Ceriwis

Ceriwis (https://forum.ceriwis.com/forum.php)
-   Misteri, Horror, Supranatural (https://forum.ceriwis.com/forumdisplay.php?f=267)
-   -   Minangkabau dalam Mistis dan Mitos (https://forum.ceriwis.com/showthread.php?t=251282)

zedleppelin 5th April 2011 09:30 AM

Minangkabau dalam Mistis dan Mitos
 


Indonesia memiliki berbagai macam budaya yang patut dibanggakan.
Budaya-budaya tersebut di ciptakan oleh para leluhur kita dengan segala makna spiritual dan supranatural mendalam yang sangat menarik untuk dikaji.

Sayangnya, saat ini segala macam budaya-budaya lokal sudah kurang diminati dan hanya di pandang sebelah mata oleh bangsa kita sendiri. Lalu akan dikemanakan budaya luhur nenek moyang kita yang memang sudah menjadi ciri khas kebanggaan Bangsa Indonesia?

Kesempatan kali ini, TS ingin membedah kebudayaan lokal dari Ranah Minangkabau. Bagi para rekan-rekan yang berdarah minang dan memiliki info kebudayaan setempat, monggo silahkan di share juga.



Regards...
Zed Leppelin

zedleppelin 5th April 2011 09:38 AM

Palasik
 


Quote:

Palasik menurut cerita, legenda atau kepercayaan orang Minangkabau adalah sejenis makhluk gaib. Menurut kepercayaan Minangkabau palasik bukanlah hantu tetapi manusia yang memiliki ilmu hitam tingkat tinggi. Palasik sangat ditakuti oleh ibu-ibu di di Minangkabau yang memiliki balita karena makanan palasik adalah anak bayi/balita, baik yang masih dalam kandungan ataupun yang sudah mati (dikubur), tergantung dari jenis palasik tersebut.

Ilmu palasik dipercayai sifatnya turun-temurun. Apabila orang tuanya adalah seorang palasik maka anaknya pun akan jadi palasik.
Pada umumnya palasik bekerja dengan melepaskan kepalanya. Ada yang badan nya yang berjalan mencari makan dan ada pula yang kepala.

Jenis-jenis palasik
Jenis palasik ada bermacam-macam. Menurut jenis makanannya palasik dapat dibagi sebagai berikut:

* Yang memakan bayi dalam kandungan sehingga bayi tersebut lahir tanpa ubun-ubun / mati dalam kandungan
* Yang memakan bayi yang masih rapuh sehingga bayi tersebut sering sakit-sakitan / meninggal
* Yang memakan mayat bayi yang sudah dikubur

Palasik yang lepas kepalanya disebut Palasik Kuduang. Kuduang artinya terpotong atau buntung. Buntung dalam bahas Minang adalah “kuduang”.

Palasik sangat tenar di masyarakat Minang Kabau, Sumatera Barat. Masyarakatnya meyakini, bayi yang terkena palasik sangat sulit diobati, namun bukan tak ada penangkalnya.

Palasik merupakan sebutan seorang kanibal, yang memiliki kegemaran memakan daging dan tulang orang mati. Wujudnya seperti manusia biasa, hanya saja memiliki perangai yang aneh.

Menurut kepercayaan masyarakat, jika seorang wanita yang sedang menggendong bayi bertemu dengan palasik, sebaiknya jangan dijauhi, malah sebaliknya, ambil tangan palasik dan katakan "Ini cucumu atau Ini anakmu". Dan ciri umum palasik, tak memiliki parit di atas bibirnya.

Seorang bayi bisa jatuh sakit, hanya dengan tatapan palasik saja. Dan kalau tidak segera diobati orang pintar, tak tertutup kemungkinan anak tersebut meninggal dunia. Diyakini juga, ketika anak tersebut meninggal dunia, dan kemudian dikubur, palasik akan mencuri anak tersebut untuk disantap.

Dizaman modern seperti sekarang ini ,masih patutkah ilmu palasik dipercayai keberadaannya ? Silahkan beri komentar anda...
Quote:

CERITA MASYARAKAT TENTANG PALASIK

Andi begitu bahagia ketika tangis bayi melengking dari balik bilik di sebuah klinik. Yah istrinya yang baru saja berjuang hidup mati, telah melahirkan anak pertamanya. Tapi, kebahagiaan itu seketika sirna, setelah setahun kemudian anaknya mengalami sakit, sesaat setelah seorang wanita tua menyapa.

Kalau seorang bayi sakit merupakan hal yang wajar. Daya tahan tubuh yang belum stabil menjadi salau satu pemicunya. Tapi itu tak berlangsung lama, setelah dibawa ke dokter, tak sampai 1 minggu bayi akan sembuh. Tapi yang dialami anak Andi tak begitu. Sakit yang diderita anaknya tak kunjung sembuh setelah 1 bulan. Tak hanya dokter, orang pintar dan tabib pun dikunjunginya, namun penyakit yang diderita sang anak tak jua sembuh.

