Pada perdagangan hari ini nilai tukar euro terhadap dollar AS masih berada pada kisaran paling rendah dalam setahun belakangan (8/9). Nilai tukar mata uang dari Eropa tersebut masih terjebak dalam pola melemah meskipun dollar AS saat ini seharusnya sedang berada dalam pergerakan yang melemah terhadap rival-rivalnya akibat melambatnya pertumbuhan NFP di Amerika Serikat.
Penurunan suku bunga acuan yang tidak terduga yang dilakukan ECB pekan lalu masih berdampak ke pasar. Seperti yang kita ketahui pekan lalu ECB menurunkan suku bunga acuannya menjadi 0.05 persen. Suku bunga tersebut merupakan yang paling rendah di dunia, bahkan lebih rendah dari suku bunga di Jepang yang berada di level 0.1 persen.
Kebijakan ECB untuk memangkas suku bunga acuan menjadi konfirmasi bahwa ECB masih akan melakukan kebijakan moneter longgar. Para pelaku pasar memperkirakan ECB akan meningkatkan program stimulus moneternya demi meningkatkan efektivitas kebijakan pemangkasan suku bunga.
Dorongan negatif akibat pemangkasan suku bunga ECB tersebut membuat euro tidak dapat memanfaatkan kondisi dollar yang sedang cenderung turun. Hari ini mata uang euro berada pada posisi 1.2940 dollar AS. Euro mengalami penurunan dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu yang ada di level 1.2952 dollar AS. Di perdagangan Kamis minggu lalu euro telah sempat mengalami pelemahan ke level paling rendah sejak September 2013 di level 1.2920 dollar AS.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memperkirakan bahwa pergerakan nilai tukar euro terhadap dollar AS pada perdagangan hari ini akan cenderung mengalami penurunan lanjutan meskipun masih terbatas. Mata uang euro tersebut berpotensi untuk mengalami pergerakan pada kisaran 1.2900 � 1.2970 dollar.
Quote:
Training Candlestick
|
8th September 2014
Euro Masih Terjebak dalam Pola Melemah, Gagal Manfaatkan Tersangkutnya Dollar AS
