
5th April 2011
|
 |
Moderator
|
|
Join Date: Oct 2010
Location: Reg. DKI Jakart
Posts: 1,927
Rep Power: 61
|
|
Cirik Barandang
Quote:
Sama seperti daerah-daerah lainnya di Indonesia, daerah Minangkabau juga menyimpan berbagai macam ilmu gaib. Salah satunya tentang keanekaragaman ilmu pelet, baik berupa jampi-jampi, mantera, atau berupa sarana mistis lainnya. Salah satunya adalah serbuk yang diaduk dengan kopi atau teh manis. Siapa saja, tak peduli pemuda atau gadis, jika termakan ramuan pelet ini akan datang ke rumah orang yang memberikan ramuan tersebut padanya.
Begitu hebatnya serbuk gaib tersebut, sehingga korbannya akan menyerahkan dirinya sambil mengemis, memohon agar dapat diterima cintanya. Bahkan seorang gadis tak segan meminta agar segera dinikahi.
Ilmu pelet dengan media berupa serbuh tersebut di daerah asalnya, Minangkabau, disebut sebagai Cirik Barandang. Seorang gadis atau bujang yang termakan ramuan Cirik Berandang ini dijamin akan mabuk kepayang. Siang hari teringat pada si pembuat ramuan, dan malam harinya akan terbawa dalam mimpi. Bahkan pemuda atau gadis yang memberikan ramuan Cirik Barandang datang dalam mimpi sebagai seorang puteri raja, sang pangeran yang sangat mempesona. Dalam mimpi itu, mereka bukan sekedar bercumbu atau bermesraan. Tapi berhubungan intim hingga mencapai orgasme.
Biasanya, ramuan Cirik Barandang dipergunakan seorang pemuda jika cintanya ditolak mentah-mentah oleh gadis pujaannya. Merasa dihina oleh seorang gadis sombong, bahkan bukan sekedar cinta ditolak, tapi si pemuda juga dicaci maki dengan kata-kata sangat menyakitkan hati.
Karena itu kemudian seorang pemuda datang ke rumah dukun yang mahir membuat ramuan Cirik Barandang. Oleh sang dukun diberikan ramuan racikannya agar ditaburkan dalam teh manis, kopi, jus, atau panganan berupa kue yang akan dimakannya.
Celakanya, ramuan pelet ini tidak hanya digunakan oleh para pemuda yang sakit hati karena ditolak cintanya dan dihina oleh si gadis pujaan. Berdasarkan fakta, para laki-laki tua di Ranah Minang, terutama berlangsung di zaman lampau, banyak juga yang meminta bantuan dukun jika akan menambah isteri berusia gadis belia. Mereka menggunakan Cirik Barandang untuk membuat si gadis mabuk kepayang.
Dengan ramuan Cirik Barandang ini, sang gadis yang semula benci dan menolak mentah-mentah lamaran laki-laki gaek alias bandot tua itu, umumnya akan berubah menjadi tergila-gila, mengemis dan minta dinikahi. Celakanya lagi, karena terbius oleh harta si bandot tua, kebanyakan orang tua gadis justeru bekerja sama untuk �mengobati� anak gadisnya agar mau diperisteri, meski bersatatus sebagai isteri kedua, ketiga, atau keempat sekalipun.
Cirik Barandang merupakan sarana pelet yang telah berusia sangat tua, bahkan mungkin sangat langka. Kendati demikian, bukan berarti pemegang ramuan super ampuh ini sepenuhnya punah. Diperkirakan, ada orang-orang tua atau sepuh yang tinggal di pedesaan Minangkabau yang masih menguasai petunjuk pembuatan ramuan pelet ini.
Keampuhan media pelet ini sangat sulit ditandangi. Sayangnya, tak mudah mencari informasi mengenai orang tua yang masih memiliki resep ramuan leluhur yang sangat langka ini.
Tidak diperoleh informasi dari bahan apa sajakah sebenarnya ramuan Cirik Barandang ini dibuat. Namun, diperoleh sedikit petunjuk bahwa salah satu bahannya adalah (maaf) ujung kotoran manusia, dalam hal ini si pembuat Cirik Barandang tersebut.
Semoga, ulasan mengenai Cirik Barandang ini dapat menambah wawasan kita tentang ilmu-ilmu gaib yang bertebaran di sekitar kita. Terutama, hal ini penting diketahui oleh kaum Hawa, agar senantiasa berhati-hati dalam bersikap, terutama ketika mereka berada di suatu tempat atau wilayah yang masih kuat memegang tradisi nenek moyang. Ingat pepatah: "Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung."
|
..........
|