Kedatangan artis seksi Yulia Rachmawati atau Julia Perez ke Tumbang Manggu, Kalimantan Tengah menuai protes dari tokoh masyarakat setempat. Pasalnya ketika menginjakkan kaki di tanah suku Dayak pedalaman, pelantun Belah Duren itu langsung mendapat gelar kehormatan untuk persahabatan, Nyai Intan Garinda yang berarti Putri Yang Paling Bersinar.
Berapa tokoh masyarakat Dayak mengecam keras atas pemberian gelar tersebut. Menurut mereka, pemberian gelar tersebut tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dengan gelar yang disandang Jupe, menurut tokoh perempuan Dayak, Nila Riwut, justru merendahkan martabat, makna dan tradisi adat istiadat di lingkungan suku Dayak, Kalimantan Tengah.
Seperti dilansir media lokal Harian Umum Tabengan, putri mantan Gubernur Kalteng Tjilik Riwut itu berkomentar, gelar kehormatan yang dikeluarkan Suku Dayak harus melalui serangkaian proses dan penilaian yang ketat. Karena pemberian gelar tersebut mengatasnamakan Dayak, yang berarti mewakili keseluruhan Suku Dayak di Kalimantan Tengah.
"Berbeda kalau gelar kehormatan itu diberikan atas nama komunitas atau kelompok masyarakat, silakan saja. Tapi kalau gelar yang diberikan membawa nama Dayak harus melalui proses dan sangat selektif," kata Nila.
Sementara itu, Jupe usai menjalankan serangkain proses syuting di Tumbang Manggu tidak banyak berkomentar perihal kecaman atas gelar yang diterimanya. Menurutnya, gelar yang diterimanya merupakan tanggung jawab tokoh masyarakat setempat.
"Pada intinya, beliau-beliau (tokoh masyarakat yang memberikan gelar kepada Jupe) yang ada di sini bertanggung jawab dengan judul yang akan dipakai dan dengan gelar yang sudah mereka berikan," tandas Jupe. (kpl/hen/rea/dar)