KEKAYAAN flora Indonesia memang sangat luar biasa, dan hal ini diakui oleh dunia. Masyarakat Indonesia, selain menyadari kekayaan ini, juga sangat efektif dalam melakukan eksploatasi. Apa saja yang dianggap bernilai, terutama dari sisi ekonomisnya, akan dimanfaatkan.
Tanaman produksi, tanaman pangan, tanaman hias, tanaman obat dan sebagainya, telah sangat memasyarakat. Bahkan ada beberapa jenis yang boleh dikatakan sudah over-eksploatasi, dikuras secara berlebihan dari alam, sehingga populasinya menyusut dan terancam punah, seperti beberapa jenis anggrek. Memang seharusnya begitu, tapi kita sering abai dalam hal pelestariannya. Dari berbagai kelompok tumbuhan Indonesia yang telah popular dimanfaatkan (umumnyatumbuhan berbiji), maka ada kelompok lain yang tingkat diversikiasinya juga sangat tinggi tetapi masih kurang tersentuh, yaitu kelompok pakis (Pteridophyta), lumut (Bryophyta), dan jamur (Saprophyta). Ada beberapa jenis memang telah dimanfaatkan, tetapi masih sangat terbatas, sementara jenis yang tersedia di alam melimpah dalam jumlah dan keragaman yang luar biasa. Tapi sejauh ini, seperti jamur, selain jenis-jenis yang dianggap beracun dan berbahaya, jugamasih dikesampingkan sebagai potensi plasmanutfah yang penting.
Kalau seseorang terserang penyakit kurap atau panu, jamur menjadi musuh bebuyutan.
Kelompok tumbuhan yang mewakili pakis, moss, fungi dan lichen, memang luar biasa banyak. Di dunia ini, pakis diperkirakan 13.000 jenis, moss/lumut sekitar 15.000 jenis,fungi/jamur diperkirakan 74.000 – 120.000 jenis, dan lichens sendiri sekitar 10.000 jenis. Dari salah satu kelompok tersebut, yaitu jamur, yang walaupun beberapa jenis telah dimanfaatkan namun masih terbatas sebagaitanaman pangan dan obat-obatan, belum secara permanen menjadi fokus penelitian untuk pengembangan non-pangan dan non-medik.
Beberapa yang sudah dibudidayakan, seperti jamur merang, memegang peran penting dalam perekonomian. Kalaupun kontribusinya dianggap kecil, itu karena skala pengusahaannya juga kecil. Padahal jamur jenis lainnya, punya potensi sama besarnya dengan tumbuhan lain, untuk dikembangkandalam memenuhi berbagai kebutuhan, misalnya sebagai ornamental plants , atau garden accessories .
Penyebab utama kurang diperhatikannya tumbuhan jamur ini adalah karena sebagian besar belum diketahuinya secara mendalam mengenai seluk-beluk kehidupannya. Salah satu hambatan yang dihadapi pada kultivasi jamur ialah siklus hidupnya yang pendek, tetapi tentunya melalui berbagai penelitian, antara lain penelitian genetis, bukan tidak mungkin umur jamur dapat diperpanjang. Karakteristik lain yang menjadi ciri jamur, ialah sebagai tumbuhan yang tidak memiliki zat hijau daun (klorofil), sehingga menyulitkan dalam proses pengembangbiakan melalui cara yang umum.Tapi apabila dikaji, sebenarnya ini bukan hal yang sukar untuk diatasi, karena meskipun tidak memiliki klorofil, tidak berarti jamur antimatahari. Beberapa jenis jamur dapat bertahan hidup di bawah sinar matahari, walaupun hanya sampai pada batasan tertentu. Kemudian perkembangbiakannya yang menggunakan spora, membutuhkan perlakuan yang spesifik karena sangat terkait dengan tempat tumbuh dan inang pemicu pertumbuhan.