FAQ |
Calendar |
![]() |
#1
|
|||
|
|||
![]()
Allah bukti atas wujud Allah
Di hadapan kita terbentang medan yang luas untukmembuktikan mukjizat-mukjizat Al-Quran. Misalnya saja pertanyaan berikut: "Darimana datangnya kata 'Allah'?" Salah satu yang merupakan kaidah bahasa adalah bahwa sesuatu diketahui artinya lebih dulu baru kemudian ditetapkan ucapan atau namanya dengan lafadz tertentu. Apabila tidak terdapat makna yg dikandungnya, maka lafadz atau kata-katanya pun tidak akan diperoleh. Semua penemuan dan ciptaan baru yang sebelumnya tidak dikenal adalah sesudah ditemukan dan dikenal. Orang tidak akan memahami suatu pembicaraan, kecuali bila arti dari yg dibicarakan itu berada dalam akal pikirannya. Oleh karena itu lembaga-lembaga bahasa di seluruh dunia setiap saat menambah kata-kata baru yg arti-artinya tidak diketahui sebelumnya. Betapapun akal manusia, dia tidak akan mampu memahami suatu kata apabila artinya tidak diketahuinya. Allah swt Maha Ghaib dari kita dan tidak bisa dilihat oleh siapapun. Akan tetapi kata-kata 'Allah' terdapat pada seluruh bahasa dunia, dan dikenali oleh setiap akal manusia. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Tidak lain karena adanya fitrah keimanan yang bersemayam pada benak hati manusia. Inilah penjelasan mukjizat Al-Quran yang berkenaan dengan fitrah manusia tentang keimanan terhadap Allah swt: "Dan ingatlah ketika Rabb-mu mengeluarkan keturunan-keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya Allah berfirman): 'Bukankah Aku ini Rabb-mu?' Mereka menjawab: 'Betul, (Engkau Rabb kami) kami menjadi saksi". (QS: Al-A'raaf 172) Ayat tersebut menunjukkan bahwa Allah swt secara tegas telah memberi kesaksian tentang diri-Nya bagi kita, oleh karena itu ketika disebut kata-kata 'Allah' kitapun langsung memahaminya, karena sewaktu di alam ghaib dulu sudah pernah memberi kesaksian tentang-Nya. Kesaksian itu tidak hanya diberikan kepada kita segenap umat manusia, tetapi kepada semua makhluk-Nya. Lebih jauh lagi dari itu Allah swt berfirman: "Allah (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia yang patut disembah?" (QS. Maryam 65) Allah swt memberitahukan kita bahwa lafadz 'aljalaalah' atau 'Allah' tidak disebutkan untuk siapapun kecuali untuk dzat-Nya Yang Maha Mulia. Allah swt memberi kita keleluasaan untuk menetapkan masalah yang mampu kita pilih, termasuk ke dalamnya pemilihan nama diri, agar jati dirinya diketahui. Di alam ini terdapat kaum kafir, atheis, setan, manusia, dll; akan tetapi adakah orang atau makhluk lain yang menamakan dirinya 'Allah'? Orang-orang yang mengklaim dirinya sebagai tuhan seperti fir'aun, dll, dan dipuja serta disembah sebagaimana layaknya Tuhan-pun tidak berani menamakan dirinya 'Allah'. Dalam Injil pun, Yesus tidak disebut sebagai 'Allah', tetapi hanya disebut 'tuhan yesus'. Jadi ketuhanan kaum nasrani adalah 'yesus' (manusia), bukan ketuhanan 'Allah'. "Orang-orang yahudi berkata: 'Uzair itu putera Allah" dan orang nasrani berkata: "Al-Masih itu putera Allah". Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling? Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al-Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Mereka berkehendak untuk memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain (malah) menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir tidak menyukai. Dia-lah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai" QS. At-Taubah 30-33) |
![]() |
|
|