Suhu badan anaknya tinggi, badan menjadi kurus, kulit mengeriput dan terus mengeluarkan kotoran dari matanya. Cukup menyedihkan. Sementara dokter yang menanganinya sudah angkat tangan untuk mengobatinya. Akhirnya, dengan kondisi lemah, anaknya meninggal dunia. Menurut para tetangga dimana tempat Andi menetap, anaknya terkena palasik.

zedleppelin 5th April 2011 09:45 AM

Urang Bunian
 


Quote:

Defenisi
Orang bunian adalah sejenis makhluk halus yang dikenal di wilayah Minangkabau, Sumatera Barat. Bentuknya menyerupai manusia, tinggal di tempat-tempat sepi, di rumah-rumah kosong yang telah ditinggal penghuninya.

Istilah ini dikenal di wilayah Istilah orang bunian juga terkadang dikaitkan dengan istilah dewa di Minangkabau, pengertian dewa dalam hal ini sedikit berbeda dengan pengertian dewa dalam agama-agama Hindu maupun Buddha.

Dewa dalam istilah Minangkabau berarti sebangsa makhluk halus yang tinggal di hutan atau di rimba, di pinggir bukit, di dekat pekuburan.

Biasanya bila hari menjelang maghrib di pinggir bukit akan tercium sebuah aroma yang biasa dikenal dengan nama masakan dewa atau samba dewa. Aromanya mirip bau kentang goreng. Hal ini boleh ditanyakan langsung kepada masyarakat Minangkabau.

Satu hal lagi, dewa lebih dikonotasikan bergender perempuan, yang cantik rupawan, bukan laki-laki seperti persepsi yang umum di agama lain. Selain itu, masyarakat juga meyakini bahwa ada peristiwa orang hilang disembunyikan dewa; ada juga istilah orang dipelihara dewa, yang semenjak bayi sudah dilarikan oleh dewa. cerita ini masih masyhur sampai sekarang.

Ada juga yang meyakini bahwa orang bunian ini adalah penunggu Telaga Dewi yang terdapat di puncak Gunung Singgalang. Beredar cerita di kalangan masyarakat bahwa pernah ada orang atau pendaki gunung yang berfoto dengan background Telaga Dewi, namun setelah dicetak dalam foto Nampak latar belakang sebuah Rumah Gadang, tempat menumbuk padi dan perempuan-perempuan yang tengah melakukan aktivitas menumbuk padi.

Kasus Urang Bunian masih ada di Pasaman
Sewaktu masih kecil saya dipanggil oleh nenek saya. Katanya jangan dekat-dekat sama lurah di pinggir sungai tersebut kalau senja telah tiba, karena disana ada "urang bunian" yakni semacam makluk halus yang menyerupai manusia. Bedanya, urang bunian ini bisa terlihat dan bisa pula tidak. kata nenek saya, dulunya pak leman pernah menghilang sebulan setelah mendatangi lurah tersebut. Akan tetapi saat kembali ke masyarakat, pak Leman pikirannya sudah ngaur. Dia sering bicara sendiri, bahkan mengaku punya anak dengan wanita baru yang disebutkan rambutnya panjang hingga pinggang. Orang kampung di daerah saya tak ada rambutnya yang sampai ke pinggang. Dari cerita nenek itu saya baru paham apa itu urang bunian.Belum lama ini di derah Pasaman, tepatnya di Aia Manggih Lubuk Sikaping cerita menghebohkan itu muncul lagi. Kali ini urang bunian melarikan seorang ibu muda yang baru melahirkan bayi.

Sayangnya walau sang ibu akhirnya berhasil kembali ke rumah, namun bayinya yang berumur 9 hari tewas. Dalam beberapa tahun terakhir ini tercatat telah empat kasus orang yang dilarikan urang bunian di Pasaman. Saat saya masih duduk di bangku SMP di Kumpulan, saya mengetahui benar kalau seorng orang kampung saya dibawa makluk halus tersebut. Setelah enam bulan menghilang dalam rimba, lelaki yang disebut dibawa urang bunian itu kembali ke kampung, tetapi jiwanya telah sakit. Hingga kini yang bersangkutan masih hidup, tetapi dia terlihat bagaikan orang sakit jiwa.

Kalau naik menumpang sepeda motor dia duduk sambil lihat ke belakang. Bahkan dia tak pernah pakai baju, kecuali celana pendek saja. Panggilannya Bj". Hingga kini rupanya urang bunian masih belum punah.

zedleppelin 5th April 2011 09:51 AM

Cirik Barandang
 

Quote:

Sama seperti daerah-daerah lainnya di Indonesia, daerah Minangkabau juga menyimpan berbagai macam ilmu gaib. Salah satunya tentang keanekaragaman ilmu pelet, baik berupa jampi-jampi, mantera, atau berupa sarana mistis lainnya. Salah satunya adalah serbuk yang diaduk dengan kopi atau teh manis. Siapa saja, tak peduli pemuda atau gadis, jika termakan ramuan pelet ini akan datang ke rumah orang yang memberikan ramuan tersebut padanya.

