Jakarta - Panja Mafia Pemilu Komisi II DPR bergerak cepat mengusut dugaan pemalsuan surat putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang sengketa Pemilu di Dapil I Sulsel. Pagi ini Panja akan akan meminta keterangan dari mantan Hakim Konstitusi, Arsyaad Sanusi.
"Iya, pagi ini kita akan minta keterangan dari Arsyad," ujar Wakil Ketua Komisi II yang juga pimpinan Panja, Ganjar Pranowo kepada detikcom, Selasa (28/6/2011).
Panja akan meminta keterangan dari Arsyad terkait dugaan dalam pemalsuan surat di Mahkamah Konstitusi (MK). Putri Arsyad, yakni Neshawati juga direncanakan akan dihadirkan di Panja kali ini.
"Pak Arsyad dan anaknya, ibu Nesyawati kita minta kesediannya datang pukul 09.00 WIB. Dan pada hari Kamis (30/6) kita akan minta keterangan dari MK dan KPU, termasuk didalamnya ibu Andi Nurpati, staf-staf KPU yang diduga terlibat, pengantar surat, dan sopir Andi Nurpati. Lalu panitera pengganti MK, juru panggil Mashuri Hasan dan termasuk Ibu Dewi Yasin Limpo juga," ujar anggota Panja Arif Wibowo.
Sebelumnya Arsyad Sanusi mengaku siap dipanggil Panja terkait kasus pemalsuan surat di MK. Arsyad akan membeberkan keterangan melawan informasi yang disampaikan Sekjen Mahkamah Konstitusi (MK) Janedjri M Gaffar, yang menyebut dirinya terlibat dalam kasus surat palsu di MK.
"Bapak siap buka-bukaan di DPR, kita berharap dihadirkan di sana," kata putri Arsyad, Neshawati saat dikonfirmasi, Selasa (21/6) lalu.
Neshawati merasa, ayahnya dipermalukan Sekjen MK di DPR. Padahal ayahnya bersikap pasif dalam penanganan Dewi Yasin Limpo. Arsyad menolak memegang kasus itu.
"Orang DPR dibohongi secara politik. Bapak difitnah. Kalau bapak diundang, kapan saja siap hadir, semua acara akan dibatalkan untuk ke DPR," tambah Nesha. Saat berbincang melalui telepon, Nesha mengaku ayahnya ada di sebelahnya.
sumber