FAQ |
Calendar |
![]() |
#1
|
|||
|
|||
![]() Kondisi: Baru Harga (Rp): 113000 Lokasi: Jawa Barat Tak dapat dipungkiri bahwa polusi udara berdampak pada gangguan kesehatan tubuh. Kurangnya lahan penghijauan di kota-kota besar menjadikan tingkat polusi semakin tinggi. Dampak polusi tidak saja dirasakan oleh orang dewasa, namun janin di dalam kandungan juga akan terkena dampak polusi ketika terlahir nanti. sebuah studi terbaru yang melibatkan 233 wanita hamil (tidak merokok) yang diamati sejak hamil, melahirkan hingga anaknya tumbuh besar. Para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang dilahirkan dari ibu yang terpapar komponen polusi udara (hidrokarbon polisiklik aromatic atau PAH) memiliki resiko 5 kali lebih besar berperilaku ADHD (Attention Deficit Hyperactivity) dibandingkan dengan anak yang dilahirkan dari ibu yang tidak terpapar PAH. Menurut Frederica Perera, DrPH, PhD, seorang profesor dari Environmental Health Sciences at the Mailman School menyatakan bahwa paparan PAH yang tinggi pada kota New York memainkan peran yang tinggi pada anak dengan ADHD. Penemuan ini dianggap memprihatinkan karena pasti akan berhubungan dengan kinerja sekolah, hubungan sosial dan pekerjaan. The Centers for Disease Control (CDC) di Amerika sendiri memperkirakan sekitar 10% anak-anak usia 4-7 tahun memiliki 1 dari 3 tipe ADHD: ADHD inatentif di mana anak susah sekali fokus dan konsentrasi mudah pecah /buyar serta tidak terorganisir, ADHD selain dari gen, ternyata lingkungan juga memainkan peranan penting. PAH merupakan polutan beracun yang dihasilkan berbagai sumber misalnya polusi kendaraan, cerobong asap rumah, pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar berbasis fosil. Peneliti mengukur tingkat paparan PAH ibu menggunakan adduct PAH-DNA dalam darah ibu yang diperoleh pada saat persalinan. Paparan PAH pada masa kanak-kanak diukur dengan metabolit PAH dalam urin pada usia 3 atau 5 tahun. Temuan saat ini mendukung studi CDC sebelumnya yang menghubungkan paparan PAH masa prenatal dengan masalah perilaku dan kognitif, termasuk kaitan dengan keterlambatan perkembangan pada usia 3 tahun, berkurang IQ pada usia 5 tahun dan gejala kecemasan / depresi serta masalah perhatian pada usia 6 dan 7 tahun. Meski demikian mekanisme paparan PAH dalam meningkatkan kemungkinan ADHD masih belum dapat dipahami sepenuhnya. faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap resiko ADHD yaitu akumulasi logam berat, gangguan endokrin, kerusakan DNA, stres oksidatif dan gangguan faktor pertumbuhan plasenta yang mengakibatkan penurunan pertukaran oksigen dan nutrisi. Suplemen SGF dengan kandungan Clorella dan Spirulina cocok dikonsumsi oleh ibu hamil untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang lengkap bagi pertumbuhan janinnya, terlebih lagi dapat membantu untuk mendetoks polutan atau toksin termasuk logam berat salah satu faktor pemicu ADHD. SGF aman untuk ibu hamil, sehat untuk janin. Untuk pemesanan hub 081573758711, 52A557D0, 29DB7338 ![]() |
![]() |
|
|