknya. Selain

itu, tinggal pula menantu, dan anak mereka yang berusia 6 tahun. Tangan

orangtua ini begitu rapuh, dan sering bergerak tak menentu. Penglihatannya

buram, dan cara berjalannya pun ringkih.



Keluarga itu biasa makan bersama di ruang makan. Namun, sang orangtua yang

pikun ini sering mengacaukan segalanya. Tangannya yang bergetar dan mata

yang rabun, membuatnya susah untuk menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap

jatuh Ke bawah.



Saat si kakek meraih gelas, segera saja susu itu tumpah membasahi taplak.

Anak dan menantunya pun menjadi gusar. Mereka merasa direpotkan dengan semua

ini. "Kita harus lakukan sesuatu," ujar sang suami. "Aku sudah bosan

membereskan semuanya untuk pak tua ini."



Lalu, kedua suami-istri ini pun membuatkan sebuah meja kecil di sudut

ruangan. Di sana, sang kakek akan duduk untuk makan sendirian, saat semuanya

menyantap makanan. Karena sering memecahkan piring, keduanya juga memberikan

mangkuk kayu untuk si kakek.



Sering saat keluarga itu sibuk dengan makan malam mereka, terdengar isak

sedih dari sudut ruangan. Ada airmata yang tampak mengalir dari gurat

keriput si kakek. Meski tak ada gugatan darinya. Tiap kali nasi yang dia

suap, selalu ditetesi air mata yang jatuh dari sisi pipinya. Namun, kata

yang keluar dari suami-istri ini selalu omelan agar ia tak menjatuhkan

makanan lagi.



Anak mereka yang berusia 6 tahun memandangi semua dalam diam. Suatu malam,

sebelum tidur, sang ayah memperhatikan anaknya yang sedang memainkan mainan

kayu. Dengan lembut ditanyalah anak itu. "Kamu sedang membuat apa?".



Anaknya menjawab, "Aku sedang membuat meja kayu buat ayah dan ibu, untuk

makan saatku besar nanti. Nanti, akan kuletakkan di sudut itu, dekat tempat

kakek biasa makan." Anak itu tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya.



Jawaban itu membuat kedua orangtuanya begitu sedih dan terpukul. Mereka tak

mampu berkata-kata lagi. Lalu, airmatapun mulai bergulir dari kedua pipi

mereka. Walau tak ada kata-kata yang terucap, kedua orangtua ini mengerti,

ada sesuatu yang harus diperbaiki.



Mereka makan bersama di meja makan. Tak ada lagi omelan yang keluar saat ada

piring yang jatuh, makanan yang tumpah atau taplak yang ternoda. Kini,

mereka bisa makan bersama lagi di meja utama. Dan anak itu, tak lagi meraut

untuk membuat meja kayu.











Jangan lupa komen dan ya gan....

kalo mau kasih juga boleh

Sebenarnya ane pengen nambahin yang lain lagi gan....

Tapi udah gak muat gan....




Sponsored Links
Space available
Post Reply




Switch to Mobile Mode

no new posts