Begitu hebatnya serbuk gaib tersebut, sehingga korbannya akan menyerahkan dirinya sambil mengemis, memohon agar dapat diterima cintanya. Bahkan seorang gadis tak segan meminta agar segera dinikahi.
Ilmu pelet dengan media berupa serbuh tersebut di daerah asalnya, Minangkabau, disebut sebagai Cirik Barandang. Seorang gadis atau bujang yang termakan ramuan Cirik Berandang ini dijamin akan mabuk kepayang. Siang hari teringat pada si pembuat ramuan, dan malam harinya akan terbawa dalam mimpi. Bahkan pemuda atau gadis yang memberikan ramuan Cirik Barandang datang dalam mimpi sebagai seorang puteri raja, sang pangeran yang sangat mempesona. Dalam mimpi itu, mereka bukan sekedar bercumbu atau bermesraan. Tapi berhubungan intim hingga mencapai orgasme.

Biasanya, ramuan Cirik Barandang dipergunakan seorang pemuda jika cintanya ditolak mentah-mentah oleh gadis pujaannya. Merasa dihina oleh seorang gadis sombong, bahkan bukan sekedar cinta ditolak, tapi si pemuda juga dicaci maki dengan kata-kata sangat menyakitkan hati.

Karena itu kemudian seorang pemuda datang ke rumah dukun yang mahir membuat ramuan Cirik Barandang. Oleh sang dukun diberikan ramuan racikannya agar ditaburkan dalam teh manis, kopi, jus, atau panganan berupa kue yang akan dimakannya.

Celakanya, ramuan pelet ini tidak hanya digunakan oleh para pemuda yang sakit hati karena ditolak cintanya dan dihina oleh si gadis pujaan. Berdasarkan fakta, para laki-laki tua di Ranah Minang, terutama berlangsung di zaman lampau, banyak juga yang meminta bantuan dukun jika akan menambah isteri berusia gadis belia. Mereka menggunakan Cirik Barandang untuk membuat si gadis mabuk kepayang.

Dengan ramuan Cirik Barandang ini, sang gadis yang semula benci dan menolak mentah-mentah lamaran laki-laki gaek alias bandot tua itu, umumnya akan berubah menjadi tergila-gila, mengemis dan minta dinikahi. Celakanya lagi, karena terbius oleh harta si bandot tua, kebanyakan orang tua gadis justeru bekerja sama untuk �mengobati� anak gadisnya agar mau diperisteri, meski bersatatus sebagai isteri kedua, ketiga, atau keempat sekalipun.

Cirik Barandang merupakan sarana pelet yang telah berusia sangat tua, bahkan mungkin sangat langka. Kendati demikian, bukan berarti pemegang ramuan super ampuh ini sepenuhnya punah. Diperkirakan, ada orang-orang tua atau sepuh yang tinggal di pedesaan Minangkabau yang masih menguasai petunjuk pembuatan ramuan pelet ini.

Keampuhan media pelet ini sangat sulit ditandangi. Sayangnya, tak mudah mencari informasi mengenai orang tua yang masih memiliki resep ramuan leluhur yang sangat langka ini.

Tidak diperoleh informasi dari bahan apa sajakah sebenarnya ramuan Cirik Barandang ini dibuat. Namun, diperoleh sedikit petunjuk bahwa salah satu bahannya adalah (maaf) ujung kotoran manusia, dalam hal ini si pembuat Cirik Barandang tersebut.

Semoga, ulasan mengenai Cirik Barandang ini dapat menambah wawasan kita tentang ilmu-ilmu gaib yang bertebaran di sekitar kita. Terutama, hal ini penting diketahui oleh kaum Hawa, agar senantiasa berhati-hati dalam bersikap, terutama ketika mereka berada di suatu tempat atau wilayah yang masih kuat memegang tradisi nenek moyang. Ingat pepatah: "Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung."
..........

hktoyshop 6th April 2011 03:19 PM

http://hk-toys(dot)com
 

ndan... ane ijin nyimak ni.
maklum aane termasuk orang yang tidak tau macam2 budaya indonesia yang beragam itu.
thanks... thread yang paling mantap ni...

builder 8th April 2011 10:37 AM

ane sering dengar masalah cirik barandang ndan itu ndan .. pelet yg ampuaahhh :tersipu:

tirko666 9th November 2011 04:59 AM

ijin minyak dl ndaaannn..... :ceriwislove::ceriwislove:

DreamWorld 9th November 2011 07:12 AM

orang minang terkenal akan keyakinan spiritual nya yg tinggi :D

tapi baru denger ada hal2 ghoib d sekitar mereka :gg:

janoko18 9th November 2011 09:10 AM

ada si malingkundang ga gan ?

melonrebus 15th November 2011 07:46 PM

serem....ih serem....


All times are GMT +7. The time now is 12:03 PM.